Kurangi Impor Tiga Komoditas, Kementan Ajak Petani Milenial Lakukan Inovasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menekankan bahwa aspek kemandirian melalui inovasi dan kolaborasi sangat penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap importasi pangan , dalam hal ini kopi, gula dan kedelai.
“Ke depan, ada tiga konsepsi yang akan kami lakukan yaitu pembudidayaan yang cocok, penerapan pascapanen yang benar dan proses hilirisasi dengan sentuhan mekanisasi modern yang harus masuk pada industri untuk persiapan pasar internasional,” katanya.
Kopi Indonesia lebih unggul ketimbang kopi dari negara produsen lainnya. Kita harus persiapkan lahan, bibit unggul, riset, begitu pula budidaya dan proses lainnya, sehingga kualitas kopi Indonesia makin hebat.
(Baca juga:Guru Besar IPB: Waspadai Ancaman Impor Pangan)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan) Dedi Nursyamsi mendorong masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi kopi, gula merah dan kedelai hasil olahan petani.
“Kopi serta gula semut adalah produk asli Indonesia. Kita sudah lama menjadi pengekspor kopi terbesar di dunia. Sekarang nomor dua setelah Brasil. Artinya, Indonesia surganya para penikmat kopi,” kata Dedi.
Dedi Nursyamsi mengajak petani milenial untuk mulai melirik bisnis kopi pada produk olahan sehingga akan meningkatkan harga. “Saya titip pada kalian untuk terus menggenjot ekspor kopi kita ke mancanegara,” katanya.
(Baca juga:Jaga Ketahanan Pangan, Bulog Halalkan Impor)
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan yang bergerak di pendidikan tinggi vokasi, sangat mendukung pembangunan SDM dengan penguatan terhadap generasi muda atau petani milenial.
Salah satu wujud dukungan tampak pada webinar online Millenial Agriculture Forum (MAF) yang digelar Polbangtan Medan bertajuk 'Menata Pasar Kopi, Gula dan Kedelai menjadi Primadona di Rumah Sendiri', Sabtu (19/3/2022).
Hadir sebagai narasumber antara lain mantan Atase Pertanian Indonesia di Eropa Andriyono Kilat Adhi, Ketua Koperasi Kopling Banjar Mandiri Sumardi, praktisi kopi sekaligus Ketua LSP Kopi Edy Panggabean, K Nababan dari Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Sumatera Utara dan wirausahawan milenial gula semut Rayndra Syahdan Mahmudin.
(Baca juga:Erick Kesal, RI Negara Agraris Tapi Impor Pangan Terus)
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan Idha Widi Arsanti mengharapkan Polbangtan Medan memiliki Jurusan Perkebunan berbasis Smart Farming dengan sarana Teaching Factory untuk mendukung mahasiswanya pada budidaya, pengolahan dan pemasaran kopi.
“Saat ini kita berada pada era 4.0 yang mengharuskan kita menggunakan smart farming untuk efektivitas dan efisiensi pertanian,” katanya.
Kebijakan pengembangan kopi di Indonesia, katanya, di hulu fokus pada perbaikan tanaman melalui peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi dan perluasan perkebunan kopi berbasis kawasan.
Di hilir, dilakukan peningkatan efisiensi dan efektifitas pabrik gula, rayonisasi pabrik gula kemitraan dengan petani, pengembangan industri hilir, pengembangan riset, pengetatan dan tata niaga distribusi gula impor, peningkatan investasi modal asing (PMA) dan dalam negeri (PMDN), serta pembangunan pabrik gula baru.
Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini mengatakan kopi, gula dan kedelai adalah tiga komoditas penting. Kopi bukan hanya tujuan ekspor, saat ini menjadi gaya hidup.
“Kopi tanpa gula rasanya pahit, maka gula itu menjadi komoditi penting sebagai pelengkap dan sumber tenaga bagi manusia. Kementan menargetkan kebutuhan gula konsumsi akan bisa dipenuhi dari dalam negeri pada 2023,” katanya.
(Baca juga:UU Ciptaker Andalkan PP untuk Berantas Pemburu Rente dalam Impor Pangan)
Sebagai strategi mengejar swasembada pangan, kata Yuliana, dilakukan sejak 2020 hingga 2023. Demikian pula kedelai. Beberapa wilayah mengonsumsi produk olahan kedelai menjadi prioritas pelengkap makanan. “Kementan mendorong untuk mengurangi ketergantungan impor dengan melibatkan petani milenial,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Kapusdik Idha WA melakukan sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Polbangtan dan PEPI tahun akademik 2022/2023. Menurutnya, Kementan menyediakan Lima Jalur Pendaftaran. Jalur Tugas Belajar untuk PNS Pertanian di pusat dan daerah.
“Jalur Undangan bagi lulusan SMK-PP/SMK Pertanian, jalur Anak Petani Berprestasi di Kawasan Program Strategis Kementan Prasejahtera dan 3T, Kerja Sama untuk Penggerak/Calon Penggerak Pembangunan Pertanian di daerah,” katanya.
Sementara jalur Umum, kata Kapusdik Idha WA, untuk siswa Lulusan SMK/SMA Sederajat yang Memenuhi Persyaratan Umum dan POSKM untuk Siswa Lulusan SMK/SMA Sederajat yang memiliki prestasi akademik, olahraga, seni, keilmuan, dan minat.
