Emas atau Tembaga yang Menjadi Harta Karun Freeport di Papua?

Sabtu, 30 April 2022 - 23:00 WIB
loading...
A A A
Laporan Freeport-McMoRan mengungkap, produksi tembaga Freeport Indonesia pada 2021 mencapai 1,34 miliar pon, dan menjadi produksi tertinggi sejak 2011. Jika jumlah itu dikonversi ke ton, maka tembaga yang dihasilkan sebanyak 670 ribu ton.

Kalau dikonversi kembali ke ons seperti ukuran produksi emas, makanya jumlahnya akan berlipat-lipat. Satu ton sama dengan 32.000 ons.

Selama rentang 2011 hingga 2021 tembaga yang dihasilkan Freeport sebanyak 9,8 miliar pon atau setara 4,9 juta ton. Angka itu sama dengan 156,8 miliar ons.

PT Freeport Indonesia sendiri memiliki cadangan 1,8 miliar ton bijih tembaga dari lima lapangan hunbang di Papua. Jumlah itu belum termasuk tambang bawah tanah di Grasberg yang memiliki cadangan 1,3 miliar ton.

Lalu bagaimana dengan perak? Sebagai sebuah perusahaan yang tidak listing di bursa saham Indonesia, Freeport Indonesia memang minim mengungkap data-data hasil pertambangannya.



Data Freeport Indonesia bisa diakses dari FreeportMcMoran Inc yang listing di bursa New York. Data FreeportMcMoran tahun 2017 terungkap bahwa perak merupakan tambang terbesar kedua setelah tembaga.

Freeport Indonesia di Papua memiliki enam tambang, yaitu DMLZ, Grasberg open pit, DOZ, Big Gossan, Grasberg Block Cave, dan Kucing Liar.

Cadangan yang ada di Grasberg Block Cave tercatat sekitar 963 juta metrik ton dengan tembaga sekitar 1,01% dan kandungan emas 0,72 gram per metrik ton. Perak sendiri tercatat 3,52 gram per metrik ton. Dari sini terlihat bahwa cadangan perak sekitar 33,8 ribu ton.

Tambang DMLZ memliliki cadangan 437 juta metrik ton dengan kandungan perak 4,39 gram per metrik ton. Jumlah cadangan perak sebanyak 1.918 ton.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1299 seconds (0.1#10.140)