Daftar Raksasa Tambang Asing Penguasa Harta Karun RI, Nomor 5 Keruk Miliaran Ton Emas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kekayaan alam Indonesia di sektor energi yang melimpah ruah membuat banyak raksasa tambang asing berbondong-bondong datang mengeruk keuntungan di Indonesia. Banyak perusahaan asing yang berinvestasi di sejumlah proyek minyak dan gas (migas) serta mineral dan batu bara (minerba) Indonesia.
Ada yang masih menjadi perusahaan asing, ada pula yang kini telah menjadi milik Indonesia setelah beroperasi berpuluh-puluh tahun. Mengutip dari berbagai sumber, berikut deretan perusahaan asing yang menguasai sektor energi di Indonesia.
1. Chevron Pacific Indonesia
Chevron Pacific Indonesia merupakan anak usaha Chevron, perusahaan migas asal Amerika Serikat. Pada tahun 2012, produksi minyak Chevron tercatat mencapai 35% dari total produksi minyak di Indonesia.
Proyek Chevron terhitung cukup banyak di Indonesia, mulai dari pengelolaan Blok Rokan hingga proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), namun Chevron sudah hengkang dari proyek tersebut.
Meski demikian, Chevron nampaknya tengah fokus mengembangkan lini bisnis baru yaitu di sektor energi baru terbarukan. Beberapa waktu lalu, Chevron menggandeng Pertamina dalam kerjasama Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) atau teknologi untuk mengurangi karbon yang dihasilkan pembangkit batu bara.
2. BP
Perusahaan ini merupakan anak dari BP pusat yang ada di London, Inggris. BP saat ini mengelola proyek LNG Tangguh Train III, yang merupakan salah satu proyek strategis nasional di sektor hulu migas yang diteken Presiden Joko Widodo dalam Peraturan Presiden Nomor 109/2020.
Proyek dengan investasi sebesar USD8,9 miliar ini diproyeksikan dapat menghasilkan gas sebanyak 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), serta 3.000 barel minyak per hari.
3. Shell
Shell dikenal sebagai pesaing Pertamina dalam menjual produk Bahan Bakar Umum (BBM). Produk-produknya dibanderol sesuai harga pasar dan SPBU Shell banyak dijumpai di berbagai daerah.
Shell juga diketahui mengelola sejumlah proyek gas, salah satunya proyek raksasa kilang gas alam cair (LNG) Masela di Maluku. Namun, Shell memutuskan mundur dari proyek ini meskipun belum resmi.
4. ExxonMobil
ExxonMobil, perusahaan asal Texas, Amerika Serikat, berinvestasi di Indonesia dengan mengelola blok migas Cepu melalui Exxon Mobil Cepu Limited. Mengutip laman resmi ExxonMobil, perusahaan memegang 45% saham di blok Cepu hingga 2035 mendatang.
ExxonMobil juga mengembangkan proyek Banyu Urip sejak 2001 dengan estimasi produksi puncak mencapai 165 ribu minyak per hari. Pengelolaan proyek ini berada di bawah kontrak pengelolaan blok Cepu.
5. Freeport
Freeport perusahaan asing asal AS yang menguasai tambang emas dan tembaga di Papua, kini memang dimiliki oleh Indonesia dengan besaran saham 51%. Namun sebelumnya, Freeport sempat mengelola tambang di sana selama puluhan tahun.
Ada yang masih menjadi perusahaan asing, ada pula yang kini telah menjadi milik Indonesia setelah beroperasi berpuluh-puluh tahun. Mengutip dari berbagai sumber, berikut deretan perusahaan asing yang menguasai sektor energi di Indonesia.
1. Chevron Pacific Indonesia
Chevron Pacific Indonesia merupakan anak usaha Chevron, perusahaan migas asal Amerika Serikat. Pada tahun 2012, produksi minyak Chevron tercatat mencapai 35% dari total produksi minyak di Indonesia.
Proyek Chevron terhitung cukup banyak di Indonesia, mulai dari pengelolaan Blok Rokan hingga proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), namun Chevron sudah hengkang dari proyek tersebut.
Meski demikian, Chevron nampaknya tengah fokus mengembangkan lini bisnis baru yaitu di sektor energi baru terbarukan. Beberapa waktu lalu, Chevron menggandeng Pertamina dalam kerjasama Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) atau teknologi untuk mengurangi karbon yang dihasilkan pembangkit batu bara.
2. BP
Perusahaan ini merupakan anak dari BP pusat yang ada di London, Inggris. BP saat ini mengelola proyek LNG Tangguh Train III, yang merupakan salah satu proyek strategis nasional di sektor hulu migas yang diteken Presiden Joko Widodo dalam Peraturan Presiden Nomor 109/2020.
Proyek dengan investasi sebesar USD8,9 miliar ini diproyeksikan dapat menghasilkan gas sebanyak 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), serta 3.000 barel minyak per hari.
3. Shell
Shell dikenal sebagai pesaing Pertamina dalam menjual produk Bahan Bakar Umum (BBM). Produk-produknya dibanderol sesuai harga pasar dan SPBU Shell banyak dijumpai di berbagai daerah.
Shell juga diketahui mengelola sejumlah proyek gas, salah satunya proyek raksasa kilang gas alam cair (LNG) Masela di Maluku. Namun, Shell memutuskan mundur dari proyek ini meskipun belum resmi.
4. ExxonMobil
ExxonMobil, perusahaan asal Texas, Amerika Serikat, berinvestasi di Indonesia dengan mengelola blok migas Cepu melalui Exxon Mobil Cepu Limited. Mengutip laman resmi ExxonMobil, perusahaan memegang 45% saham di blok Cepu hingga 2035 mendatang.
ExxonMobil juga mengembangkan proyek Banyu Urip sejak 2001 dengan estimasi produksi puncak mencapai 165 ribu minyak per hari. Pengelolaan proyek ini berada di bawah kontrak pengelolaan blok Cepu.
5. Freeport
Freeport perusahaan asing asal AS yang menguasai tambang emas dan tembaga di Papua, kini memang dimiliki oleh Indonesia dengan besaran saham 51%. Namun sebelumnya, Freeport sempat mengelola tambang di sana selama puluhan tahun.
(nng)