Wall Street Dibuka Menguat Jelang Kesaksian Gubernur Fed di Kongres AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga indeks utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Kamis (23/6/2022). Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,29% di 30.570,33, S&P 500 (SPX) dibuka lebih tinggi sebesar 0,39% di 3.774,71, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) menguat 0,77% di 11.137,68.
Kenaikan hari ini terjadi menjelang pertemuan Gubernur Federal Reserve atau The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pernyataan seputuar kebijakan Fed yang akan diambil untuk menjinakkan inflasi.
Analis menilai kekhawatiran terjadinya resesi masih menjadi katalis utama pergerakan saham di AS. "Perlambatan ekonomi akan datang," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets, dilansir Reuters, Kamis (23/6/2022).
Sebelumnya Powell menggarisbawahi komiten bank sentral untuk memangkas inflasi dengan segala cara dan menyatakan bahwa resesi bisa saja terjadi.
Pernyataan bos Fed dalam kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat AS pada Rabu (22/6) itu dinilai akan semakin meningkatkan permintaan dolar. "Jika kita melihat data, saya pikir kemungkinan terburuknya adalah resesi ringan," tutup Spencer.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Kenaikan hari ini terjadi menjelang pertemuan Gubernur Federal Reserve atau The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pernyataan seputuar kebijakan Fed yang akan diambil untuk menjinakkan inflasi.
Analis menilai kekhawatiran terjadinya resesi masih menjadi katalis utama pergerakan saham di AS. "Perlambatan ekonomi akan datang," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets, dilansir Reuters, Kamis (23/6/2022).
Sebelumnya Powell menggarisbawahi komiten bank sentral untuk memangkas inflasi dengan segala cara dan menyatakan bahwa resesi bisa saja terjadi.
Pernyataan bos Fed dalam kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat AS pada Rabu (22/6) itu dinilai akan semakin meningkatkan permintaan dolar. "Jika kita melihat data, saya pikir kemungkinan terburuknya adalah resesi ringan," tutup Spencer.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(ind)