Gazprom Rusia Menolak Pembelian Gas dengan Dolar AS, India Diminta Beralih ke Euro

Minggu, 27 Maret 2022 - 07:31 WIB
loading...
Gazprom Rusia Menolak Pembelian Gas dengan Dolar AS, India Diminta Beralih ke Euro
Gazprom telah meminta perusahaan gas alam milik pemerintah India yakni GAIL untuk membayar impor gas dalam euro, bukan dolar Amerika Serikat (USD). Foto/Dok
A A A
NEW DELHI - Gazprom telah meminta perusahaan gas alam milik pemerintah India yakni GAIL untuk membayar impor gas dalam euro, bukan dolar Amerika Serikat (USD) . Dua sumber mengatakan, hal ini sebagai tanda raksasa energi Rusia berusaha untuk menyapih diri dari mata uang AS setelah konflik Ukraina.

Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. GAIL memiliki kesepakatan impor gas jangka panjang dengan Gazprom Marketing & Trading Singapore untuk setiap tahun membeli 2,5 juta ton gas alam cair dan telah menyelesaikan perdagangan dengan Gazprom dalam dolar.



GAIL yang mengimpor dan mendistribusikan gas, juga mengoperasikan jaringan pipa gas terbesar di India. Pekan lalu, Gazprom meminta kepada GAIL agar perusahaan menyelesaikan pembayaran untuk pembelian gas dalam euro, bukan dolar.

Hal ini disampaikan oleh sumber yang dengan perusahaan yang menambahkan perusahaan India yang dikelola negara itu masih menimbang soal permintaan tersebut.

"GAIL tidak melihat ada masalah jika harus menyelesaikan pembayaran dalam euro karena negara-negara Eropa membayar impor mereka dalam euro," kata salah satu sumber.

Seperti dikutip dari Reuters, sumber itu juga menerangkan bahwa sanksi mungkin tidak memukul pembayaran dalam euro karena kontrak GAIL adalah dengan unit Gazprom Singapura. Gazprom dan GAIL sejauh ini belum menangapi permintaan komentar dari Reuters.

Sanksi Barat telah memberikan pukulan yang melumpuhkan bagi ekonomi Rusia, tetapi Uni Eropa yang bergantung pada minyak dan gas Rusia, telah berhenti membatasi impor energi dan terus membayar dalam euro.



Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia, produsen gas terbesar di dunia, akan segera meminta negara-negara "tidak ramah" untuk membayar bahan bakar dalam rubel.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1880 seconds (0.1#10.140)