Ramai PHK Massal dan Startup Gagal, HashMicro Justru Tambah Karyawan

Rabu, 22 Juni 2022 - 11:37 WIB
loading...
Ramai PHK Massal dan...
Perusahaan penyedia software ERP, HashMicro sedang melaksanakan proses rekrutmen karyawan dengan cukup masif.
A A A
JAKARTA - Fenomena berbagai startup yang melakukan proses efisiensi melalui PHK (pemutusan hubungan kerja) massal sedang marak terjadi di dunia, tanpa terkecuali di Indonesia. Data dari laporan aggregator layoff.fyi menyatakan jumlah pegawai di dunia yang terkena kebijakan itu PHK mencapai 15.000 orang pada bulan Mei 2022.

Namun, di tengah badai PHK tersebut, perusahaan penyedia software ERP, HashMicro justru sedang melaksanakan proses rekrutmen karyawan dengan cukup masif.

Lusiana, Business Development Director sekaligus salah satu founder HashMicro, menyatakan bahwa fenomena PHK tersebut pada umumnya disebabkan oleh berkurangnya pendanaan pada perusahaan rintisan oleh investor.

(Baca juga:PHK Startup Marak, Gara-gara Strategi Bakar Duit?)

“Memang ada banyak faktor, namun yang kami lihat saat ini, faktor utama munculnya fenomena ini dikarenakan para investor yang mendanai startup tersebut terutama dari berbagai venture capital mulai meminimalisir pendanaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan suku bunga, lonjakan inflasi, serta startup itu sendiri yang belum mencatatkan laba bersih sehingga arus kas menjadi tidak stabil,” ujar Lusiana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/6/2022).

HashMicro sendiri sama sekali tidak terdampak badai PHK tersebut dan justru menguat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan penerapan strategi bisnis yang tepat. “Sedari awal, HashMicro fokus dalam membentuk model bisnis yang scalable tanpa mengorbankan tujuan utama kami, yakni profitability, sehingga kami dapat mengatur keuangan perusahaan secara mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada pendanaan dari investor,” ujar Lusiana.

Selain itu, HashMicro juga menerapkan strategi bisnis lain yakni berfokus pada product-market fit. Lusiana menjelaskan bahwa HashMicro berfokus dalam menghadirkan solusi utama yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan target pasarnya.

(Baca juga:Redam Ledakan PHK, Startup Perlu Inovasi Bisnis yang Tepat)

“Fokus pada pengembangan produk dan solusi tertentu dapat memberikan jaminan lebih bahwa produk kami memang yang paling tepat di pasaran. Hal ini berujung pada kenaikan jumlah klien kami, dan menghasilkan kenaikan laba yang signifikan bagi perusahaan kami,” ucap Lusiana.

Hasil laba yang sudah didapatkan lantas diinvestasikan kembali pada perusahaan sehingga perusahaan rintisan ini dapat terus berkembang dan melayani berbagai segmentasi pasar. “Perkembangan tersebut dapat terlihat pada besarnya perusahaan kami, yang saat ini kami sudah memiliki 500 karyawan dengan target penambahan hingga 700 karyawan di akhir tahun,” tambah Lusiana.

Strategi tersebut tentu berlawanan dengan berbagai startup yang saat ini terdampak PHK, yakni mengandalkan pendanaan dari investor dan melakukan praktik “bakar uang” demi mendapatkan pangsa pasar seluas-luasnya.

Banyak startup yang berfokus pada tractions, jumlah pelanggan atau pengguna, serta GMV (gross merchandise volume) atau jumlah barang dagangan yang terjual, namun tidak memperhatikan profitability. Akibatnya, terlalu banyak pendanaan yang diinvestasikan untuk peningkatan tractions serta memunculkan beragam produk baru yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar. “Padahal, ini belum tentu memastikan adanya peningkatan terhadap pendapatan,” ujar Lusiana.

(Baca juga:Terjadi Gelombang PHK, Ada Apa dengan Perusahaan Startup?)
.
Walaupun berhasil mendapatkan pangsa pasar yang masif serta pertumbuhan yang pesat, hal tersebut tidak menjamin berbagai startup untuk mencatatkan laba bersih. Apabila pendanaan dari investor menipis, begitu pula arus kas perusahaan, yang mengakibatkan maraknya proses efisiensi bisnis melalui PHK.

Lebih baik fokus pada tractions dan profit dari 1 atau 2 produk terlebih dahulu yang sudah sesuai dengan kebutuhan pasar. Setelah sudah berhasil, baru mulai investasi ke produk-produk lain untuk meningkatkan tractions.

“Fokus terhadap profitabilitas harus tetap berjalan, seiring dengan fokus-fokus lain seperti market share, jumlah users dan tractions,” kata Lusiana.

Lusiana menyatakan bahwa pemilihan strategi yang tepat tersebut yang mengakibatkan performa baik dari HashMicro secara finansial dan tetap dapat melakukan perekrutan di tengah badai PHK ini.

“Kami di HashMicro sudah memilih strategi yang tepat, diikuti dengan manajemen operasional bisnis yang baik dan fokus penuh pada pengembangan solusi yang dibutuhkan pasar, sehingga dalam kondisi badai PHK seperti ini, HashMicro justru semakin aktif melakukan proses perekrutan karyawan. Bagi yang tertarik mendaftar silahkan kunjungi laman karir kami di jobportal.hashmicro.com,” ujar Lusiana.

Lusiana berharap ke depannya badai PHK ini dapat berakhir. “Kami tentu berharap, kondisi ini dapat segera berakhir, dan muncul solusi yang menguntungkan bagi semua pihak, demi kembali majunya berbagai industri di Indonesia,” katanya.

HashMicro adalah perusahaan penyedia solusi ERP yang berdiri sejak tahun 2015 di Singapura dan didirikan oleh dua orang Indonesia. Fokus utama pelayanannya adalah penyediaan software ERP berbasis cloud yang mengotomatiskan proses end-to-end operasi bisnis, demi peningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan.

Saat ini HashMicro telah digunakan di beberapa negara di Asia Pasifik dengan tim R&D internal yang selalu mengedepan inovasi dan kemudahan penggunaan. HashMicro telah melayani 500+ perusahaan di lebih dari 15 industri dengan 40+ solusi terintegrasi.
(dar)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1292 seconds (0.1#10.140)