Pembekuan Aset Terbesar Sepanjang Sejarah Inggris: Terkait Abramovich dan 2 Rekan Miliarder

Sabtu, 16 April 2022 - 04:42 WIB
loading...
Pembekuan Aset Terbesar Sepanjang Sejarah Inggris: Terkait Abramovich dan 2 Rekan Miliarder
Roman Abramovich saat bersama dengan Eugene Tenenbaum saat menonton pertandingan Chelsea versus Bolton Wanderes. Foto/Dok
A A A
LONDON - Inggris telah membekukan aset milik dua oligarki Rusia senilai USD13 miliar atau setara Rp185,8 triliun (Kurs Rp14.295 per USD). Tindakan terhadap Eugene Tenenbaum dan David Davidovich, yang merupakan rekan dekat Roman Abramovich menjadi pembekuan aset terbesar dalam sejarah Inggris.

Pembekuan aset terjadi satu hari setelah pihak berwenang di pulau surga pajak lepas pantai Jersey membekukan aset senilai lebih dari USD7 miliar atau Rp100 triliun lebih yang juga diduga terkait dengan Abramovich. Total nilai aset yang dibekukan menjadi USD20 miliar yang jika dirupiahkan mencapai Rp285,9 triliun.



Para pejabat di kepulauan Jersey mengatakan, tindakan terhadap Abramovich dan Tenenbaum serta Davidovich yang dilakukan oleh Inggris merupakan hasil dari koordinasi.

Pulau Channel Jersey telah lama berfungsi sebagai surga pajak perusahaan lepas pantai untuk menjadi tempat rahasia bagi beberapa orang terkaya di dunia dalam menyembunyikan aset mereka melalui perusahaan cangkang.

Pembekuan aset ini diterangkan bertujuan untuk memotong sumber-sumber potensial uang tunai yang bisa digunakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membiayai invasi ke Ukraina.

"Kami memperketat pengawasan pada mesin perang Putin dan menargetkan lingkaran orang-orang terdekat Kremlin," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan pembekuan aset.

"Kami akan terus melakukan sanksi sampai Putin gagal di Ukraina. Tidak ada dan tidak ada yang keluar dari meja," tegasnya.

Untuk diketahui Inggris dan khususnya London telah lama berfungsi sebagai pusat keuangan bagi miliarder Rusia pasca-Soviet, dan beberapa properti di daerah tenggara berfungsi sebagai rumah kedua bagi oligarki Rusia.

Tetapi perang Rusia Ukraina dan respons dunia internasional mengancam keamanan finansial yang pernah diwakili oleh pound Inggris dan aset properti oligarki terkaya dan paling terhubung dengan Rusia.

Sanksi Inggris yang dikenakan pada Abramovich pada bulan Maret memaksanya untuk menjual klub sepak bola London yang terkenal Chelsea. Kesepakatan bernilai miliaran dolar untuk menjual klub dilaporkan hampir selesai, dengan empat penawar masih dalam proses untuk memiliki salah satu tim sepak bola paling sukses di Eropa.

Tidak seperti aset kelas atas seperti Chelsea, perusahaan induk yang sekarang dikendalikan oleh Davidovich dan Tenenbaum mewakili sisi lain dari kerajaan Abramovich, yang sebagian besar tetap tersembunyi.

Sanksi internasional yang diberlakukan sebagai tanggapan terhadap invasi Rusia di Ukraina telah memberi cahaya baru pada labirin perusahaan cangkang di seluruh dunia yang digunakan oligarki Rusia untuk menyamarkan sumber dan kekayaan mereka.

Dalam seminggu terakhir, surga pajak yang relatif kecil seperti Jersey dan Kepulauan Cayman telah mengumumkan pembekuan puluhan miliar dolar aset yang disimpan di bank mereka oleh miliarder Rusia yang masuk dalam daftar sanksi.

Kepulauan Jersey telah lama dikenal sebagai surga pajak perusahaan lepas pantai yang rahasia. Beberapa orang terkaya di dunia menyembunyikan aset mereka di pulau itu menggunakan labirin perusahaan cangkang Bizantium.

Duo miliarder Rusia yakni Tenenbaum dan Davidovich keduanya terlibat dengan satu perusahaan yang terdaftar di Jersey bernama Evrington Investments Limited yang terkait dengan Abramovich, menurut pihak berwenang Inggris.



Catatan perusahaan menunjukkan bahwa pada 24 Februari, pada hari yang sama ketika Rusia menginvasi Ukraina, Abramovich mengalihkan kendali Evrington Investments ke Tenenbaum. Kurang dari sebulan kemudian, Tenenbaum kemudian mengalihkan kendali perusahaan ke Davidovich.

Tapi bukan hanya Tenenbaum yang mengambil alih aset Abramovich tepat pada hari invasi Rusia. Pada 24 Februari, Abramovich juga mengalihkan kendali perusahaan terpisah, Norma Investments ke Davidovich, menurut catatan perusahaan.

Di masa lalu, Abramovich telah menggunakan Norma Investments untuk mendanai start-up energi di seluruh dunia, seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2046 seconds (0.1#10.140)