Tertekan Inflasi AS, Rupiah Hari Ini Melemah di Level Rp14.612

Jum'at, 13 Mei 2022 - 16:43 WIB
loading...
Tertekan Inflasi AS,...
Kurs rupiah terhadap dolar AS hari ini ditutup melemah 14 poin di level Rp14.612. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini ditutup melemah 14 poin di level Rp14.612 di bawah penutupan sebelumnya di angka Rp14.598.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS naik ke level tertinggi baru 20 tahun hari ini karena berlanjutnya kekhawatiran bahwa tindakan bank sentral untuk menurunkan inflasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan ekonomi global serta meningkatkan daya tarik mata uang safe-haven.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal mingguan naik ke level tertinggi dalam tiga bulan, meskipun pasar tenaga kerja tetap menjadi kekuatan ekonomi AS. Di sisi inflasi, indeks harga produsen menunjukkan perlambatan tajam di bulan April ke kenaikan 0,5% dari lonjakan 1,6% bulan sebelumnya. "Investor telah mencoba untuk menilai seberapa agresif jalur kebijakan bank sentral nantinya," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Jumat (13/5/2022).



Ekspektasi sepenuhnya diperhitungkan untuk kenaikan lain setidaknya 50 basis poin pada pertemuan bank sentral bulan Juni. Namun, investor telah condong ke aset safe-haven seperti dolar karena kekhawatiran telah meningkat tentang kemampuan Fed untuk menekan inflasi tanpa menyebabkan resesi serta dampak dari perang di Ukraina dan meningkatnya kasus Covid-19 di China yang melemahkan permintaan.

Kekhawatiran tentang lingkungan stagflasi yang berkepanjangan dari pertumbuhan yang lambat dan harga yang tinggi juga telah mengurangi selera terhadap risiko.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS yang mendengar bahwa Fed dapat menurunkan inflasi tanpa menyebabkan resesi karena pasar kerja dan neraca rumah tangga AS yang kuat, biaya utang yang rendah dan sektor perbankan yang kuat. Ketua Fed Jerome Powell juga dikonfirmasi oleh Senat AS untuk masa jabatan kedua.

Dari sentimen domestik, berdasarkan data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 tetap tinggi sebesar 135,7 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2022 sebesar 139,1 miliar dolar AS.

Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.



Di bulan ini, cadangan devisa tersebut berisiko semakin menurun jika melihat nilai tukar rupiah yang terus tertekan dan capital outflow yang terjadi di pasar obligasi. BI tentunya lebih banyak melakukan intervensi. Ketika cadangan devisa perlu digunakan untuk melakukan intervensi, pasokan devisa justru akan semakin seret di bulan ini. Sebabnya, pemerintah melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan semua produk turunannya.

CPO yang termasuk dalam ekspor HS 15 (lemak dan minyak hewani/nabati) merupakan salah satu penopang neraca perdagangan Indonesia hingga mampu mencetak surplus dalam 23 bulan beruntun. Kontribusinya terhadap total ekspor menjadi yang terbesar kedua setelah HS 27 (bahan bakar mineral) yakni batu bara.

Dalam perdagangan akhir pekan ini, mata uang garuda ditutup melemah. Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.600-Rp14.660.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1821 seconds (0.1#10.140)