Harga Minyak Dunia Turun 2 Persen Lebih, Ada Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia (crude oil) mengalami penurunan cukup signifikan lebih dari 2 dolar per barel pada perdagangan siang ini. Kinerja kurang memuaskan tersebut menambah pelemahan harga minyak selama dua pekan beruntun.
Data Intercontinental Exchange (ICE) Senin (11/4/2022) hingga pukul 12:53 WIB menunjukkan, harga Brent pengiriman Juni 2022 turun 1,97% di USD100,76 per barel, setelah sempat terpuruk lebih dari 2% di sesi pagi. Brent Juli 2022 anjlok 2,03% di USD100,16 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk kontrak Mei 2022 jatuh 2,10% di USD96,20 per barel. Adapun Brent Juni 2022 melemah 1,96% di USD95,81 per barel.
Penurunan harga minyak terjadi menyusul rencana sejumlah konsumen untuk melepaskan cadangan minyak strategis mereka di pasar. Ini dilakukan untuk mengatasi kelangkaan dan menahan lonjakan harga.
Sementara itu, lockdown di China masih menjadi perhatian pasar karena ditakutkan dapat mengancam permintaan.
"Ketakutan saat ini meningkat atas ancaman gelombang Omicron di China yang menyebar ke kota-kota lain. Lockdown akan berdampak negatif pada output industri dan konsumsi domestik," kata analis OANDA, Jeffrey Halley, dilansir Reuters, Senin (11/4/2022).
Lockdown dilakukan di wilayah Shanghai, kota berpenduduk 26 juta orang. Di bawah kebijakan ketat China, yang notabene adalah importir minyak terbesar dunia, penurunan permintaan membuat harga minyak ikut terbebani.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
Data Intercontinental Exchange (ICE) Senin (11/4/2022) hingga pukul 12:53 WIB menunjukkan, harga Brent pengiriman Juni 2022 turun 1,97% di USD100,76 per barel, setelah sempat terpuruk lebih dari 2% di sesi pagi. Brent Juli 2022 anjlok 2,03% di USD100,16 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk kontrak Mei 2022 jatuh 2,10% di USD96,20 per barel. Adapun Brent Juni 2022 melemah 1,96% di USD95,81 per barel.
Penurunan harga minyak terjadi menyusul rencana sejumlah konsumen untuk melepaskan cadangan minyak strategis mereka di pasar. Ini dilakukan untuk mengatasi kelangkaan dan menahan lonjakan harga.
Sementara itu, lockdown di China masih menjadi perhatian pasar karena ditakutkan dapat mengancam permintaan.
"Ketakutan saat ini meningkat atas ancaman gelombang Omicron di China yang menyebar ke kota-kota lain. Lockdown akan berdampak negatif pada output industri dan konsumsi domestik," kata analis OANDA, Jeffrey Halley, dilansir Reuters, Senin (11/4/2022).
Lockdown dilakukan di wilayah Shanghai, kota berpenduduk 26 juta orang. Di bawah kebijakan ketat China, yang notabene adalah importir minyak terbesar dunia, penurunan permintaan membuat harga minyak ikut terbebani.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
(uka)