Putin Bakal Datang ke Indonesia, Ini Saran untuk Pemerintah!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai perwakilan dari negara peserta G20 di Indonesia merupakan momentum yang tepat untuk meredakan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira mengakan, jika Putin datang ke Indonesia saat Presidensi G20, maka harus disambut positif.
"Ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mendamaikan kedua belah pihak, antara Eropa dan Amerika sebagai anggota G20," kata Bima saat dihubungi MNC Portal, Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, Presiden Joko Widodo memiliki tugas yang cukup penting untuk meredakan pihak-pihak yang bersitegang tersebut. Presiden perlu menyinggung dampak ekonomi global akibat perang tersebut, di saat perekonomian baru mulai pulih pasca-pandemi.
"Presiden perlu mengingatkan kepada Rusia, bahwa invasi yang dilakukannya membawa instabilitas terhadap perekonomian secara global," sambung Bima.
Negara miskin dan berkembang, termasuk Indonesia, akan menanggung dampak secara ekonomi jika invasi militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut. Salah satu dampaknya, inflasi yang naik.
"Karena ada inflasi yang tinggi, fluktuasi nilai tukar, keluarnya modal asing dari Indonesia, dikhawatirkan juga berdampak pada stabilitas harga kebutuhan pokok di dalam negeri," kata Bima.
Indonesia sebagai salah satu negara yang tidak menjatuhkan sanksi apa pun kepada Rusia memiliki pengaruh untuk berbicara secara langsung kepada negara-negara yang tengah berkonflik.
Pertemuan tersebut diharapkan tidak hanya sebatas membahas kerja sama di bidang ekonomi. Namun hal yang paling penting untuk ditangani terlebih dahulu adalah kedamaian antar-negara dan konflik kemanusiaan.
"Presiden bisa mengingatkan kepada Amerika Serikat maupun Rusia bahwa saat ini fokusnya adalah pemulihan ekonomi. Jadi jangan diganggu terlebih dahulu dengan adanya konflik," pungkas Bhima.
Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira mengakan, jika Putin datang ke Indonesia saat Presidensi G20, maka harus disambut positif.
"Ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mendamaikan kedua belah pihak, antara Eropa dan Amerika sebagai anggota G20," kata Bima saat dihubungi MNC Portal, Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, Presiden Joko Widodo memiliki tugas yang cukup penting untuk meredakan pihak-pihak yang bersitegang tersebut. Presiden perlu menyinggung dampak ekonomi global akibat perang tersebut, di saat perekonomian baru mulai pulih pasca-pandemi.
"Presiden perlu mengingatkan kepada Rusia, bahwa invasi yang dilakukannya membawa instabilitas terhadap perekonomian secara global," sambung Bima.
Negara miskin dan berkembang, termasuk Indonesia, akan menanggung dampak secara ekonomi jika invasi militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut. Salah satu dampaknya, inflasi yang naik.
"Karena ada inflasi yang tinggi, fluktuasi nilai tukar, keluarnya modal asing dari Indonesia, dikhawatirkan juga berdampak pada stabilitas harga kebutuhan pokok di dalam negeri," kata Bima.
Indonesia sebagai salah satu negara yang tidak menjatuhkan sanksi apa pun kepada Rusia memiliki pengaruh untuk berbicara secara langsung kepada negara-negara yang tengah berkonflik.
Pertemuan tersebut diharapkan tidak hanya sebatas membahas kerja sama di bidang ekonomi. Namun hal yang paling penting untuk ditangani terlebih dahulu adalah kedamaian antar-negara dan konflik kemanusiaan.
"Presiden bisa mengingatkan kepada Amerika Serikat maupun Rusia bahwa saat ini fokusnya adalah pemulihan ekonomi. Jadi jangan diganggu terlebih dahulu dengan adanya konflik," pungkas Bhima.
(uka)