Beroperasi Oktober 2022, Ini Progres Jalur Kereta Api Pertama di Sulawesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian ( DJKA ) Kementerian Perhubungan menyampaikan laporan pengerjaan jalur kereta api pertama di Pulau Sulawesi segmen 3 (tiga) yang telah mencapai rata-rata di atas 84% untuk jalur di wilayah Kabupaten Maros dan 94% untuk wilayah Kabupaten Pangkep. Kedua kabupaten itu masuk dalam Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Andi Amanna Gappa menyebut, penyelesaian pembangunan jalur kereta api tersebut masih sesuai jadwal dan optimistis dioperasikan pada bulan Oktober 2022.
“Kami telah menyelesaikan pembangunan jalur untuk segmen I sepanjang 16,1 KM, segmen II sepanjang 26,1 KM, dan saat ini sedang dalam penyelesaian segmen III sepanjang 67,1 KM dari Kabupaten Pangkep - Kabupaten Maros,” kata Gappa dalam keterangan resmi, Jumat (3/6/2022).
Gappa mengatakan di samping pembangunan jalur mainline, juga dibangun siding track untuk akses menuju stasiun pelabuhan terpadu di Garongkong sepanjang 4,7 km dan siding track menuju Tonasa sepanjang 9,7 km oleh KPBU.
Pengoperasian jalur kereta api Makassar-Parepare tahap I pada Oktober 2022 nanti akan dibuka untuk angkutan penumpang pada ruas Stasiun Barru hingga Stasiun Marros sepanjang 71 km, dan untuk angkutan barang pada ruas Stasiun Ramang-Ramang hingga Stasiun Garongkong sepanjang 80 km.
Gappa menyebut, dukungan masyarakat dan pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mewujudkan pembangunan, mengingat bahwa proses panjang dalam penyelesaian pengadaan tanah.
“Pembangunan siding track pada proyek ini dimaksudkan untuk menyediakan akses dari pusat-pusat produksi menuju pelabuhan guna mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan setempat. Sebab, kawasan Maros-Barru memiliki potensi ekonomi yang cukup besar,” tambahnya.
Sebagai catatan, Pada Mei 2022 dilaporkan bahwa potensi semen yang dapat diangkut 6.000 - 10.000 ton/bulan dari Tonasa dan hampir 3,5 juta ton/tahun dari Bosowa menuju Pelabuhan Garongkong dengan menggunakan kereta api.
Selain potensi angkutan semen, jalur kereta api ini juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi pariwisata di kawasan Maros-Barru, Gappa berharap saat jalur ini dioperasikan pada Oktober 2022, dapat merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
“Kawasan ini terkenal dengan wisata geopark, pantai, hingga kuliner yang sangat berpotensi menarik wisatawan jika terhubung dengan kereta api,” pungkas Gappa.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Andi Amanna Gappa menyebut, penyelesaian pembangunan jalur kereta api tersebut masih sesuai jadwal dan optimistis dioperasikan pada bulan Oktober 2022.
“Kami telah menyelesaikan pembangunan jalur untuk segmen I sepanjang 16,1 KM, segmen II sepanjang 26,1 KM, dan saat ini sedang dalam penyelesaian segmen III sepanjang 67,1 KM dari Kabupaten Pangkep - Kabupaten Maros,” kata Gappa dalam keterangan resmi, Jumat (3/6/2022).
Gappa mengatakan di samping pembangunan jalur mainline, juga dibangun siding track untuk akses menuju stasiun pelabuhan terpadu di Garongkong sepanjang 4,7 km dan siding track menuju Tonasa sepanjang 9,7 km oleh KPBU.
Pengoperasian jalur kereta api Makassar-Parepare tahap I pada Oktober 2022 nanti akan dibuka untuk angkutan penumpang pada ruas Stasiun Barru hingga Stasiun Marros sepanjang 71 km, dan untuk angkutan barang pada ruas Stasiun Ramang-Ramang hingga Stasiun Garongkong sepanjang 80 km.
Gappa menyebut, dukungan masyarakat dan pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mewujudkan pembangunan, mengingat bahwa proses panjang dalam penyelesaian pengadaan tanah.
“Pembangunan siding track pada proyek ini dimaksudkan untuk menyediakan akses dari pusat-pusat produksi menuju pelabuhan guna mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan setempat. Sebab, kawasan Maros-Barru memiliki potensi ekonomi yang cukup besar,” tambahnya.
Sebagai catatan, Pada Mei 2022 dilaporkan bahwa potensi semen yang dapat diangkut 6.000 - 10.000 ton/bulan dari Tonasa dan hampir 3,5 juta ton/tahun dari Bosowa menuju Pelabuhan Garongkong dengan menggunakan kereta api.
Selain potensi angkutan semen, jalur kereta api ini juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi pariwisata di kawasan Maros-Barru, Gappa berharap saat jalur ini dioperasikan pada Oktober 2022, dapat merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
“Kawasan ini terkenal dengan wisata geopark, pantai, hingga kuliner yang sangat berpotensi menarik wisatawan jika terhubung dengan kereta api,” pungkas Gappa.
(uka)