Ngenes! Ternyata Indonesia Selalu Impor Dua Harta Karun yang Sangat Dibutuhkan

Kamis, 02 Juni 2022 - 16:12 WIB
loading...
Ngenes! Ternyata Indonesia...
Penambangan fospat. Foto/WorldAtlas.com
A A A
JAKARTA - Indonesia disebut-sebut memiliki kekayaan bahan tambang atau harta karun yang berlimpah. Batu bara, emas, tembaga, nikel, dan logam tanah jarang, banyak ditemukan di berbagai belahan wilayah Indonesia.



Tak cuma itu, Indonesia juga terkenal sebagai negara terbesar penghasil barang-barang tambang tadi. Bahkan untuk Nikel, Indonesia tak hanya memiliki cadangan terbanyak di dunia, tetapi juga produsen utama.

Ngenesnya, semua harta karun yang terkandung di perut bumi pertiwi, ternyata tak bisa memenuhi kebutuhan sektor pertanian kita. Sektor yang yang menjadi tulang punggung kehidupan Indonesia di masa mendatang.

Hingga saat ini Indonesia masih mengimpor dua jenis harta karun yang sangat dibutuhkan sektor pertanian. Keduanya adalah fosfat (P) dan kalium klorida (KCL) yang menjadi bahan utama pupuk NPK.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa fosfat dan kalium atau potasium klorida (KCl), merupakan bahan baku yang memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Kedua jenis bahan baku pupuk ini merupakan barang tambang yang terdapat di luar negeri. Rusia merupakan negara pemasok terbesar bahan baku tersebut.



Rock phosphate (batuan fosfat alam) adalah sumber hara phospat yang berasal dari mineral. Rock phosphate ditambang secara alami dan banyak terdapat di berbagai negara. Indonesia juga memiliki RP namun kualitasnya sangat bervariasi dan kurang menguntungkan untuk ditambang sehingga harus diimpor.

Mengutip Puslitbang ESDM, Indonesia sebenarnya memiliki sumber-sumber fosfat dari alam seperti rock phosphate, fosfat alam, dan fosfat guano. Namun kandungan P2O5 pada bahan-bahan tersebut relatif kecil (< 20%). Dengan kadar P2O5 hanya 16 – 20 %, sumber fosfat alam yang ada di Indonesia tidak memenuhi syarat untuk diproses sebagai bahan baku pupuk NPK dengan formula yang diinginkan.

Sementara, untuk kalium klorida (KCL) memang ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia. Tapi belum ada penambangan khusus untuk logam lunak itu. Mau tak, seperti fosfat, kalium klorida untuk pupuk juga harus diimpor.



Kedua harta karun yang harus diimpor itu memiliki harga yang relatif tinggi. Fosfat misalnya, menurut data harga komoditas Bank Dunia (The Pink Sheet), harga phosphate rock pada Februari 2022 mencapai USD172,5 atau sekitar Rp2,5 juta per ton. Sementara harga KCL mencapai USD202 per ton (per May 2021).
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1874 seconds (0.1#10.140)