Waduh! Harga Pangan Diramal Bakal Naik Terus Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi kenaikan harga pangan yang terjadi belakangan ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2022.
Mengutip dari situs resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) hari ini saja, Kamis (2/6/2022), beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan. Seperti cabai rawit hijau naik Rp 2.450/kg atau dibanderol Rp 52.400, cabai rawit merah naik Rp 2.650/kg atau dibanderol Rp 65.100 cabai merah naik Rp 600/kg atau seharga Rp 57.200, tak terkecuali cabai merah keriting naik Rp 1.100/kg dibandingkan harga kemarin menjadi Rp 54.300.
Begitu juga telur ayam ras segar juga naik menjadi Rp 28.000/kg dan bawang merah ukuran sedang naik Rp 150 menjadi Rp 43.050/kg.
"Kenaikan harga pangan ini akan berlanjut hingga akhir tahun. Faktornya bukan hanya karena faktor permintaan yang naik setelah pandemi reda, tapi ada gangguan pasokan yang cukup serius," ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (2/6/2022).
Bhima menilai ada faktor lain selain itu, di antaranya adanya konflik di Ukraina yang secara tidak langsung berdampak ke harga pangan dan pupuk dunia. Kata dia, hal ini membuat produsen seperti India sampai melakukan pembatasan ekspor gula dan gandum ke beberapa negara lainnya termasuk Indonesia.
Selain itu, Ekonom CELIOS itu mengatakan, saat ini pakan ternak mengalami kenaikan karena harga jagung dan gandum meningkat tajam sejak awal tahun. Hal ini yang menjadi salah satu pemicu harga jual daging dan telur mahal.
"Berdasarkan data di pasar spot internasional, harga jagung mengalami kenaikan sebesar 10,8 persen setahun terakhir, dan gandum 57,9 persen di periode yang sama. Bukan hanya Indonesia, di hampir seluruh dunia input pakan ternak alami lonjakan harga," beber Bhima.
Kemudian, lanjut Bhima, di sektor pertanian harga pupuk non subsidi naik tajam. Urea bisa lebih dari 200 persen kenaikan harganya.
"Hal ini jugalah yang menyebabkan biaya produksi naik, sehingga harga cabe ikut mahal. Selain tentunya ada faktor cuaca, dan musim tanam yang berbeda di beberapa daerah penghasil utama," jelas Bhima.
Mengutip dari situs resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) hari ini saja, Kamis (2/6/2022), beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan. Seperti cabai rawit hijau naik Rp 2.450/kg atau dibanderol Rp 52.400, cabai rawit merah naik Rp 2.650/kg atau dibanderol Rp 65.100 cabai merah naik Rp 600/kg atau seharga Rp 57.200, tak terkecuali cabai merah keriting naik Rp 1.100/kg dibandingkan harga kemarin menjadi Rp 54.300.
Begitu juga telur ayam ras segar juga naik menjadi Rp 28.000/kg dan bawang merah ukuran sedang naik Rp 150 menjadi Rp 43.050/kg.
"Kenaikan harga pangan ini akan berlanjut hingga akhir tahun. Faktornya bukan hanya karena faktor permintaan yang naik setelah pandemi reda, tapi ada gangguan pasokan yang cukup serius," ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (2/6/2022).
Bhima menilai ada faktor lain selain itu, di antaranya adanya konflik di Ukraina yang secara tidak langsung berdampak ke harga pangan dan pupuk dunia. Kata dia, hal ini membuat produsen seperti India sampai melakukan pembatasan ekspor gula dan gandum ke beberapa negara lainnya termasuk Indonesia.
Selain itu, Ekonom CELIOS itu mengatakan, saat ini pakan ternak mengalami kenaikan karena harga jagung dan gandum meningkat tajam sejak awal tahun. Hal ini yang menjadi salah satu pemicu harga jual daging dan telur mahal.
"Berdasarkan data di pasar spot internasional, harga jagung mengalami kenaikan sebesar 10,8 persen setahun terakhir, dan gandum 57,9 persen di periode yang sama. Bukan hanya Indonesia, di hampir seluruh dunia input pakan ternak alami lonjakan harga," beber Bhima.
Kemudian, lanjut Bhima, di sektor pertanian harga pupuk non subsidi naik tajam. Urea bisa lebih dari 200 persen kenaikan harganya.
"Hal ini jugalah yang menyebabkan biaya produksi naik, sehingga harga cabe ikut mahal. Selain tentunya ada faktor cuaca, dan musim tanam yang berbeda di beberapa daerah penghasil utama," jelas Bhima.