Memacu Sektor IKM Gula Palma Implementasikan Industri 4.0
loading...
A
A
A
Gula palma merupakan salah satu komoditas unggulan yang dihasilkan oleh IKM dalam negeri. Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia, diikuti Filipina dan Kamboja. Selain pasar ekspor, pasar dalam negeri juga dinilai sama-sama menjanjikan.
Lebih lanjut, gula palma yang berbahan dasar gula kelapa atau gula aren merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekspor tinggi dan terus meningkat, yakni pada 2017 ekspor gula palma mencapai 25 ribu ton dengan nilai USD42,6 juta dan pada 2018 ekspor gula palma meningkat menjadi 35 ribu ton dengan nilai USD52,5 juta
“Diharapkan upaya ini dapat meningkatkan efisiensi dan traceability dalam proses bisnis gula palma, dapat meningkatkan daya saing gula palma Indonesia di pasar global, yang berarti juga meningkatkan pendapatan devisa negara, membuka lapangan kerja dan meningkatkan kemandirian masyarakat,” tutur Gati.
Menurutnya, pemanfataan teknologi industri 4.0 menjadi lompatan besar bagi sektor industri, di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga diseluruh rantai nilai industri sehingga melahirkan model bisnis yang baru dengan basis digital guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik.
Dirjen IKMA berharap, sektor manufaktur nasional termasuk IKM semakin siap menuju perubahan dalam menghadapi transformasi industri 4.0 yang mengintegrasikan semua lini produksi secara digital. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu dari lima sektor manufaktur yang menjadi fokus untuk penerapan awal industri 4.0. IKM di sektor tersebut didorong untuk mengadopsi teknologi di sepanjang rantai nilai untuk meningkatkan hasil produksi dan pangsa pasar mereka.
Lebih lanjut, gula palma yang berbahan dasar gula kelapa atau gula aren merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekspor tinggi dan terus meningkat, yakni pada 2017 ekspor gula palma mencapai 25 ribu ton dengan nilai USD42,6 juta dan pada 2018 ekspor gula palma meningkat menjadi 35 ribu ton dengan nilai USD52,5 juta
“Diharapkan upaya ini dapat meningkatkan efisiensi dan traceability dalam proses bisnis gula palma, dapat meningkatkan daya saing gula palma Indonesia di pasar global, yang berarti juga meningkatkan pendapatan devisa negara, membuka lapangan kerja dan meningkatkan kemandirian masyarakat,” tutur Gati.
Menurutnya, pemanfataan teknologi industri 4.0 menjadi lompatan besar bagi sektor industri, di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga diseluruh rantai nilai industri sehingga melahirkan model bisnis yang baru dengan basis digital guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik.
Dirjen IKMA berharap, sektor manufaktur nasional termasuk IKM semakin siap menuju perubahan dalam menghadapi transformasi industri 4.0 yang mengintegrasikan semua lini produksi secara digital. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu dari lima sektor manufaktur yang menjadi fokus untuk penerapan awal industri 4.0. IKM di sektor tersebut didorong untuk mengadopsi teknologi di sepanjang rantai nilai untuk meningkatkan hasil produksi dan pangsa pasar mereka.
(akr)