Strategi Bahana Tarik Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Kamis, 14 April 2022 - 21:17 WIB
loading...
Strategi Bahana Tarik...
Perubahan komposisi pengelolaan dana di reksa dana bisa menarik investor. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Dua tahun terakhir ini, kondisi perekonomian global dilanda ketidakpastian. Perubahan drastis kerap terjadi tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, mulai dari perang dagang AS-China, pandemi Covid-19, kebijakan tapering The Fed hingga Konflik Rusia-Ukraina.



Kondisi perekonomian dunia yang sangat dinamis dan penuh ketidakpastian ini membuat sebagian besar investor mulai memilih safe haven asset untuk menaruh dana investasi atau malah memilih investasi di produk investasi yang lebih stabil dan aman, misalnya emas.

Melihat perkembangan kondisi dan untuk memenuhi kebutuhan investor berinvestasi di produk investasi yang lebih aman, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) melakukan perubahan strategi terhadap salah satu produk reksa dana unggulan yang dimiliki yaitu Reksa Dana Pendapatan Tetap Makara Prima.

Saat ini, Reksa Dana Pendapatan Tetap Makara Prima menggunakan strategi baru, yaitu Low Risk Underlying, yang memiliki risiko relatif lebih rendah sehingga menurunkan risiko volatilitas dengan berinvestasi pada >50% obligasi pemerintah, dan sisanya pada obligasi korporasi.

“Melihat perkembangan kondisi ekonomi dan tren investasi belakangan ini, kami mengubah fokus strategi portofolio Makara Prima dengan menggunakan strategi baru. Strategi ini tentunya bertujuan untuk memberikan skema investasi yang lebih stabil dan menjaga return yang optimal di tengah dinamika yang terjadi,” kata Danica Adhitama, Direktur Bahana TCW, dikutip Kamis (15/4/2022).



Sebelumnya, Makara Prima adalah sebuah Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan komposisi portofolio saham 0-20%, obligasi 80-100%, pasar uang/kas 0-20%. Produk ini berinvestasi sebagian besar pada obligasi negara dengan strategi utamanya dynamic-play pada durasi obligasi tenor panjang dan memiliki sedikit eksposur pada efek saham.

“Dengan perubahan strategi ini membuat Makara Prima menjadi sebuah produk investasi yang menawarkan kelebihan berupa kestabilan investasi. Produk ini memiliki volatilitas rendah sehingga cocok untuk dibeli saat tren suku bunga meningkat. Selain itu, produk ini memiliki durasi yang relatif rendah sehingga dapat menghasilkan volatilitas yang lebih terkendali dibandingkan dengan indeks acuan obligasi pemerintah,” terang Danica.

Dengan keunggulan yang dimiliki tersebut, reksa dana ini cocok untuk profil nasabah konservatif-moderat. Bahana berharap dengan perubahan strategi Makara Prima ini, pihaknya dapat meningkatkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 15% hingga akhir tahun 2022 dengan target utama investor retail.

“Perubahan strategi portofolio ini telah kami putuskan berdasarkan kajian yang mendalam dari tim analis internal. Sehingga komposisi portofolio yang baru ini merupakan sebuah racikan strategi terbaik berdasarkan kondisi paling terkini. Kami berharap Makara Prima dapat menjadi pilihan bagi investor yang mencari produk investasi dengan stabilitas yang relatif terkendali sekaligus tetap memberikan imbal hasil yang menguntungkan,” tutup Danica.



Saat ini, dana kelolaan (AUM) Bahana TCW sendiri menunjukkan kinerja yang positif. Per Desember 2021, Bahana TCW termasuk 3 Besar dari 92 manajer investasi di Indonesia, dan mengelola Rp50,3 triliun dana kelolaan (AUM). Bahkan Bahana TCW memperoleh predikat “Best Asset & Fund Manager in Indonesia” selama 7 tahun berturut-turut dalam ajang Alpha Southeast Asia Awards mulai 2015 hingga 2021.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profesional dan Begawan...
Profesional dan Begawan Ekonomi Jadi Pengurus, Danantara Diyakini Mampu Tumbuhkan Investasi
Menangkap Peluang di...
Menangkap Peluang di Tengah Meningkatnya Tren Reksa Dana Syariah
Kawasan Ekonomi Khusus...
Kawasan Ekonomi Khusus Industropolis Batang Magnet Baru Investasi Global
Studi IESR: Potensi...
Studi IESR: Potensi Pengembangan EBT Layak Finansial Capai 333 GW
Profil Lengkap 5 Dewan...
Profil Lengkap 5 Dewan Penasihat Danantara, Beserta Riwayat Pendidikan dan Pengalamannya
Susunan Lengkap Pengurus...
Susunan Lengkap Pengurus Danantara, Ada Mantan Presiden hingga Konglomerat
Pengurus Lengkap Danantara...
Pengurus Lengkap Danantara Diumumkan Siang Ini, Ray Dalio dan Tony Blair Jadi Dewas?
Wamen Todotua Tawarkan...
Wamen Todotua Tawarkan Investasi di Sektor Hilirisasi ke 40 Investor Australia
Misbakhun Ajak Pelaku...
Misbakhun Ajak Pelaku Pasar Modal Tetap Optimistis soal Ekonomi RI
Rekomendasi
Wulan Guritno Bekukan...
Wulan Guritno Bekukan Sel Telur demi Punya Anak sebelum Usia 45 Tahun
Arus Mudik Malam Ini,...
Arus Mudik Malam Ini, 40.000 Kendaraan Keluar dari Gerbang Tol Kalikangkung Semarang
Layani Pemudik, Booth...
Layani Pemudik, Booth Pertangina Didirikan di 51 Titik Strategis
Berita Terkini
Bluebird Raup Pendapatan...
Bluebird Raup Pendapatan Rp5,04 Triliun di 2024, Ini Pendorongnya
11 menit yang lalu
Menhub: Puncak Arus...
Menhub: Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 Terjadi Hari Ini dan Besok
54 menit yang lalu
PLN IP Operasikan 371...
PLN IP Operasikan 371 Mesin Pembangkit Penuhi Kebutuhan Listrik Lebaran
1 jam yang lalu
Perubahan Komisaris...
Perubahan Komisaris BNI, Deputi Protokol Istana Diganti Profesional
1 jam yang lalu
Program Mudik Gratis...
Program Mudik Gratis Taspen dan Bank Mantap Antar 160 Pemudik Pulang Kampung
1 jam yang lalu
Tanaman Hias yang Mengubah...
Tanaman Hias yang Mengubah Hidup Sueb di Tajurhalang Bogor
1 jam yang lalu
Infografis
Sepasang Pesawat Pengebom...
Sepasang Pesawat Pengebom Nuklir AS Berkeliaran di Timur Tengah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved