Trading Kontrak Berjangka Kripto, Begini Cara yang Efektif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Trading kontrak berjangka kripto dikenal ampuh untuk melindungi portfolio, khususnya ketika nilai pasar melempem. Di kajian Coinglass terbaru, volume perdagangan di pasar derivatif seperti Bitcoin Futures, lebih tinggi dua kali lipat daripada di pasar spot kripto. Walau ampuh dan likuid, tetap diperlukan cara trading yang efektif.
Kontrak berjangka (futures contract) kripto adalah bagian dari pasar derivatif (turunan) yang perdagangan kontraknya, berdasarkan pergerakan harga kripto di pasar spot.
Di kontrak berjangka , ada fitur adalah leverage untuk memaksimalkan modal para trader untuk perdagangan yang lebih besar, guna memperbesar peluang meraih keuntungan.
Sedangkan di pasar spot, trader harus menunggu kenaikan harga dibandingkan dengan harga pembelian untuk membukukan keuntungan. Jadi, di pasar derivatif, trader memproyeksikan apakah harga kripto tertentu di pasar spot itu naik atau turun.
Berkat leverage (misalnya 50x) untuk mendongkrak nilai modalnya, maka jika harga bergerak sesuai proyeksi, maka trader membukukan keuntungan jauh lebih lebih tinggi daripada perdagangan di pasar spot.
“Perdagangan kontrak berjangka kripto tak hanya memerlukan analisis teknikal yang tepat dan manajemen uang, tetapi perlu menerapkan teori profit-loss ratio (PNL),” kata CEO Bursa Kripto CoinEx, Haipo Yang, Jumat (27/5/2022).
Selain crypto spot market, CoinEx juga memfasilitasi kontrak berjangka kripto. Haipo menjelaskan secara umum soal apa itu PNL untuk aspek win ratio, yakni yang dihitung dengan membagi jumlah kemenangan dengan jumlah total perdagangan kemudian dikalikan dengan 100%.
“Misalnya seorang trader melakukan 10 perdagangan dan mencetak keuntungan dalam 5 perdagangan. Jadi, win ratio-nya adalah 50 persen. Kendati moderat dan kemungkinan menekan kerugian, trader masih mendapat banyak keuntungan,” sebut Haipo.
Haipo menjelaskan, trader terbaik di kontrak berjangka rata-rata menghasilkan keuntungan hanya dengan 40 persen dari perdagangan mereka. Artinya, meskipun penting, tingkat kemenangan yang tinggi sulit dipertahankan di pasar yang sedang bergejolak alias volatil.
Untuk memaksimalkan keuntungan, maka pakailah rumus rasio untung-rugi alias profit-loss ratio (PNL), yakni jumlah rata-rata keuntungan dibagi dengan jumlah rata-rata kerugian. Ini dapat dianalogikan dengan menebak gambar yang muncul pada koin fisik yang dilempar.
Seberapa besarkah rasio peluangnya? Jika koin fisik itu adalah stablecoin 1 USDT misalnya, maka peluangnya adalah mendapatkan 1 USDT jika menang atau kehilangan 1 USDT jika proyeksi Anda keliru. Jadi, PNL-nya adalah 1:1.
Atau pada contoh lain, Anda mendapatkan 3 USDT jika menang atau kehilangan 1 USDT jika sebaliknya. Jadi PNL-nya adalah 3:1.
Jika trader A membuka posisi 10.000 USDT, sedangkan stop loss (SL) berada di 9.000 dan take profit (TP) adalah 11.000, maka PNL-nya adalah 1:11, di mana jumlah keuntungan adalah 7 dan jumlah kekalahan adalah 3 (total perdagangan 10). Di sini tingkat kemenangannya sekitar 70 persen dan keuntungan 4.000 USDT.
“Singkatnya, aturlah kerugian maksimum lewat stop loss (SL) agar kerugian tidak terlalu besar, jikalau pasar berseberangan dengan arah proyeksi Anda,” imbuh Haipo.
Kontrak berjangka (futures contract) kripto adalah bagian dari pasar derivatif (turunan) yang perdagangan kontraknya, berdasarkan pergerakan harga kripto di pasar spot.
Di kontrak berjangka , ada fitur adalah leverage untuk memaksimalkan modal para trader untuk perdagangan yang lebih besar, guna memperbesar peluang meraih keuntungan.
Baca Juga
Sedangkan di pasar spot, trader harus menunggu kenaikan harga dibandingkan dengan harga pembelian untuk membukukan keuntungan. Jadi, di pasar derivatif, trader memproyeksikan apakah harga kripto tertentu di pasar spot itu naik atau turun.
Berkat leverage (misalnya 50x) untuk mendongkrak nilai modalnya, maka jika harga bergerak sesuai proyeksi, maka trader membukukan keuntungan jauh lebih lebih tinggi daripada perdagangan di pasar spot.
“Perdagangan kontrak berjangka kripto tak hanya memerlukan analisis teknikal yang tepat dan manajemen uang, tetapi perlu menerapkan teori profit-loss ratio (PNL),” kata CEO Bursa Kripto CoinEx, Haipo Yang, Jumat (27/5/2022).
Selain crypto spot market, CoinEx juga memfasilitasi kontrak berjangka kripto. Haipo menjelaskan secara umum soal apa itu PNL untuk aspek win ratio, yakni yang dihitung dengan membagi jumlah kemenangan dengan jumlah total perdagangan kemudian dikalikan dengan 100%.
“Misalnya seorang trader melakukan 10 perdagangan dan mencetak keuntungan dalam 5 perdagangan. Jadi, win ratio-nya adalah 50 persen. Kendati moderat dan kemungkinan menekan kerugian, trader masih mendapat banyak keuntungan,” sebut Haipo.
Haipo menjelaskan, trader terbaik di kontrak berjangka rata-rata menghasilkan keuntungan hanya dengan 40 persen dari perdagangan mereka. Artinya, meskipun penting, tingkat kemenangan yang tinggi sulit dipertahankan di pasar yang sedang bergejolak alias volatil.
Untuk memaksimalkan keuntungan, maka pakailah rumus rasio untung-rugi alias profit-loss ratio (PNL), yakni jumlah rata-rata keuntungan dibagi dengan jumlah rata-rata kerugian. Ini dapat dianalogikan dengan menebak gambar yang muncul pada koin fisik yang dilempar.
Baca Juga
Seberapa besarkah rasio peluangnya? Jika koin fisik itu adalah stablecoin 1 USDT misalnya, maka peluangnya adalah mendapatkan 1 USDT jika menang atau kehilangan 1 USDT jika proyeksi Anda keliru. Jadi, PNL-nya adalah 1:1.
Atau pada contoh lain, Anda mendapatkan 3 USDT jika menang atau kehilangan 1 USDT jika sebaliknya. Jadi PNL-nya adalah 3:1.
Jika trader A membuka posisi 10.000 USDT, sedangkan stop loss (SL) berada di 9.000 dan take profit (TP) adalah 11.000, maka PNL-nya adalah 1:11, di mana jumlah keuntungan adalah 7 dan jumlah kekalahan adalah 3 (total perdagangan 10). Di sini tingkat kemenangannya sekitar 70 persen dan keuntungan 4.000 USDT.
“Singkatnya, aturlah kerugian maksimum lewat stop loss (SL) agar kerugian tidak terlalu besar, jikalau pasar berseberangan dengan arah proyeksi Anda,” imbuh Haipo.
(agn)