Mentan SYL Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Jatim ke 17 Negara
loading...
A
A
A
SIDOARJO - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melepas ekspor 9 komoditas pertanian seberat 2.190 ton asal Provinsi Jawa Timur ke 17 negara. Menunjukkan tren komoditas pertanian tetap meningkat di semester I tahun 2020 ini.
Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian mencatat kenaikan ekspor pertanian sejak Januari hingga pertengahan Juni 2020, yang mencapai 998,1 ribu ton. Angka ini lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 812,3 ribu ton.
"Kita buktikan lagi yang tidak terganggu oleh pandemi Covid-19, yang ekspornya juga tetap jalan adalah pertanian," kata SYL saat memberikan arahan pelepasan ekspor secara simbolis di kantor Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Sidoarjo, Kamis (25/6/2020).
SYL mengapresiasi kinerja seluruh pihak yang tetap berproduksi di masa pandemi. Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur hingga esok hari, Mentan menyoroti komoditas baru asal Jatim, daun talas dan konjac atau tepung porang.
Komoditas baru ini dipastikan sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan ekspor masing-masing 121,8 ton konjac senilai Rp3,3 miliar ke Thailand dan 5,6 ton daun talas senilai Rp55,5 juta ke pasar Australia.
"Ini membuktikan bahwa kita mampu, kita bisa dan kita harus bangkit. Kami akan mendukung penuh apa yang bisa kita lakukan bersama," ucap Mentan.
Selain konjac dan daun talas, ragam komoditas pertanian lainnya adalah kopi, tepung kakao, sarang burung walet, dan pakan ayam. Adapun 17 negara tujuan ekspor antara lain Thailand, Australia, Amerika Serikat, Pakistan, Yunani, Finlandia, Liberia, dan Mesir.
Menurut Mentan, ekspor pertanian itu bagi pemerintah adalah sebuah kebanggaan negara, namun bagi masyarakat adalah sebuah berkah, berkah bagi petani dan pelaku agribisnis serta masyarakat sekitar yang hidup dari sektor itu.
SYL menambahkan, semua negara membutuhkan tanaman daerah tropis sehingga saat ini komoditas pertanian masih bisa diekspor karena komoditas seperti sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya sangat dibutuhkan.
"Kita masih bisa ekspor ke berbagai negara itu berarti komoditas kita dibutuhkan, baik sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya," tambahnya.
Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian mencatat kenaikan ekspor pertanian sejak Januari hingga pertengahan Juni 2020, yang mencapai 998,1 ribu ton. Angka ini lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 812,3 ribu ton.
"Kita buktikan lagi yang tidak terganggu oleh pandemi Covid-19, yang ekspornya juga tetap jalan adalah pertanian," kata SYL saat memberikan arahan pelepasan ekspor secara simbolis di kantor Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Sidoarjo, Kamis (25/6/2020).
SYL mengapresiasi kinerja seluruh pihak yang tetap berproduksi di masa pandemi. Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur hingga esok hari, Mentan menyoroti komoditas baru asal Jatim, daun talas dan konjac atau tepung porang.
Komoditas baru ini dipastikan sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan ekspor masing-masing 121,8 ton konjac senilai Rp3,3 miliar ke Thailand dan 5,6 ton daun talas senilai Rp55,5 juta ke pasar Australia.
"Ini membuktikan bahwa kita mampu, kita bisa dan kita harus bangkit. Kami akan mendukung penuh apa yang bisa kita lakukan bersama," ucap Mentan.
Selain konjac dan daun talas, ragam komoditas pertanian lainnya adalah kopi, tepung kakao, sarang burung walet, dan pakan ayam. Adapun 17 negara tujuan ekspor antara lain Thailand, Australia, Amerika Serikat, Pakistan, Yunani, Finlandia, Liberia, dan Mesir.
Menurut Mentan, ekspor pertanian itu bagi pemerintah adalah sebuah kebanggaan negara, namun bagi masyarakat adalah sebuah berkah, berkah bagi petani dan pelaku agribisnis serta masyarakat sekitar yang hidup dari sektor itu.
SYL menambahkan, semua negara membutuhkan tanaman daerah tropis sehingga saat ini komoditas pertanian masih bisa diekspor karena komoditas seperti sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya sangat dibutuhkan.
"Kita masih bisa ekspor ke berbagai negara itu berarti komoditas kita dibutuhkan, baik sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya," tambahnya.