Dua Jurus BEI Menjaga IHSG Tidak Jatuh Terlalu Dalam

Sabtu, 25 April 2020 - 13:14 WIB
loading...
Dua Jurus BEI Menjaga IHSG Tidak Jatuh Terlalu Dalam
Saat IHSG anjlok, BEI mengeluarkan dua kebijakan langsung sehingga para investor bisa diberikan waktu untuk mencermati perkembangan pasar dan tidak jadi menjual protofolionya secara bersama-sama. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Penyebaran virus corona (Covid-19) yang terus meluas di beberapa negara membuat pasar keuangan seluruh dunia mengalami kejatuhan. Hal ini tidak terkecuali juga terjadi pada pasar modal di Indonesia, dimana Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan trading halt atau penghentian sementara.

Adapun trading halt ini ternyata berdampak positif yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak jatuh terlalu dalam meskipun terdampak virus corona. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi mengatakan, adanya trading halt atau penghentian sementara ini untuk menahan agar harga saham tidak turun jauh.

Saat IHSG anjlok, BEI mengeluarkan dua kebijakan langsung. Pertama adalah penolakan automatis (auto rejection) asimeteris, dan yang kedua adalah pembekuan perdagangan sementara (trading halt) untuk mencegah kepanikan pasar.

"Menyambung pembahasan sebelumnya, terkait autorejection asimetris dan trading halt, penerapan kebijakan ini cukup berhasil menahan harga saham agar tidak turun lebih dalam karena adannya panic selling oleh investor," ujar Inarno di Jakarta.

Menurut Inarno, dengan kebijkan ini para investor bisa diberikan waktu untuk mencermati perkembangan pasar. Sehingga harapannya, para investor ini tak jadi untuk menjual protofolionya bersama-sama.

"Kami lihat cukup berhasil auto reject dan trading halt indeks tidak turun dalam, bahkan setelah trading halt bisa berbalik menjadi naik IHSG-nya," kata Inarno.

Lebih lanjut terang dia tercatat BEI sudah enam kali melakukan trading halt untuk mencegah penurunan lebih dalam dari IHSG. "Trading halt pertama dilakukan pada Kamis 12 Maret pada pukul 15.33 WIB ketika itu IHSG anjlok hingga 5% menjadi 4.895," pungkasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2080 seconds (0.1#10.140)