Luhut Dorong Ekspor Minyak Sawit Besar-besaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk menambah pengalian kuota ekspor CPO yang semula 5 menjadi 7 kali lipat dari jumlah domestic market obligation (DMO) produsen minyak goreng yang sudah memenuhi kapasitas di dalam negeri.
Kebijakan itu dilakukan lantaran kapasitas tangki-tangki yang ada dalam waktu dekat akan kembali penuh. Selain itu, mengingat masih rendahnya harga tandan buah segar (TBS) sawit di sisi petani.
"Saya minta Kemendag untuk dapat meningkatkan pengali jumlah ekspor menjadi 7 kali untuk ekspor sejak 1 Juli ini dengan tujuan utama untuk menaikkan harga TBS di petani secara signifikan,” ujar Menko Luhut dikutip dari keterangan resminya, Senin (4/7/2022).
Luhut menerangkan, hingga akhir Juni, total minyak goreng curah yang disalurkan sebagai bagian DMO produsen minyak goreng telah mencapai lebih dari 270 ribu ton.
"Alokasi ekspor dari program DMO juga dapat dipergunakan selama 6 bulan, dan sebagian telah dikonversi menjadi hak ekspor," sambungnya.
Di samping itu, Luhut pun memastikan bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya menemukan keseimbangan antara target dari sisi hulu hingga hilir terkait pengendalian minyak goreng.
"Saat ini harga minyak goreng telah mencapai Rp14.000 per liter di Jawa-Bali, sehingga kebijakan di sisi hulu dapat kita mulai relaksasi secara hati-hati untuk mempercepat ekspor dan memperbaiki harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani," ucapnya.
Pemerintah, lanjut Luhut, juga sepakat akan segera mendorong penyesuaian harga MGCR di luar Jawa-Bali yang masih belum sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
Kebijakan itu dilakukan lantaran kapasitas tangki-tangki yang ada dalam waktu dekat akan kembali penuh. Selain itu, mengingat masih rendahnya harga tandan buah segar (TBS) sawit di sisi petani.
"Saya minta Kemendag untuk dapat meningkatkan pengali jumlah ekspor menjadi 7 kali untuk ekspor sejak 1 Juli ini dengan tujuan utama untuk menaikkan harga TBS di petani secara signifikan,” ujar Menko Luhut dikutip dari keterangan resminya, Senin (4/7/2022).
Luhut menerangkan, hingga akhir Juni, total minyak goreng curah yang disalurkan sebagai bagian DMO produsen minyak goreng telah mencapai lebih dari 270 ribu ton.
"Alokasi ekspor dari program DMO juga dapat dipergunakan selama 6 bulan, dan sebagian telah dikonversi menjadi hak ekspor," sambungnya.
Di samping itu, Luhut pun memastikan bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya menemukan keseimbangan antara target dari sisi hulu hingga hilir terkait pengendalian minyak goreng.
"Saat ini harga minyak goreng telah mencapai Rp14.000 per liter di Jawa-Bali, sehingga kebijakan di sisi hulu dapat kita mulai relaksasi secara hati-hati untuk mempercepat ekspor dan memperbaiki harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani," ucapnya.
Pemerintah, lanjut Luhut, juga sepakat akan segera mendorong penyesuaian harga MGCR di luar Jawa-Bali yang masih belum sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
(uka)