Harga Minyak Bergolak Diterpa Dua Isu Hangat Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah mengalami kenaikan hampir 1% pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (4/5/2022), di tengah isu pembatasan pengiriman dari Rusia dan kekhawatiran permintaan dari China.
Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) Rabu (4/5/2022) hingga pukul 09:03 WIB menunjukkan, harga minyak Brent Juli 2022 naik 0,67% di USD105,67 per barel. Sedangkan Brent Agustus 2022 tumbuh 0,60% di USD104,35 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Juni 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,82% di USD103,25 per barel, sementara WTI Juli 2022 menanjak 0,77% di USD101,68 per barel. WTI sempat turun tajam pada sesi kemarin setelah dihantam sentimen lockdown di China yang dikhawatirkan memukul permintaan energi.
Harga dua acuan minyak dunia tersebut masih bergerak fluktuatif sepanjang tahun ini, meskipun harga dalam sebulan terakhir masih meningkat, sejalan dengan kenaikan dolar sebagai respons terhadap pengetatan kebijakan Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat.
The Fed diprediksi bakal tetap bersikap hawkish pada pertemuan pejabat Fed hari ini dengan mempertahankan kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin, dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/5/2022).
Di sisi lain, AS bersama sekutunya Inggris terus mengampanyekan larangan minyak mentah dari Rusia. Ini memberi tekanan bagi Uni Eropa untuk mengikutinya, terutama setelah Moskow menghentikan pasokan gas alam ke Polandia dan Bulgaria.
Uni Eropa diperkirakan bakal mengambil keputusan pada hari ini menurut sebuah sumber pejabat dari Reuters.
Pasar minyak juga menanti hasil pertemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi (OPEC) pada Kamis depan (5/5/2022) ihwal kebijakan produksi. OPEC diperkirakan bakal meratifikasi peningkatan pasokan di tengah ketidakmampuan menutup kekurangan cadangan global akibat krisis geopolitik.
Dari serangkaian terpaan isu, data American Petroleum Institute (API) melaporkan adanya penurunan cadangan minyak mentah dan bahan bakar di AS. Per 29 April 2022, stok minyak mentah di AS turun 3,5 juta barel.
"Laporan API sedikit memberi relaksasi atas kekhawatiran di sisi permintaan, dan mulai mengkhawatirkan sisi supply," kata Analis Price Futures, Phil Flynn.
Kekhawatiran demand datang dari China, ketika lockdown kebijakan Covid-19 yang berkepanjangan menyebabkan harga minyak sempat anjlok beberapa waktu terakhir. Saat ini, Beijing sedang menggodok kebijakan agar lockdown yang diterapkan di Shanghai tidak dialami oleh kota-kota produktif lainnya.
Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) Rabu (4/5/2022) hingga pukul 09:03 WIB menunjukkan, harga minyak Brent Juli 2022 naik 0,67% di USD105,67 per barel. Sedangkan Brent Agustus 2022 tumbuh 0,60% di USD104,35 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Juni 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,82% di USD103,25 per barel, sementara WTI Juli 2022 menanjak 0,77% di USD101,68 per barel. WTI sempat turun tajam pada sesi kemarin setelah dihantam sentimen lockdown di China yang dikhawatirkan memukul permintaan energi.
Harga dua acuan minyak dunia tersebut masih bergerak fluktuatif sepanjang tahun ini, meskipun harga dalam sebulan terakhir masih meningkat, sejalan dengan kenaikan dolar sebagai respons terhadap pengetatan kebijakan Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat.
The Fed diprediksi bakal tetap bersikap hawkish pada pertemuan pejabat Fed hari ini dengan mempertahankan kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin, dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/5/2022).
Di sisi lain, AS bersama sekutunya Inggris terus mengampanyekan larangan minyak mentah dari Rusia. Ini memberi tekanan bagi Uni Eropa untuk mengikutinya, terutama setelah Moskow menghentikan pasokan gas alam ke Polandia dan Bulgaria.
Uni Eropa diperkirakan bakal mengambil keputusan pada hari ini menurut sebuah sumber pejabat dari Reuters.
Pasar minyak juga menanti hasil pertemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi (OPEC) pada Kamis depan (5/5/2022) ihwal kebijakan produksi. OPEC diperkirakan bakal meratifikasi peningkatan pasokan di tengah ketidakmampuan menutup kekurangan cadangan global akibat krisis geopolitik.
Dari serangkaian terpaan isu, data American Petroleum Institute (API) melaporkan adanya penurunan cadangan minyak mentah dan bahan bakar di AS. Per 29 April 2022, stok minyak mentah di AS turun 3,5 juta barel.
"Laporan API sedikit memberi relaksasi atas kekhawatiran di sisi permintaan, dan mulai mengkhawatirkan sisi supply," kata Analis Price Futures, Phil Flynn.
Kekhawatiran demand datang dari China, ketika lockdown kebijakan Covid-19 yang berkepanjangan menyebabkan harga minyak sempat anjlok beberapa waktu terakhir. Saat ini, Beijing sedang menggodok kebijakan agar lockdown yang diterapkan di Shanghai tidak dialami oleh kota-kota produktif lainnya.
(uka)