PLTM Maiting Hulu-2 Tingkatkan Energi Hijau di Sulawesi Bagian Selatan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sistem kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan semakin hijau dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ( PLTM ) Maiting Hulu-2 yang berkapasitas 2x4 megawatt (MW).
Beroperasinya pembangkit yang terletak di Desa Pengkaroan Manuk, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja tersebut ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Commercial of Date (COD) pada 28 April 2022.
Hal itu dilakukan langsung oleh General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Awaluddin Hafid dan Direktur PT Brantas Prospek Energy, Wahyu Gutomo serta disaksikan oleh Direktur Utama PT Brantas Energy, Firmansyah Ibnu Haryoso sebagai induk perusahaan.
Awaluddin Hafid menjelaskan, setelah sebelumnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS ) Hybrid Selayar dan PLTM Madong 2x5 MW telah beroperasi maka PLTM Maiting Hulu-2 akan semakin meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sistem kelistrikan PLN di Sulawesi Bagian Selatan serta meningkatkan rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan.
"Saat ini persentase EBT dalam sistem kelistrikan PLN di Sulawesi Bagian Selatan adalah 38,8 persen di atas target rata-rata nasional serta rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan adalah 99,78 persen," ungkapnya.
Menurut Awaluddin, PLTM Madong dapat melistriki industri skala menengah serta 8.000 rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere (VA). PLTM itu juga dapat mendukung dunia pariwisata khususnya di Toraja.
"Kami juga menawarkan Renewable Energy Certificate kepada beberapa usaha perhotelan khususnya di Toraja sebagai daya tarik wisatawan dalam merasakan sensasi Green Eco Tourism," papar Awaluddin.
Dia menjelaskan, energi hijau yang dihasilkan oleh PLTM Madong akan dikirim melalui jaringan tegangan menengah (JTM) 20 Kilo Volt (kV) sepanjang 31 kilometer sirkuit (kms) ke titik interkoneksi IPP dan PLN di Gardu Hubung Kalimbuang dan Rantepao untuk kemudian, listrik dialirkan kepada pelanggan di Kabupaten Toraja Utara.
"Ke depannya, berdasarkan panduan RUPTL tahun 2021-2030, PLN UIW Sulselrabar akan membangun 12 PLTS di beberapa pulau yaitu di Provinsi Sulsel, Sultra & Sulbar dengan kapasitas 17,61 MWp. Dengan demikian PLN berkomitmen mendukung transisi ke energi terbarukan dan pembangkit ini juga berperan dalam salah satu pilar G20 tahun 2022. Yaitu pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif dengan sustainable energy transition menjadi isu prioritas," tutup Awaluddin.
PLTM Maiting Hulu-2 merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh produsen listrik (independent power producer atau IPP), yaitu PT Brantas Prospek Energy. Pembangkit ini turut memperkuat sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN UIW Sulselrabar dengan memanfaatkan debit Sungai Maiting.
Direktur Utama PT Brantas Energy, Firmansyah Ibnu Haryoso menyambut baik kerja sama yang dilakukan oleh kedua belah pihak. "Hal ini merupakan sinergi yang baik dan kami turut berbangga karena dapat mengambil andil dalam mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060 di Indonesia," pungkas Firmansyah.
Beroperasinya pembangkit yang terletak di Desa Pengkaroan Manuk, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja tersebut ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Commercial of Date (COD) pada 28 April 2022.
Hal itu dilakukan langsung oleh General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Awaluddin Hafid dan Direktur PT Brantas Prospek Energy, Wahyu Gutomo serta disaksikan oleh Direktur Utama PT Brantas Energy, Firmansyah Ibnu Haryoso sebagai induk perusahaan.
Awaluddin Hafid menjelaskan, setelah sebelumnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS ) Hybrid Selayar dan PLTM Madong 2x5 MW telah beroperasi maka PLTM Maiting Hulu-2 akan semakin meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sistem kelistrikan PLN di Sulawesi Bagian Selatan serta meningkatkan rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan.
"Saat ini persentase EBT dalam sistem kelistrikan PLN di Sulawesi Bagian Selatan adalah 38,8 persen di atas target rata-rata nasional serta rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan adalah 99,78 persen," ungkapnya.
Menurut Awaluddin, PLTM Madong dapat melistriki industri skala menengah serta 8.000 rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere (VA). PLTM itu juga dapat mendukung dunia pariwisata khususnya di Toraja.
"Kami juga menawarkan Renewable Energy Certificate kepada beberapa usaha perhotelan khususnya di Toraja sebagai daya tarik wisatawan dalam merasakan sensasi Green Eco Tourism," papar Awaluddin.
Dia menjelaskan, energi hijau yang dihasilkan oleh PLTM Madong akan dikirim melalui jaringan tegangan menengah (JTM) 20 Kilo Volt (kV) sepanjang 31 kilometer sirkuit (kms) ke titik interkoneksi IPP dan PLN di Gardu Hubung Kalimbuang dan Rantepao untuk kemudian, listrik dialirkan kepada pelanggan di Kabupaten Toraja Utara.
"Ke depannya, berdasarkan panduan RUPTL tahun 2021-2030, PLN UIW Sulselrabar akan membangun 12 PLTS di beberapa pulau yaitu di Provinsi Sulsel, Sultra & Sulbar dengan kapasitas 17,61 MWp. Dengan demikian PLN berkomitmen mendukung transisi ke energi terbarukan dan pembangkit ini juga berperan dalam salah satu pilar G20 tahun 2022. Yaitu pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif dengan sustainable energy transition menjadi isu prioritas," tutup Awaluddin.
PLTM Maiting Hulu-2 merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh produsen listrik (independent power producer atau IPP), yaitu PT Brantas Prospek Energy. Pembangkit ini turut memperkuat sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN UIW Sulselrabar dengan memanfaatkan debit Sungai Maiting.
Direktur Utama PT Brantas Energy, Firmansyah Ibnu Haryoso menyambut baik kerja sama yang dilakukan oleh kedua belah pihak. "Hal ini merupakan sinergi yang baik dan kami turut berbangga karena dapat mengambil andil dalam mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060 di Indonesia," pungkas Firmansyah.
(agn)