Aktivitas Logistik Harus Kembali Normal Saat Adaptasi Kebiasaan Baru

Sabtu, 20 Juni 2020 - 11:08 WIB
loading...
Aktivitas Logistik Harus Kembali Normal Saat Adaptasi Kebiasaan Baru
Memasuki tahapan fase adaptasi kebiasaan baru dimana aktivitas logistik domestik harus kembali normal seperti semula, maka transportasi laut akan tetap berjalan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Memasuki tahapan fase adaptasi kebiasaan baru dimana aktivitas logistik domestik harus kembali normal seperti semula. Maka transportasi laut akan tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala) Wisnu Handoko mengatakan, prinsip pergerakan transportasi laut pada masa Covid-19 antara lain sosial distancing, menerapkan protokol kesehatan dan melancarkan jalur logistik.

"Yang terpenting adalah bagaimana cara memanfaatkan waktu yang sangat berharga dalam masa Covid-19 ini, termasuk di antaranya menjaga kesehatan tubuh dan memastikan pelayanan transportasi laut tetap berjalan hingga ke depan," ujar Wisnu dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (20/6/2020).

( )

Lebih lanjut Ia memaparkan, tentang Bagaimana Bernavigasi di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Mengatur Industri Maritim di Indonesia. Serta tentang regulasi yang telah diterbitkan oleh Kemenhub selama masa pandemi, di antaranya Surat Edaran Nomor SE 12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Laut dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman dari Pandemi Covid-19.

"Setiap penumpang, operator kapal, operator terminal penumpang maupun Syahbandar memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang harus dipenuhi dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini agar tetap aman dari Covid-19," katanya

Dia juga menguraikan tentang kesehatan global dan penanganan krisis saat pandemi Covid-19, termasuk skenario dampak ekonomi akibat krisis di dunia dan juga dampak ekonomi di ASEAN. "Pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 diproyeksi terkontraksi. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukkan masih adanya risiko downside pada proyeksi," tuturnya.

Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi oleh berbagai institusi menunjukan divergensi di tengah tingginya ketidakpastian. "Dampak pandemi juga menyebabkan resesi atau perlambatan ekonomi yang terjadi secara luas termasuk pada mitra dagang Indonesia. Pendemi juga mendorong peningkatan pengangguran di hampir seluruh negara maju serta menekan harga komoditas," tandasnya.

( )

Namun di tengah pandemi, lanjutnya, neraca perdagangan masih mencatatkan surplus yang ditopang pertumbuhan positif ekspor. Meski demikian, penurunan impor menunjukkan adanya tekanan pada aktivitas ekonomi domestik.

"Jika berbicara tentang simpul logistik maritim di tengah covid-19 masih menunjukan optimisme, di mana perdagangan dan logsitik dunia masih terus berjalan di tengah covid-19," ungkap Wisnu.

Pihaknya menegaskan, pelabuhan laut harus tetap dibuka sekalipun ada berbagai pembatasan. Adapun data menunjukkan aktivitas kapal masuk dan keluar pelabuhan Indonesia tetap berjalan selama pandemi. "Peluang ekspor Indonesia masih ada, asal tetap fokus pada produk yang dibutuhkan oleh negara mitra dagang besar dan produk yang berdaya saing tinggi," tegasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1377 seconds (0.1#10.140)