Rusia Stop Aliran Gas ke Jerman hingga 21 Juli, Bencana Ekonomi Menghantui
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mulai awal pekan kemarin waktu setempat mulai mematikan aliran gas yang melalui Nord Stream 1 ke Jerman , karena adanya perbaikan. Namun keputusan ini membuat para pejabat Jerman khawatir bahwa pasokan gas Rusia bakal diputus secara permanen setelah perbaikan selesai.
Jika benar Rusia menghentikan aliran gas secara total, bakal berpotensi menghadirkan bencana ekonomi bagi Jerman. Para pejabat Jerman mengaku, belum mengetahui apakah monopoli ekspor gas yang dikendalikanGazprom akan memulai kembali pengiriman melalui Nord Stream 1 setelah periode pemeliharaan berakhir pada 21 Juli.
"Kami mendapatkan sinyal yang sangat berbeda dari Rusia," kata Kepala Badan Jaringan Federal, regulator energi Jerman, Klaus MĂĽller kepada ZDF TV pada hari Senin.
Jika Moskow tidak melanjutkan pasokan pada atau sekitar tanggal 21 Juli "itu akan menjadi sangat buruk," tambahnya.
Sementara itu pasokan gas Rusia ke Italia juga berkurang pada hari Senin, kemarin. Eni, perusahaan energi terbesar di negara itu mengatakan, bahwa Gazprom akan memasok 21 juta meter kubik gas untuk hari itu.
Namun terjadi penurunan hampir sepertiga dibandingkan dengan rata-rata 32 juta meter kubik yang telah dikirim selama beberapa hari terakhir.
Wakil Sekretaris Pemerintah Italia, Roberto Garofoli mengutarakan, krisis energi menjadi "sangat serius" karena bisnis dan rumah tangga bersiap untuk penjatahan energi dalam upaya mengurangi dampak penurunan pasokan.
Masalah gas yang dipasok melalui Nord Stream 1 telah menjadi salah satu titik krusial dalam hubungan yang semakin sengit antara Rusia dan Eropa atas perang Moskow di Ukraina.
Bulan lalu Rusia mengurangi aliran gas melalui pipa bawah air, yang memiliki kapasitas 55 miliar meter kubik per tahun, sebesar 60%. Moskow menyalahkan keterlambatan pengembalian turbin dari Kanada, membuat perbaikan tersendat.
Langkah itu menghambat upaya Jerman untuk membangun kembali penyimpanan gas mereka menjelang musim dingin, ketika permintaan gas jauh lebih besar.
Sejak Rusia memangkas kapasitas di Nord Stream 1, patokan harga gas Eropa TTF telah naik berlipat ganda mencapai 170 euro per megawatt jam. Harga untuk kontrak utama pengiriman bulan depan relatif stabil pada hari Senin, hanya naik 0,5%.
Turbin yang dibutuhkan untuk perbaikan pipa gas Nord Stream 1 sedang diperbaiki oleh Jerman Siemens Energy di pabriknya di Montreal. Tetapi Kanada memblokir pengirimannya kembali ke Rusia, sebagai bagian sanksi yang telah dijatuhkannya pada sektor energi Rusia.
Harapan resolusi untuk konflik meningkat selama akhir pekan ketika pemerintah Kanada memberikan pengecualian atas sanksinya yang memungkinkan Siemens untuk mengangkut turbin kembali ke Jerman. Siemens Energy mengatakan, sedang mengerjakan persetujuan dan logistik agar bisa mengirimkan peralatan sesegera mungkin.
Namun, ada skeptisisme yang meluas di Berlin bahwa tidak adanya turbin hanya alasan Rusia untuk menghentikan aliran gasnya sebagai upaya balasan. Menteri Ekonomi, Robert Habeck mengatakan itu hanya "dalih" dan menuduh Rusia menjadikan ekspor energinya sebagai senjata untuk dengan sengaja melukai ekonomi Jerman.
