Kinerja BRI Kinclong, Ekonom: Kuncinya di UMKM dan Transformasi Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Performa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) diyakini akan terus melejit dengan kinerja yang positif pada kuartal I-2022. Ekonom memperkirakan bagusnya kinerja perseroan akan terus berlanjut mengingat fondasi bisnis dan pasar yang besar serta tranformasi digital yang sudah tepat di jalurnya.
Ekonom dan Financial Market Specialist LBP Enterprises Internasional Lucky Bayu Purnomo mengatakan, BRI bahkan telah menunjukkan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal.
"Dalam jangka pendek, BRI sudah menunjukkan performa yang baik dan kinerja yang unggul dibanding industri perbankan. Memang, market share BRI di UMKM yang masih memiliki posisi tersendiri dibanding bank lain, dia punya captive market," kata Lucky di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Menurut dia, BRI berada di posisi yang tepat sehingga menunjukkan kinerja yang sangat baik di kuartal I-2022. BRI mencatat laba Rp12,2 triliun di tiga bulan pertama 2022, tumbuh 78,13 persen secara tahunan, pertumbuhan ini tercatat yang tertinggi dibandingkan bank Buku IV lain.
Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen (yoy) menjadi Rp1.650,28 triliun. Kondisi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun.
Lucky mengatakan, UMKM adalah captive market yang paling mampu bertahan dan bangkit sangat cepat di masa pandemi. Dibandingkan korporasi yang sulit bergerak, UMKM lebih tahan banting dan bisa bergerak cepat.
"Jadi BRI ini saya menyebutnya sustainable bank karena berada di segmen konsumer, market share UMKM-nya lebih baik," kata dia.
Menurut Lucky, sebagai BUMN dengan kapitalisasi terbesar, BRI harus terus mendorong digitalisasi untuk mempertahankan kinerja cemerlangnya. BRI harus gencarkan program digital banking yang homogen dengan fokus usaha yakni di segmen UMKM. Transformasi digital yang lebih masif diyakini akan berdampak positif juga pada kinerja emiten di pasar modal.
Menurut Lucky, market cap bank-bank digital yang kini lebih tinggi dengan pamor yang melesat di pasar modal terjadi karena peran digital. Bank digital dipersepsikan dapat bergerak lebih luwes dengan kapitalisasinya sebagai bank kecil. "Maka itu, BRI perlu terus mendorong akselerasi digital agar pergerakannya bisa diatur untuk melaju dengan kecepatan tinggi," ujarnya.
Lebih lanjut, Lucky menilai kinerja keuangan sektor perbankan masih memiliki prospek yang baik dan menarik untuk jangka panjang, kendati saat ini tengah terjadi gejolak ekonomi. Perbankan menurutnya masih berada di posisi netral untuk jangka pendek dan menengah. Meski demikian, sudah ada bank yang punya prospek positif dengan kinerjanya yang signifikan di kuartal I-2022.
Ekonom dan Financial Market Specialist LBP Enterprises Internasional Lucky Bayu Purnomo mengatakan, BRI bahkan telah menunjukkan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal.
"Dalam jangka pendek, BRI sudah menunjukkan performa yang baik dan kinerja yang unggul dibanding industri perbankan. Memang, market share BRI di UMKM yang masih memiliki posisi tersendiri dibanding bank lain, dia punya captive market," kata Lucky di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Menurut dia, BRI berada di posisi yang tepat sehingga menunjukkan kinerja yang sangat baik di kuartal I-2022. BRI mencatat laba Rp12,2 triliun di tiga bulan pertama 2022, tumbuh 78,13 persen secara tahunan, pertumbuhan ini tercatat yang tertinggi dibandingkan bank Buku IV lain.
Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen (yoy) menjadi Rp1.650,28 triliun. Kondisi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun.
Lucky mengatakan, UMKM adalah captive market yang paling mampu bertahan dan bangkit sangat cepat di masa pandemi. Dibandingkan korporasi yang sulit bergerak, UMKM lebih tahan banting dan bisa bergerak cepat.
"Jadi BRI ini saya menyebutnya sustainable bank karena berada di segmen konsumer, market share UMKM-nya lebih baik," kata dia.
Menurut Lucky, sebagai BUMN dengan kapitalisasi terbesar, BRI harus terus mendorong digitalisasi untuk mempertahankan kinerja cemerlangnya. BRI harus gencarkan program digital banking yang homogen dengan fokus usaha yakni di segmen UMKM. Transformasi digital yang lebih masif diyakini akan berdampak positif juga pada kinerja emiten di pasar modal.
Menurut Lucky, market cap bank-bank digital yang kini lebih tinggi dengan pamor yang melesat di pasar modal terjadi karena peran digital. Bank digital dipersepsikan dapat bergerak lebih luwes dengan kapitalisasinya sebagai bank kecil. "Maka itu, BRI perlu terus mendorong akselerasi digital agar pergerakannya bisa diatur untuk melaju dengan kecepatan tinggi," ujarnya.
Lebih lanjut, Lucky menilai kinerja keuangan sektor perbankan masih memiliki prospek yang baik dan menarik untuk jangka panjang, kendati saat ini tengah terjadi gejolak ekonomi. Perbankan menurutnya masih berada di posisi netral untuk jangka pendek dan menengah. Meski demikian, sudah ada bank yang punya prospek positif dengan kinerjanya yang signifikan di kuartal I-2022.