Digitalisasi Meter Listrik, PLN Siap Luncurkan Aplikasi Mobile Baru

Rabu, 17 Juni 2020 - 17:33 WIB
loading...
Digitalisasi Meter Listrik,...
PLN sedang menyiapkan digitalisasi teknologi perhitungan meter listrik pelanggan. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) sedang menyiapkan digitalisasi teknologi perhitungan meter listrik pelanggan sebagai respon keluhan masyarakat akibat terjadinya lonjakan tagihan listrik. Inovasi teknologi tersebut berupa aplikasi new PLN mobile yang langsung terkoneksi dengan meter listrik pelanggan.

“Dalam waktu dekat kami akan launching aplikasi mobile baru, dimana pelanggan bisa memfoto meter listrik yang langsung terkoneksi dengan aplikasi untuk kemudian kami proses menjadi jumlah tagihan,” ujar Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Rabu (17/6/2020).

Menurut dia, aplikasi mobile tersebut disiapkan agar pelanggan mendapatkan informasi lebih jelas terkait tagihan listrik setiap bulannya. Pasalnya, pelanggan akan mendapatkan informasi rincian secara detil setelah foto meter listrik dikirimkan melalui aplikasi tersebut.

Disamping itu, imbuhnya, pelanggan juga bisa mengetahui secara realtime pemakaian listriknya secara akurat. Selain itu, aplikasi new PLN mobile juga menyediakan fitur pembayaran tagihan listrik hingga tersedia fitur aduan apabila pelanggan ingin melakukan komplain kepada PLN.

“Ini merupakan one stop service dimana pelanggan bisa mengetahui jumlah tagihan sampai pembayaran langsung. Apabila ada komplain bisa menggunakan aplikasi itu misalnya terjadi pemadaman wilayah atau listrik di rumah padam,” kata dia.

Tidak hanya itu, PLN juga terus melakukan pergantian meter listrik berusia di atas 15 tahun. Pihaknya menyebut ada sekitar 15 juta pelanggan rumah tangga yang meter listriknya memang sudah kadaluarsa.

Rinciannya, dari 15 juta meter listrik pelanggan yang sudah tua tersebut ada sekitar 7,7 juta sudah diperbaharui dan sisanya 8,3 juta masih dalam proses.

“Proses pergantian meter listrik memang cukup lama karena prosesnya harus melalui uji tera di Kementerian Perdagangan. Sedangkan laboratorium uji tera masih terbatas,” kata dia.

Zulkifli mengatakan bahwa PLN telah melakukan berbagai upaya untuk meringankan beban akibat lonjakan tagihan listrik. Salah satunya, memberikan skema angsuran bagi pelanggan yang mengalami kenaikan di atas 20% walaupun skema tersebut membebani keuangan PLN. (Baca juga : Perbolehkan Pelanggan Cicil Bayar Listrik Bebani Keuangan PLN )

Dia memastikan kembali bahwa lonjakan tagihan listrik bukan sebab kenaikan tarif listrik ataupun subsidi silang. Pihaknya menegaskan, meningkatnya tagihan listrik karena perubahan mekanisme tagihan dengan penggunaan rata-rata tiga bulan terakhir akibat pandemi Covid-19 sehingga petugas pencatat meter dari bulan April-Mei tidak lagi menyambangi rumah perumah karena wajib mengikuti protokol kesehatan.

“Lonjakan tagihan tesebut akibat perubahan mekanisme tagihan penggunaan rata-rata tagihan tiga bulan terakhir akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR Moreno Suprapto mendesak agar pelayanan PLN diperbaiki. Anggota Fraksi dari Partai Gerindra itu melihat pelayanan PLN sejak tahun lalu merosot.

“Tahun lalu kita dihebohkan dengan pemadaman massal (blackout) dan sekarang terjadi lonjakan tagihan listrik tidak wajar, sehingga pelayanan perlu diperbaiki karena PLN merupakan perusahaan negara yang mendapatkan penyertaan modal dan subsidi agar pelayanan kepada masyarakat terus lebih baik,” kata dia.

Disamping itu, pihaknya mendorong agar PLN tidak hanya menyiapkan aplikasi mobile saja tapi juga harus mengganti meter listrik dari konvensional menjadi smart meter. Sehingga pelayanan PLN harus segera berubah dari konvensional menuju modern.

“Jadi menurut saya ke depan perlu dievaluasi agar seluruh layanan PLN bertranformasi menjadi digital sehingga lebih transparan, praktis dan efisien,” kata dia.

Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esty. Anggota Fraksi Golkar itu juga menyoroti banyaknya masyarakat yang mengalami lonjakan tagihan tarif listrik. Sebab itu, perlu adanya transformasi pelayanan dari analog menjadi smart meter.

“Disamping efisien, smart meter akan memudahkan pelanggan mengecek tagihan listrik secara realtime sehingga tidak perlu petugas pencatat meter listrik tidak perlu repot-repot mengecek satu per satu ke rumah pelanggan,” tandasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0897 seconds (0.1#10.140)