Putin: Uni Eropa Rugi Rp5.800 Triliun Akibat Sanksi Anti-Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Jumat (17/6/2022) menyebutkan bahwa sanksi Uni Eropa (UE) terhadap Moskow adalah penyebab utama perlambatan ekonomi di kawasan tersebut.
"Kerugian langsung dari efek sanksi saja bisa melebihi USD400 miliar dalam setahun (sekitar Rp5.800 triliun, pada kurs Rp14.500 per USD)," tegas Putin seperti dilansir Russia Today.
Pemimpin Rusia itu menambahkan, biaya tersebut akan ditanggung oleh warga negara Uni Eropa. Menurut Putin, blok tersebut akan kehilangan daya saing global sebagai akibat dari sanksi selama bertahun-tahun yang akan datang. Putin juga menunjuk pada pelambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh Uni Eropa serta inflasi yang mencapai rekor tertinggi.
Efek negatif sanksi Barat terhadap Rusia juga memicu inflasi dan menyebabkan kerugian ekonomi di seluruh dunia. Hal itu diungkapkan secara terpisah oleh Ketua Asosiasi Eksportir Mesir (EEA) Mohamed Kassem kepada RT, Jumat (17/6/2022).
Berbicara di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, dia mengatakan gangguan perdagangan telah membuat harga minyak dan komoditas lainnya melambung tinggi. "Itu semua terjadi di seluruh dunia, itu menyakiti seluruh dunia, dan Mesir terluka di antara yang lain," kata Kassem.
Gangguan yang disebabkan sanksi kepada Rusia merugikan Mesir sebagai produk sampingan. "Kami adalah importir gandum terbesar di dunia, dan Rusia serta Ukraina adalah sumber utama impor kami. Jadi, gangguan itu menimbulkan sejumlah kesulitan," cetusnya.
Dia pun menekankan bahwa sanksi bukanlah cara untuk menyelesaikan perbedaan. Kassem juga menegaskan bahwa kerja sama secara erat yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko masalah ini.
Mengenai hubungan perdagangan Rusia-Mesir, dia mencatat bahwa ada banyak bidang kerja sama yang dapat diperluas. "Bahkan di tahun yang sulit ini ekspor kami ke Rusia telah meningkat sekitar 57%, yang merupakan indikator bagus bahwa kemungkinan ekspansi sudah ada," katanya.
Selama forum di St. Petersburg, delegasi Rusia dan Mesir membahas zona industri Rusia di kawasan Terusan Suez, yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan timbal balik, dan prospek memungkinkan barang-barang Rusia menembus pasar lain yang dapat diakses Mesir, termasuk Afrika dan Arab.
"Kerugian langsung dari efek sanksi saja bisa melebihi USD400 miliar dalam setahun (sekitar Rp5.800 triliun, pada kurs Rp14.500 per USD)," tegas Putin seperti dilansir Russia Today.
Pemimpin Rusia itu menambahkan, biaya tersebut akan ditanggung oleh warga negara Uni Eropa. Menurut Putin, blok tersebut akan kehilangan daya saing global sebagai akibat dari sanksi selama bertahun-tahun yang akan datang. Putin juga menunjuk pada pelambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh Uni Eropa serta inflasi yang mencapai rekor tertinggi.
Efek negatif sanksi Barat terhadap Rusia juga memicu inflasi dan menyebabkan kerugian ekonomi di seluruh dunia. Hal itu diungkapkan secara terpisah oleh Ketua Asosiasi Eksportir Mesir (EEA) Mohamed Kassem kepada RT, Jumat (17/6/2022).
Berbicara di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, dia mengatakan gangguan perdagangan telah membuat harga minyak dan komoditas lainnya melambung tinggi. "Itu semua terjadi di seluruh dunia, itu menyakiti seluruh dunia, dan Mesir terluka di antara yang lain," kata Kassem.
Gangguan yang disebabkan sanksi kepada Rusia merugikan Mesir sebagai produk sampingan. "Kami adalah importir gandum terbesar di dunia, dan Rusia serta Ukraina adalah sumber utama impor kami. Jadi, gangguan itu menimbulkan sejumlah kesulitan," cetusnya.
Dia pun menekankan bahwa sanksi bukanlah cara untuk menyelesaikan perbedaan. Kassem juga menegaskan bahwa kerja sama secara erat yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko masalah ini.
Mengenai hubungan perdagangan Rusia-Mesir, dia mencatat bahwa ada banyak bidang kerja sama yang dapat diperluas. "Bahkan di tahun yang sulit ini ekspor kami ke Rusia telah meningkat sekitar 57%, yang merupakan indikator bagus bahwa kemungkinan ekspansi sudah ada," katanya.
Selama forum di St. Petersburg, delegasi Rusia dan Mesir membahas zona industri Rusia di kawasan Terusan Suez, yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan timbal balik, dan prospek memungkinkan barang-barang Rusia menembus pasar lain yang dapat diakses Mesir, termasuk Afrika dan Arab.
(fai)