Kinerja Positif, ABM Investama Tambah Kontrak Pertambangan Jangka Panjang
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT ABM Investama Tbk (ABMM), perusahaan energi terintegrasi nasional, menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, dan sejumlah lima mata agenda RUPST telah disetujui oleh pemegang saham, Kamis (18/6/2020).
Secara umum, ABM mencatatkan performa bisnis yang positif, didukung melalui sinergi anak usahanya yang terintegrasi dari pertambangan hingga perdagangan.
Direktur Utama ABM, Andi Djajanegara, menjelaskan, model bisnis tersebut merupakan strategi kunci perusahaan yang terbukti memberikan kontribusi yang positif sepanjang perjalanan bisnis perusahaan, dan ke depan strategi bisnis Grup ABM akan terus dievaluasi dan dioptimalkan.
ABM sebagai perusahaan induk, terus memacu pertumbuhan yang sehat dari seluruh entitas anak usahanya, seperti menambah kontrak life of mine melalui anak usaha PT Cipta Kridatama (CK), meningkatkan volume produksi batu bara melalui anak usaha PT Reswara Minergi Hartama (Reswara), serta meningkatkan cadangan batu bara dengan menambah konsesi batu bara.
Keseluruhan strategi ini terus dijalankan sebagai upaya untuk mencatatkan kinerja yang positif terlebih akibat dampak tekanan pandemi Covid-19, baik secara nasional dan global yang sangat berpengaruh terhadap industri batu bara. Baca: RUPST Bank Bukopin Tahun Buku 2019 Sahkan 6 Agenda
"ABM memiliki bisnis model dari hulu ke hilir yang semakin efisien, kami akan terus meningkatkan penerapan Mining Value Chain, dengan melaksanakan sinergi antar anak usaha dan fokus ke pengoptimalan produtivitas anak perusahaan, dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi tahun ini," tandasnya.
Pada 15 Juni 2020, CK yang merupakan anak usaha ABM di bidang kontraktor jasa pertambangan, kembali meraih kontrak kerjasama jasa pertambangan dengan durasi seumur tambang (life of mine) dari PT Berkat Murah Rejeki (BMR), yang berlokasi di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Dalam kontrak kerjasamanya, CK akan membantu penambangan untuk pengupasan lapisan tanah (Overburden Removal) dan penyewaan alat berat, dalam mencapai target volume sekitar 12,6 juta bank cubic metre (BCM).
Sebelumnya, awal tahun 2020, CK juga telah mendapatkan kontrak life of mine dari PT Kuansing Inti Makmur senilai Rp7,4 triliun. Sementara pada tahun lalu, CK mengantongi kontrak kerjasama seumur tambang (life of mine) dari PT Multi Harapan Utama senilai USD337 juta, dan PT Binuang Mitra Bersama senilai Rp8 triliun.
Terkait kinerja tahun lalu, ABMM berhasil mempertahankan kinerja positif. Di tengah tren penurunan harga batubara sepanjang 2019, perseroan mampu memperoleh pendapatan sebesar USD592,4 juta, dengan EBITDA USD118,9 juta. Begitupula laba bersih yang berhasil diraih mencapai USD7,6 juta.
Secara umum, ABM mencatatkan performa bisnis yang positif, didukung melalui sinergi anak usahanya yang terintegrasi dari pertambangan hingga perdagangan.
Direktur Utama ABM, Andi Djajanegara, menjelaskan, model bisnis tersebut merupakan strategi kunci perusahaan yang terbukti memberikan kontribusi yang positif sepanjang perjalanan bisnis perusahaan, dan ke depan strategi bisnis Grup ABM akan terus dievaluasi dan dioptimalkan.
ABM sebagai perusahaan induk, terus memacu pertumbuhan yang sehat dari seluruh entitas anak usahanya, seperti menambah kontrak life of mine melalui anak usaha PT Cipta Kridatama (CK), meningkatkan volume produksi batu bara melalui anak usaha PT Reswara Minergi Hartama (Reswara), serta meningkatkan cadangan batu bara dengan menambah konsesi batu bara.
Keseluruhan strategi ini terus dijalankan sebagai upaya untuk mencatatkan kinerja yang positif terlebih akibat dampak tekanan pandemi Covid-19, baik secara nasional dan global yang sangat berpengaruh terhadap industri batu bara. Baca: RUPST Bank Bukopin Tahun Buku 2019 Sahkan 6 Agenda
"ABM memiliki bisnis model dari hulu ke hilir yang semakin efisien, kami akan terus meningkatkan penerapan Mining Value Chain, dengan melaksanakan sinergi antar anak usaha dan fokus ke pengoptimalan produtivitas anak perusahaan, dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi tahun ini," tandasnya.
Pada 15 Juni 2020, CK yang merupakan anak usaha ABM di bidang kontraktor jasa pertambangan, kembali meraih kontrak kerjasama jasa pertambangan dengan durasi seumur tambang (life of mine) dari PT Berkat Murah Rejeki (BMR), yang berlokasi di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Dalam kontrak kerjasamanya, CK akan membantu penambangan untuk pengupasan lapisan tanah (Overburden Removal) dan penyewaan alat berat, dalam mencapai target volume sekitar 12,6 juta bank cubic metre (BCM).
Sebelumnya, awal tahun 2020, CK juga telah mendapatkan kontrak life of mine dari PT Kuansing Inti Makmur senilai Rp7,4 triliun. Sementara pada tahun lalu, CK mengantongi kontrak kerjasama seumur tambang (life of mine) dari PT Multi Harapan Utama senilai USD337 juta, dan PT Binuang Mitra Bersama senilai Rp8 triliun.
Terkait kinerja tahun lalu, ABMM berhasil mempertahankan kinerja positif. Di tengah tren penurunan harga batubara sepanjang 2019, perseroan mampu memperoleh pendapatan sebesar USD592,4 juta, dengan EBITDA USD118,9 juta. Begitupula laba bersih yang berhasil diraih mencapai USD7,6 juta.