Ini 5 Perusahaan Asal Amerika Serikat yang Beroperasi di Indonesia, Nomor 4 Pernah Untung Rp 4,5 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sedikitnya ada lima perusahaan asal Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia. Mulai dari bidang pertambangan hingga kuliner.
Melansir dari laman resmi kemenperin.go.id, Amerika Serikat merupakan negara yang penting bagi Indonesia. Dari 2010 hingga kuartal III 2015, nilai investasi negara itu menduduki ranking ke-3 setelah Singapura dan Jepang.
Baca juga : Khawatir Agresivitas China, Amerika Serikat Dekati Indonesia
Nilai penanaman modal AS tercatat sebesar USD 8,24 miliar. Khusus untuk tahun ini yang terhitung sampai September, pengusaha aliran investasinya mencapai USD 853,7 juta.
Berikut lima perusahaan asal Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia seperti dilansir dari berbagai sumber :
1. Chevron
Chevron memang dikenal telah mengelola sejumlah ladang minyak dan gas melalui PT Chevron Pacific Indonesia. Sebagian besar usaha kegiatan hulu migas dikuasai oleh Chevron. Perusahaan asal Amerika Serikat ini merupakan salah satu kontributor produksi minyak terbesar secara nasional.
Chevron pada 2021 memproduksi minyak dengan rata-rata lebih di 165.000 barrel oil per hari di Blok Rokan.
2. ExxonMobil
Perusahaan asal Texas, Amerika Serikat ini mengambil alih blok milik Royal Dutch Shell di Cepu, Jawa Tengah. Exxon menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) migas dengan pemerintah Indonesia pada 2005 lalu.
Rencananya, lapangan ini diperkirakan dapat memproduksi 165.000 barel minyak per hari. Sementara untuk saat ini Exxon baru bisa memproduksi sekitar 20.000 barel per hari.
Bisnis sektor gas di daerah Nanggroe Aceh Darussalam juga telah dimulai Exxon. Selain gas, Exon juga berperan dalam produksi LNG di kilang gas pertama di Indonesia, tepatnya di Arun, pantai timur Sumatera.
3. KFC
Perusahaan kuliner satu ini memang terkenal membuka cabangnya di berbagai negara yang salah satunya Indonesia. KFC mulai berdiri di Indonesia pada 1978, Perseroan ini mendapat akuisisi dengan pembukaan gerai pertama pada Oktober di Jalan Melawai Jakarta.
Pada 1993, perusahaan asal Amerika Serikat ini terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham mayoritas 80% pada saat ini terdistribusi 43,84% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group dan 35,84% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group. Sementara saham minoritas (20%) terbagi kepada Masyarakat dan Koperasi Karyawan.
Baca juga : KFC pun Ikut Promosikan dan Gandeng Brand Lokal
4. Coca cola
Sama halnya seperti KFC produk minuman bersoda ini tentunya sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia. Coca cola ternyata mendapat untung yang cukup besar dari Indonesia.
Perusahaan ini pernah mencetak laba sebesar USD 459,9 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun. Perusahaan ini memang telah banyak dikenal dunia. Tak heran jika Indonesia menjadi salah satu tempat pencetak uang perusahaan besar ini.
5. Freeport
Perusahaan Amerika Serikat yang satu ini sudah ada di Indonesia sejak 1967 dan bertahan hingga kini. Perusahaan ini juga sempat menjalani proses negosiasi dengan pemerintah Indonesia karena keuntungannya yang terlalu berat sebelah.
Setelah penandatanganan pokok-pokok perjanjian tersebut, kepemilikan saham PT INALUM (Persero) di PTFI menjadi sebesar 51,23 persen dari semula 9,36 persen.
Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika juga mendapatkan bagian saham sebesar 10 persen. Dan kepemilikan saham dipertegas setelah penandatanganan perjanjian Sales and Purchase (SPA).
Melansir dari laman resmi kemenperin.go.id, Amerika Serikat merupakan negara yang penting bagi Indonesia. Dari 2010 hingga kuartal III 2015, nilai investasi negara itu menduduki ranking ke-3 setelah Singapura dan Jepang.
Baca juga : Khawatir Agresivitas China, Amerika Serikat Dekati Indonesia
Nilai penanaman modal AS tercatat sebesar USD 8,24 miliar. Khusus untuk tahun ini yang terhitung sampai September, pengusaha aliran investasinya mencapai USD 853,7 juta.
Berikut lima perusahaan asal Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia seperti dilansir dari berbagai sumber :
1. Chevron
Chevron memang dikenal telah mengelola sejumlah ladang minyak dan gas melalui PT Chevron Pacific Indonesia. Sebagian besar usaha kegiatan hulu migas dikuasai oleh Chevron. Perusahaan asal Amerika Serikat ini merupakan salah satu kontributor produksi minyak terbesar secara nasional.
Chevron pada 2021 memproduksi minyak dengan rata-rata lebih di 165.000 barrel oil per hari di Blok Rokan.
2. ExxonMobil
Perusahaan asal Texas, Amerika Serikat ini mengambil alih blok milik Royal Dutch Shell di Cepu, Jawa Tengah. Exxon menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) migas dengan pemerintah Indonesia pada 2005 lalu.
Rencananya, lapangan ini diperkirakan dapat memproduksi 165.000 barel minyak per hari. Sementara untuk saat ini Exxon baru bisa memproduksi sekitar 20.000 barel per hari.
Bisnis sektor gas di daerah Nanggroe Aceh Darussalam juga telah dimulai Exxon. Selain gas, Exon juga berperan dalam produksi LNG di kilang gas pertama di Indonesia, tepatnya di Arun, pantai timur Sumatera.
3. KFC
Perusahaan kuliner satu ini memang terkenal membuka cabangnya di berbagai negara yang salah satunya Indonesia. KFC mulai berdiri di Indonesia pada 1978, Perseroan ini mendapat akuisisi dengan pembukaan gerai pertama pada Oktober di Jalan Melawai Jakarta.
Pada 1993, perusahaan asal Amerika Serikat ini terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham mayoritas 80% pada saat ini terdistribusi 43,84% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group dan 35,84% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group. Sementara saham minoritas (20%) terbagi kepada Masyarakat dan Koperasi Karyawan.
Baca juga : KFC pun Ikut Promosikan dan Gandeng Brand Lokal
4. Coca cola
Sama halnya seperti KFC produk minuman bersoda ini tentunya sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia. Coca cola ternyata mendapat untung yang cukup besar dari Indonesia.
Perusahaan ini pernah mencetak laba sebesar USD 459,9 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun. Perusahaan ini memang telah banyak dikenal dunia. Tak heran jika Indonesia menjadi salah satu tempat pencetak uang perusahaan besar ini.
5. Freeport
Perusahaan Amerika Serikat yang satu ini sudah ada di Indonesia sejak 1967 dan bertahan hingga kini. Perusahaan ini juga sempat menjalani proses negosiasi dengan pemerintah Indonesia karena keuntungannya yang terlalu berat sebelah.
Setelah penandatanganan pokok-pokok perjanjian tersebut, kepemilikan saham PT INALUM (Persero) di PTFI menjadi sebesar 51,23 persen dari semula 9,36 persen.
Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika juga mendapatkan bagian saham sebesar 10 persen. Dan kepemilikan saham dipertegas setelah penandatanganan perjanjian Sales and Purchase (SPA).
(bim)