Karena alasan itu, kekhawatiran tumbuh bahwa Rusia tidak berniat melanjutkan pasokan setelah periode pemeliharaan Nord Stream 1 selesai.
Jika benar Rusia menghentikan aliran gas secara total, bakal berpotensi menghadirkan bencana ekonomi bagi Jerman. Para pejabat Jerman mengaku, belum mengetahui apakah monopoli ekspor gas yang dikendalikanGazprom akan memulai kembali pengiriman melalui Nord Stream 1 setelah periode pemeliharaan berakhir pada 21 Juli.
"Kami mendapatkan sinyal yang sangat berbeda dari Rusia," kata Kepala Badan Jaringan Federal, regulator energi Jerman, Klaus MĂĽller kepada ZDF TV pada hari Senin.
Jika Moskow tidak melanjutkan pasokan pada atau sekitar tanggal 21 Juli "itu akan menjadi sangat buruk," tambahnya.
Sementara itu pasokan gas Rusia ke Italia juga berkurang pada hari Senin, kemarin. Eni, perusahaan energi terbesar di negara itu mengatakan, bahwa Gazprom akan memasok 21 juta meter kubik gas untuk hari itu.
Namun terjadi penurunan hampir sepertiga dibandingkan dengan rata-rata 32 juta meter kubik yang telah dikirim selama beberapa hari terakhir.
Wakil Sekretaris Pemerintah Italia, Roberto Garofoli mengutarakan, krisis energi menjadi "sangat serius" karena bisnis dan rumah tangga bersiap untuk penjatahan energi dalam upaya mengurangi dampak penurunan pasokan.
Masalah gas yang dipasok melalui Nord Stream 1 telah menjadi salah satu titik krusial dalam hubungan yang semakin sengit antara Rusia dan Eropa atas perang Moskow di Ukraina.
Bulan lalu Rusia mengurangi aliran gas melalui pipa bawah air, yang memiliki kapasitas 55 miliar meter kubik per tahun, sebesar 60%. Moskow menyalahkan keterlambatan pengembalian turbin dari Kanada, membuat perbaikan tersendat.
Langkah itu menghambat upaya Jerman untuk membangun kembali penyimpanan gas mereka menjelang musim dingin, ketika permintaan gas jauh lebih besar.
Sejak Rusia memangkas kapasitas di Nord Stream 1, patokan harga gas Eropa TTF telah naik berlipat ganda mencapai 170 euro per megawatt jam. Harga untuk kontrak utama pengiriman bulan depan relatif stabil pada hari Senin, hanya naik 0,5%.
Turbin yang dibutuhkan untuk perbaikan pipa gas Nord Stream 1 sedang diperbaiki oleh Jerman Siemens Energy di pabriknya di Montreal. Tetapi Kanada memblokir pengirimannya kembali ke Rusia, sebagai bagian sanksi yang telah dijatuhkannya pada sektor energi Rusia.
Harapan resolusi untuk konflik meningkat selama akhir pekan ketika pemerintah Kanada memberikan pengecualian atas sanksinya yang memungkinkan Siemens untuk mengangkut turbin kembali ke Jerman. Siemens Energy mengatakan, sedang mengerjakan persetujuan dan logistik agar bisa mengirimkan peralatan sesegera mungkin.
Namun, ada skeptisisme yang meluas di Berlin bahwa tidak adanya turbin hanya alasan Rusia untuk menghentikan aliran gasnya sebagai upaya balasan. Menteri Ekonomi, Robert Habeck mengatakan itu hanya "dalih" dan menuduh Rusia menjadikan ekspor energinya sebagai senjata untuk dengan sengaja melukai ekonomi Jerman.
Karena alasan itu, kekhawatiran tumbuh bahwa Rusia tidak berniat melanjutkan pasokan setelah periode pemeliharaan Nord Stream 1 selesai.
(akr)