“Ke depan, ada tiga konsepsi yang akan kami lakukan yaitu pembudidayaan yang cocok, penerapan pascapanen yang benar dan proses hilirisasi dengan sentuhan mekanisasi modern yang harus masuk pada industri untuk persiapan pasar internasional,” katanya.
Kopi Indonesia lebih unggul ketimbang kopi dari negara produsen lainnya. Kita harus persiapkan lahan, bibit unggul, riset, begitu pula budidaya dan proses lainnya, sehingga kualitas kopi Indonesia makin hebat.
(Baca juga:Guru Besar IPB: Waspadai Ancaman Impor Pangan)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan) Dedi Nursyamsi mendorong masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi kopi, gula merah dan kedelai hasil olahan petani.
“Kopi serta gula semut adalah produk asli Indonesia. Kita sudah lama menjadi pengekspor kopi terbesar di dunia. Sekarang nomor dua setelah Brasil. Artinya, Indonesia surganya para penikmat kopi,” kata Dedi.
Dedi Nursyamsi mengajak petani milenial untuk mulai melirik bisnis kopi pada produk olahan sehingga akan meningkatkan harga. “Saya titip pada kalian untuk terus menggenjot ekspor kopi kita ke mancanegara,” katanya.
(Baca juga:Jaga Ketahanan Pangan, Bulog Halalkan Impor)
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan yang bergerak di pendidikan tinggi vokasi, sangat mendukung pembangunan SDM dengan penguatan terhadap generasi muda atau petani milenial.
Salah satu wujud dukungan tampak pada webinar online Millenial Agriculture Forum (MAF) yang digelar Polbangtan Medan bertajuk 'Menata Pasar Kopi, Gula dan Kedelai menjadi Primadona di Rumah Sendiri', Sabtu (19/3/2022).
Hadir sebagai narasumber antara lain mantan Atase Pertanian Indonesia di Eropa Andriyono Kilat Adhi, Ketua Koperasi Kopling Banjar Mandiri Sumardi, praktisi kopi sekaligus Ketua LSP Kopi Edy Panggabean, K Nababan dari Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Sumatera Utara dan wirausahawan milenial gula semut Rayndra Syahdan Mahmudin.
(Baca juga:Erick Kesal, RI Negara Agraris Tapi Impor Pangan Terus)
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan Idha Widi Arsanti mengharapkan Polbangtan Medan memiliki Jurusan Perkebunan berbasis Smart Farming dengan sarana Teaching Factory untuk mendukung mahasiswanya pada budidaya, pengolahan dan pemasaran kopi.
“Saat ini kita berada pada era 4.0 yang mengharuskan kita menggunakan smart farming untuk efektivitas dan efisiensi pertanian,” katanya.
Kebijakan pengembangan kopi di Indonesia, katanya, di hulu fokus pada perbaikan tanaman melalui peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi dan perluasan perkebunan kopi berbasis kawasan.
Di hilir, dilakukan peningkatan efisiensi dan efektifitas pabrik gula, rayonisasi pabrik gula kemitraan dengan petani, pengembangan industri hilir, pengembangan riset, pengetatan dan tata niaga distribusi gula impor, peningkatan investasi modal asing (PMA) dan dalam negeri (PMDN), serta pembangunan pabrik gula baru.
Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini mengatakan kopi, gula dan kedelai adalah tiga komoditas penting. Kopi bukan hanya tujuan ekspor, saat ini menjadi gaya hidup.
“Kopi tanpa gula rasanya pahit, maka gula itu menjadi komoditi penting sebagai pelengkap dan sumber tenaga bagi manusia. Kementan menargetkan kebutuhan gula konsumsi akan bisa dipenuhi dari dalam negeri pada 2023,” katanya.
(Baca juga:UU Ciptaker Andalkan PP untuk Berantas Pemburu Rente dalam Impor Pangan)
Sebagai strategi mengejar swasembada pangan, kata Yuliana, dilakukan sejak 2020 hingga 2023. Demikian pula kedelai. Beberapa wilayah mengonsumsi produk olahan kedelai menjadi prioritas pelengkap makanan. “Kementan mendorong untuk mengurangi ketergantungan impor dengan melibatkan petani milenial,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Kapusdik Idha WA melakukan sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Polbangtan dan PEPI tahun akademik 2022/2023. Menurutnya, Kementan menyediakan Lima Jalur Pendaftaran. Jalur Tugas Belajar untuk PNS Pertanian di pusat dan daerah.
“Jalur Undangan bagi lulusan SMK-PP/SMK Pertanian, jalur Anak Petani Berprestasi di Kawasan Program Strategis Kementan Prasejahtera dan 3T, Kerja Sama untuk Penggerak/Calon Penggerak Pembangunan Pertanian di daerah,” katanya.
Sementara jalur Umum, kata Kapusdik Idha WA, untuk siswa Lulusan SMK/SMA Sederajat yang Memenuhi Persyaratan Umum dan POSKM untuk Siswa Lulusan SMK/SMA Sederajat yang memiliki prestasi akademik, olahraga, seni, keilmuan, dan minat.
(dar)