Ini Sederet Masalah Dunia, dari Utang hingga Ancaman Kenaikan Harga

Jum'at, 08 Juli 2022 - 11:01 WIB
loading...
A A A
"Ini isu lama yang bergulir sejak masa lalu, bagaimana mendorong perpajakan internasional yang lebih fair untuk seluruh dunia, dan juga tentang agenda keempat, tentang transition finance, ekonomi hijau," ucapnya.

Ketika berbicara mengenai ekonomi hijau, tidak hanya berbicara mengenai "hijau"nya saja, tetapi bagaimana bertransisi menuju kehijauan tersebut, karena Indonesia memulainya dari 0.

"Memulai dari isu pembangkit listrik batu bara yang sudah dimiliki, tetapi terkait isunya, bukan hanya membangun "green", tetapi bagaimana membangun renewable dan juga mengurus batu bara yang sudah ada, bagaimana mengurus pembangkit listrik batu bara yang kita miliki," terangnya.

"Apakah kita nyalakan terus, atau kita setel, nyetelnya gimana? Apakah dimatikan saja, tapi di masa lalu hitung-hitungannya sudah ada semua mengenai proyeknya, investasinya, pembiayaan, dan komitmen-komitmen kontrak jangka panjang, gimana ngurusnya?," sambung Suahasil.

Dia menjelaskan, transisi ini bukan hanya soal membangun yang baru, tetapi juga mengurus hal yang sudah lama. Ini menjadi suatu hal yang sangat broad based, dia menekankan bahwa sekali lagi, ini adalah masalah dunia. Belum lagi, beberapa bulan terakhir terjadi perang Rusia-Ukraina.

"Kalau perang, apa yang terjadi? Kita melihat fenomena-fenomena harga meningkat, komoditas internasional meningkat, bahkan soal transition economy itu kita dengar, sudah ada 1-2 negara di Eropa yang mengatakan "kalau begini, kita hidupin lagi deh pembangkit listrik batu bara kita", AS mengatakan, "kalau gini, saya rilis deh cadangan minyak saya", cadangan minyak adalah fossil fuel, dan ada negara seperti Indonesia, jadi kita tambah deh subsidi dan kompensasi energi," ungkap Suahasil.



Dalam jangka pendek, subsidi dan kompensasi energi ini, kata dia, adalah bentuk survival untuk melindungi masyarakat. Jerman misalkan, ingin menyalakan kembali pembangkit listrik tenaga batu baranya karena sebentar lagi musim dingin, jika pasokan gas tidak ada, maka negaranya tidak bisa menyediakan listrik untuk rakyatnya.

"AS merilis cadangan minyaknya ya juga untuk perlindungan masyarakatnya. Kalau Indonesia mengatakan tambah subsidi dan kompensasi, itu melindungi masyarakat supaya harga tidak terlalu cepat naik, karena kita tahu fenomena yang kita hadapi adalah kenaikan harga. Jangka pendek kita terima, tapi jangka menengah dan panjang kita masih akan bicarakan mengenai transisi menuju green economy," pungkas Suahasil.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)