Naik 13 Persen, Chandra Asri Bukukan Pendapatan USD677 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan kinerja yang cukup baik di kuartal I 2022, meski lingkungan makro terbilang menantang. Per Maret 2022, Chandra Asri mencatatkan pendapatan bersih sebesar USD677,7 juta, naik 13% dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Chandra Asri, Suryandi mengatakan, kinerja TPIA selama kuartal pertama tahun 2022 sebagian besar dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina. Ketegangan geopolitik memicu harga minyak mentah melonjak hingga lebih dari USD100 per barel, 25% lebih tinggi kuartal-ke-kuartal dibanding kuartal IV 2021, dan sekitar 66% lebih tinggi dengan kuartal I 2021.
"Permintaan yang melemah di China karena ke lockdown juga menyebabkan pengetatan spread petrokimia, terutama untuk polyolefins," ujar Suyandi dikutip Kamis (28/4/2022).
Beban pokok pendapatan perusahaan meningkat 45% menjadi USD652,7 juta di kuartal I-2022, dari posisi USD450,8 juta pada kuartal I-2021. Sebagian besar disebabkan harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi, yakni harga Naphtha sebesar USD856/ton, dari posisi rata-rata USD534/ton pada kuartal I-2021.
Lalu kenaikan 66% harga minyak mentah jenis brent selama kuartal I-2022 menjadi USD 101/barel, dibanding harga rata-rata USD61 pada kuartal pertama 2021. Semua goncangan itu, membuat posisi EBITDA perusahaan mengalami penurunan 83,6%, dari posisi USD146,7 juta di kuartal I-2021 menjadi USD24.1 juta pada kuartal I-2022.
Suryandi menegaskan, perusahaan bekerja keras akan mempertahanan neraca keuangan yang kuat, dengan posisi likuiditas sebesar USD2,550 juta, terdiri dari USD1,724 juta (kas dan setara kas), sebesar USD 398 juta (surat berharga), dan sebesar USD428 juta (fasilitas kredit yang sudah dinyatakan komit).
"Fundamental yang kokoh menempatkan Chandra Asri pada posisi yang kuat untuk menavigasi melalui ketidakpastian yang sedang berlangsung dan untuk menangkap peluang yang muncul," jelas dia.
Dalam menjalankan kinerja bisnisnya, Chandra Asri akan terus fokus dalam mewujudkan tiga strategi utama, yaitu pertumbuhan transformasional melalui proyek CAP2. Lalu, keberlanjutan & ESG, dan yang terakhir transformasi digital.
“Kami akan terus mempertahankan disiplin modal dengan kerangka kerja stage-gated untuk proyek CAP 2, seiring dengan progres kami dengan pragmatisme kehati-hatian yang seimbang mengingat volatilitas harga komoditas,” tutur dia.
Sebagai apresiasi perusahaan kepada pemegang saham, manajemen Chandra Asri mengusulkan rasio pembayaran dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun buku 2021 atau setara US$D6 juta.
Direktur Chandra Asri, Suryandi mengatakan, kinerja TPIA selama kuartal pertama tahun 2022 sebagian besar dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina. Ketegangan geopolitik memicu harga minyak mentah melonjak hingga lebih dari USD100 per barel, 25% lebih tinggi kuartal-ke-kuartal dibanding kuartal IV 2021, dan sekitar 66% lebih tinggi dengan kuartal I 2021.
"Permintaan yang melemah di China karena ke lockdown juga menyebabkan pengetatan spread petrokimia, terutama untuk polyolefins," ujar Suyandi dikutip Kamis (28/4/2022).
Beban pokok pendapatan perusahaan meningkat 45% menjadi USD652,7 juta di kuartal I-2022, dari posisi USD450,8 juta pada kuartal I-2021. Sebagian besar disebabkan harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi, yakni harga Naphtha sebesar USD856/ton, dari posisi rata-rata USD534/ton pada kuartal I-2021.
Lalu kenaikan 66% harga minyak mentah jenis brent selama kuartal I-2022 menjadi USD 101/barel, dibanding harga rata-rata USD61 pada kuartal pertama 2021. Semua goncangan itu, membuat posisi EBITDA perusahaan mengalami penurunan 83,6%, dari posisi USD146,7 juta di kuartal I-2021 menjadi USD24.1 juta pada kuartal I-2022.
Suryandi menegaskan, perusahaan bekerja keras akan mempertahanan neraca keuangan yang kuat, dengan posisi likuiditas sebesar USD2,550 juta, terdiri dari USD1,724 juta (kas dan setara kas), sebesar USD 398 juta (surat berharga), dan sebesar USD428 juta (fasilitas kredit yang sudah dinyatakan komit).
"Fundamental yang kokoh menempatkan Chandra Asri pada posisi yang kuat untuk menavigasi melalui ketidakpastian yang sedang berlangsung dan untuk menangkap peluang yang muncul," jelas dia.
Dalam menjalankan kinerja bisnisnya, Chandra Asri akan terus fokus dalam mewujudkan tiga strategi utama, yaitu pertumbuhan transformasional melalui proyek CAP2. Lalu, keberlanjutan & ESG, dan yang terakhir transformasi digital.
“Kami akan terus mempertahankan disiplin modal dengan kerangka kerja stage-gated untuk proyek CAP 2, seiring dengan progres kami dengan pragmatisme kehati-hatian yang seimbang mengingat volatilitas harga komoditas,” tutur dia.
Sebagai apresiasi perusahaan kepada pemegang saham, manajemen Chandra Asri mengusulkan rasio pembayaran dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun buku 2021 atau setara US$D6 juta.
(uka)