Startup Dorong Generasi Milenial Jadi Eksportir Minyak Sawit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekspor sawit saat ini bisa diandalkan oleh generasi muda atau milenial dengan kemajuan teknologi. Melalui startup, generasi muda dapat merambah pasar global untuk mengekspor ekspor minyak sawit dan turunannya.
"Dulu, ekspor memang hanya bisa dijajaki oleh perusahaan besar. Tapi dengan digital, teman-teman [start-up] bisa punya peluang yang sama untuk mengakses pasar global," ujar Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi, dalam gelar wicara Generasi Sawit bertajuk Sawit Komoditas Ekspor Strategis & Peluang Startup dalam Ekspor Sawit dan Turunannya di kutip, Senin (4/7/2022).
Tofan menjelaskan, sektor sawit memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu pertimbangannya adalah permintaan pasar global yang besar terhadap komoditas sawit.
Tofan kemudian menyarankan agar para pelaku perusahaan rintisan untuk menyasar akses pasar kecil, yakni negara-negara yang membutuhkan pasokan produk sawit namun belum terjangkau oleh swasta dan pemerintah.
"Cari peluang-peluang yang mikro atau individual, itu belum tergarap. Kalau perusahaan besar tidak bisa masuk ke situ, mestinya teman-teman skala UMKM bisa masuk," kata Tofan.
Seperti diketahui, sawit merupakan sumber devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2021, data GAPKI mencatat, komoditas sawit mampu menyumbangkan devisa ekspor senilai USD35 miliar atau lebih dari Rp500 triliun.
Selain itu, bahwa potensi ekspor minyak sawit tidak hanya terbuka untuk produk utama komoditas tersebut yang berupa minyak, tetapi sangat luas dalam bentuk produk turunannya. Bahkan menariknya, limbah kering yang berupa tandan kosong kelapa sawit dan cangkang atau bungkil sawit serta limbah cair kelapa sawit memiliki nilai guna dan ekonomis yang sangat tinggi.
CEO & Founder ekspor.id Choirul Amin mengatakan bahwa sawit bukan merupakan komoditi yang rumit untuk diekspor. Beberapa hal umum yang perlu dipersiapkan di antaranya hanya COA, kemudian masuk ke laboratorium untuk pengecekan produk, lalu mengajukan dan memenuhi persyaratan ekspor ke Kementerian Perdagangan.
“Sangat possible bagi teman-teman yang ingin ekspor sawit, karena memang persyaratan ekspornya tidak terlalu rumit seperti komoditi-komoditi lain. Teman-teman milenial sangat dibutuhkan sekarang ini untuk membantu petani menjualkan produknya ke luar negeri,” kata Amin.
Diakui Amin, dalam memulai ekspor, di awal memang membutuhkan usaha lebih terkait pengurusan legalitas dan persyaratan lain yang harus dipenuhi. Namun, ketika sudah melakukan ekspor dengan legalitas dan persyaratan yang sudah dipenuhi sebelumnya maka hanya tinggal melakukan promosi untuk melakukan kegiatan ekspor selanjutnya.
Owner Creabrush Indonesia, Febri Yunarta dalam sharing session-nya mengatakan, “Animo dan potensi ekspor produk kelapa sawit Indonesia di pasar global cukup bagus dan menjanjikan. Hal ini lantaran, pasar luar negeri saat ini tengah menggaungkan produk-produk eco-friendly”.
Perlu diketahui, Creabrush Indonesia saat ini sudah mampu mengolah lukisan, tas, sendal, cover book, bahkan kotak tisu dari lidi dan tandan kosong kelapa sawit. Pemasaran produk-produk tersebut sudah dilakukan melalui platform digital. Bahkan, produk-produk tersebut sudah dikenalkan ke Tiongkok dan dalam berbagai pameran lain.
Lihat Juga: Curi Perhatian Ratusan Investor, 4 Startup Finalis Grab Ventures Velocity Ikuti Coaching Intensif
"Dulu, ekspor memang hanya bisa dijajaki oleh perusahaan besar. Tapi dengan digital, teman-teman [start-up] bisa punya peluang yang sama untuk mengakses pasar global," ujar Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi, dalam gelar wicara Generasi Sawit bertajuk Sawit Komoditas Ekspor Strategis & Peluang Startup dalam Ekspor Sawit dan Turunannya di kutip, Senin (4/7/2022).
Tofan menjelaskan, sektor sawit memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu pertimbangannya adalah permintaan pasar global yang besar terhadap komoditas sawit.
Tofan kemudian menyarankan agar para pelaku perusahaan rintisan untuk menyasar akses pasar kecil, yakni negara-negara yang membutuhkan pasokan produk sawit namun belum terjangkau oleh swasta dan pemerintah.
"Cari peluang-peluang yang mikro atau individual, itu belum tergarap. Kalau perusahaan besar tidak bisa masuk ke situ, mestinya teman-teman skala UMKM bisa masuk," kata Tofan.
Seperti diketahui, sawit merupakan sumber devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2021, data GAPKI mencatat, komoditas sawit mampu menyumbangkan devisa ekspor senilai USD35 miliar atau lebih dari Rp500 triliun.
Selain itu, bahwa potensi ekspor minyak sawit tidak hanya terbuka untuk produk utama komoditas tersebut yang berupa minyak, tetapi sangat luas dalam bentuk produk turunannya. Bahkan menariknya, limbah kering yang berupa tandan kosong kelapa sawit dan cangkang atau bungkil sawit serta limbah cair kelapa sawit memiliki nilai guna dan ekonomis yang sangat tinggi.
CEO & Founder ekspor.id Choirul Amin mengatakan bahwa sawit bukan merupakan komoditi yang rumit untuk diekspor. Beberapa hal umum yang perlu dipersiapkan di antaranya hanya COA, kemudian masuk ke laboratorium untuk pengecekan produk, lalu mengajukan dan memenuhi persyaratan ekspor ke Kementerian Perdagangan.
“Sangat possible bagi teman-teman yang ingin ekspor sawit, karena memang persyaratan ekspornya tidak terlalu rumit seperti komoditi-komoditi lain. Teman-teman milenial sangat dibutuhkan sekarang ini untuk membantu petani menjualkan produknya ke luar negeri,” kata Amin.
Diakui Amin, dalam memulai ekspor, di awal memang membutuhkan usaha lebih terkait pengurusan legalitas dan persyaratan lain yang harus dipenuhi. Namun, ketika sudah melakukan ekspor dengan legalitas dan persyaratan yang sudah dipenuhi sebelumnya maka hanya tinggal melakukan promosi untuk melakukan kegiatan ekspor selanjutnya.
Owner Creabrush Indonesia, Febri Yunarta dalam sharing session-nya mengatakan, “Animo dan potensi ekspor produk kelapa sawit Indonesia di pasar global cukup bagus dan menjanjikan. Hal ini lantaran, pasar luar negeri saat ini tengah menggaungkan produk-produk eco-friendly”.
Perlu diketahui, Creabrush Indonesia saat ini sudah mampu mengolah lukisan, tas, sendal, cover book, bahkan kotak tisu dari lidi dan tandan kosong kelapa sawit. Pemasaran produk-produk tersebut sudah dilakukan melalui platform digital. Bahkan, produk-produk tersebut sudah dikenalkan ke Tiongkok dan dalam berbagai pameran lain.
Lihat Juga: Curi Perhatian Ratusan Investor, 4 Startup Finalis Grab Ventures Velocity Ikuti Coaching Intensif
(uka)