KFC Ganti Selada dengan Kubis ke Dalam Burger, Australia Dilanda Krisis Pangan

Rabu, 08 Juni 2022 - 01:57 WIB
loading...
KFC Ganti Selada dengan...
Perusahaan raksasa makanan cepat saji, KFC dipaksa memasukkan kubis ke dalam burger dan wraps di Australia karena krisis selada di negara tersebut. Foto/Dok
A A A
PERTH - Perusahaan raksasa makanan cepat saji, KFC dipaksa memasukkan kubis ke dalam burger dan wraps di Australia karena krisis selada di negara tersebut. Perusahaan mengatakan, kepada pelanggan bahwa mereka menggunakan campuran selada dan kubis setelah banjir menghancurkan lahan pertanian.



Kondisi ini terjadi ketika harga untuk beberapa buah dan sayuran segar melonjak di Australia. Bahkan pengguna media sosial telah memposting foto harga selada yang mencapai lebih dari USD7.18, atau tiga kali lipat dari harga biasanya.

Di situs webnya KFC Australia mengatakan: "Karena banjir yang terjadi baru-baru ini di NSW (New South Wales) dan QLD (Queensland), kami saat ini mengalami kekurangan selada. Jadi, kami menggunakan campuran selada dan kubis pada semua produk yang terdapat selada di dalamnya sampai pemberitahuan lebih lanjut."

"Jika itu bukan keinginan Anda, cukup klik 'Sesuaikan' pada produk pilihan Anda dan hapus Selada dari Resep," tambahnya, menandatangani dengan emoji wajah tersenyum.

Ini bukan pertama kalinya pada tahun ini perusahaan ritel makanan cepat saji itu dilanda kekurangan bahan makanan. Pada Bulan Januari, KFC Australia harus memodifikasi menunya karena kurangnya bahan utamanya, ayam.

Saat itu disebabkan oleh kekurangan staf di pemasok ayam terbesar Australia, Ingham's, karena "penyebaran cepat varian Omicron di seluruh negara bagian Australia timur" pada akhir tahun lalu.

Sementara itu, perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia McDonald's menderita kekurangan kentang di beberapa gerainya di Asia, termasuk yang ada di Jepang dan Singapura, karena krisis rantai pasokan global.



Seperti negara-negara di seluruh dunia, Australia telah dilanda masalah rantai pasokan makanan yang disebabkan oleh perang di Ukraina dan pandemi. Produksi pangan Australia sendiri juga telah dipengaruhi oleh peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir besar di pantai timur awal tahun ini.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2106 seconds (0.1#10.140)