Dari Army hingga Beliebers, Fandom Punya Kekuatan Besar untuk Membangun Brand

Jum'at, 20 Mei 2022 - 06:16 WIB
loading...
Dari Army hingga Beliebers,...
Fandom berpengaruh besar terhadap kesuksesan dalam membangun brand. Ilustrasi foto/pexels/moa gallery
A A A
JAKARTA - Istilah fandom belakangan ramai diperbincangkan terutama dikaitkan dengan sekumpulan penggemar yang mengidolakan penyanyi, band, atau artis tertentu. Sebut saja fandom Army penggemar boyband asal Korea Selatan BTS hingga Beliebers penggemar penyanyi Justin Bieber.

Tak sebatas itu, fandom rupanya juga berpengaruh besar terhadap kesuksesan dalam membangun brand. Hal ini diteliti oleh Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) dalam riset terbaru mereka berjudul "Into the Fandom: How tribes of fans will be the next power of society?".

"Fandom memberdayakan penggemar untuk bertindak tidak hanya sebagai penerima (recipient) tetapi juga sebagai produser dan kreator," ujar Institute Director HILL ASEAN Devi Attamimi dalam diskusi media, dikutip Jumat (20/5/2022).



Dijelaskan dalam paparannya, 52,8% orang mengikuti fandom untuk membuat hidup mereka lebih bersemangat. Dengan mengikuti fandom, para penggemar merasakan dirinya lebih berenergi positif dan menikmati kegiatan mereka, mendapatkan banyak pengetahuan baru dan mendapat teman baru dari sesama penggemar.

Sedangkan 51,3%-nya mengikuti fandom untuk menghilangkan rasa stress dari keseharian mereka yang monoton dan melelahkan.

Fandom sangat melekat terhadap individu yang bergabung di dalamnya. Bahkan, menurut riset HILL ASEAN, 87,1% orang yang tergabung dalam fandom mereka hidup mereka berubah menjadi lebih baik. Oleh karena itu, fandom memiliki kekuatan yang sangat besar dalam membawa suatu isu.



Lantas, bagaimana pengaruh fandom terhadap penguatan brand atau merek dalam pemasaran suatu produk? Menurut Regional Strategic Planning Director HILL ASEAN Tomoka Takada, kerjasama antara brand dengan fandom yang dilandaskan kepentingan dan visi yang sama akan memperkuat nilai brand tersebut di kalangan target pasar yang dituju.

"Untuk itu, kita harus menemukan fandom yang benar-benar cocok dan sama-sama membawa visi dan misi brand kita," jelas Tomoka.

Aset-aset milik brand yang digunakan untuk mendukung tujuan fandom akan ikut memberikan keuntungan bagi brand. Brand harus memposisikan diri sebagai mitra dari fandom tersebut. Dengan demikian, fandom tersebut akan lebih aktif dan bisa menyebarkan visi misi mereka lebih masif lagi.



Selain itu, brand juga bisa membuat fandom untuk brand itu sendiri. Misalnya dengan mengajak diskusi terkait pembentukan atau perbaikan brand hingga memupuk komitmen mereka untuk sama-sama menyukseskan tujuan dari brand itu.

"Yang jelas, brand haruslah menjadi solusi dari masalah yang terjadi para sei-katsu-sha (konsumen), menawarkan solusi untuk isu-isu yang belum ada penyelesaiannya kini," terang dia.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1357 seconds (0.1#10.140)