Inflasi Global dan Industri Menjadi Isu Pembahansan Utama di Forum TIIWG G20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inflasi global menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan Trade Invesment and Industry Working Group (TIIWG) G20 2022 yang digelar di Solo, Jawa Tengah. Forum ini sepakat untuk mengatasi tren kenaikan inflasi yang terjadi di berbagai negara di tengah pemulihan ekonomi.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan, terjadinya inflasi global karena kebutuhan suplai meningkat seiring dengan perbaikan permintaan.
"Belum lagi kondisi hubungan supply chain, logistik itu juga menjadi isu, sehingga akhirnya ikut memberikan tekanan terhadap inflasi menjadi lebih tinggi." ujarnya di sela pertemuan pertama TIIWG 2022, Rabu (30/3/2022).
Djatmiko menuturkan bahwa forum yang dari anggota G20 dan organisasi internasional seperti World Bank, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan International Monetary Fund (IMF) sepakat perlunya kolaborasi multilateral untuk mengatasi dinamika yang terjadi saat ini.
"Semua negara mendukung apa yang kita angkat di sini karena itu memang sangat relevan dengan situasi yang kita semua hadapi, seperti situasi di sistem perdagangan multilateral yang sekarang ini juga kita menghadapi tantangan," ujarnya.
Selain itu, forum TIIWG 2022 juga mengangkat isu industri dalam prioritas pembahasan. Isu industri ini merupakan topik pembahasan pertama kalinya dalam sejarah G20.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto menjelaskan pentingnya kesepahaman yang sama antar-negara G20 agar mendorong industri manufaktur memiliki daya tahan.
"Diperlukan satu invertensi teknologi dalam sektor industri agar menekan harga barang, menjaga ketahanan untuk menghadapi kondisi ke depan yang belum pasti," ungkapnya,
Sekedar informasi, dalam pertemuan TIIWG ini akan dibahas tiga dari enam isu utama, yakni peran sistem perdagangan multilateral untuk akselerasi pencapaian sustainable development goals (SDGs), perdagangan digital dan rantai nilai global berkelanjutan (sustainable global value chain/GVCs) yang berkelanjutan, serta industrialisasi inklusif yang berkelanjutan melalui Industri 4.0.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yakni 29-31 Maret di beberapa lokasi seperti di De Tjolomadoe, Hotel Alilal hingga Pura Mangkunegaran Surakarta.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan, terjadinya inflasi global karena kebutuhan suplai meningkat seiring dengan perbaikan permintaan.
"Belum lagi kondisi hubungan supply chain, logistik itu juga menjadi isu, sehingga akhirnya ikut memberikan tekanan terhadap inflasi menjadi lebih tinggi." ujarnya di sela pertemuan pertama TIIWG 2022, Rabu (30/3/2022).
Djatmiko menuturkan bahwa forum yang dari anggota G20 dan organisasi internasional seperti World Bank, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan International Monetary Fund (IMF) sepakat perlunya kolaborasi multilateral untuk mengatasi dinamika yang terjadi saat ini.
"Semua negara mendukung apa yang kita angkat di sini karena itu memang sangat relevan dengan situasi yang kita semua hadapi, seperti situasi di sistem perdagangan multilateral yang sekarang ini juga kita menghadapi tantangan," ujarnya.
Selain itu, forum TIIWG 2022 juga mengangkat isu industri dalam prioritas pembahasan. Isu industri ini merupakan topik pembahasan pertama kalinya dalam sejarah G20.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto menjelaskan pentingnya kesepahaman yang sama antar-negara G20 agar mendorong industri manufaktur memiliki daya tahan.
"Diperlukan satu invertensi teknologi dalam sektor industri agar menekan harga barang, menjaga ketahanan untuk menghadapi kondisi ke depan yang belum pasti," ungkapnya,
Sekedar informasi, dalam pertemuan TIIWG ini akan dibahas tiga dari enam isu utama, yakni peran sistem perdagangan multilateral untuk akselerasi pencapaian sustainable development goals (SDGs), perdagangan digital dan rantai nilai global berkelanjutan (sustainable global value chain/GVCs) yang berkelanjutan, serta industrialisasi inklusif yang berkelanjutan melalui Industri 4.0.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yakni 29-31 Maret di beberapa lokasi seperti di De Tjolomadoe, Hotel Alilal hingga Pura Mangkunegaran Surakarta.
(uka)