Ditumbuk atau Tidak, Ekspor Lada Hitam Tetap Meningkat

Selasa, 12 Juli 2022 - 22:45 WIB
loading...
Ditumbuk atau Tidak,...
Ekspor lada hitam naik pada kuartal III tahun ini. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Ekspor komoditas lada hitam yang ditumbuk maupun tidak berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada kuartal I tahun 2022 mencapai USD17 juta. Jumlah itu mengalami peningkatan 44,05% dibandingkan dengan periode yang sama di tahunsebelumnya (year on year/yoy).

Baca juga: Indonesia Nikmati Berkah dari Krisis Gas di Eropa

Peningkatan nilai ekspor lada hitam Indonesia juga sejalan dengan volume ekspor pada periode tersebut yang mencapai 4,85 ribu ton atau meningkat 10,16% yoy. Capaian ini melanjutkan tren pada tahun sebelumnya (Januari – Maret 2021) dengan nilai ekspor mencapai USD11,80 juta atau naik 48,8% yoy dan juga volume ekspor mencapai 4,40 ribu ton atau tumbuh 29,34% yoy.

Untuk komoditas lada hitam tidak ditumbuk pada kuartal I tahun 2022 meningkat sebesar 40,47% yoy mencapai USD15,64 juta jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 (USD11,12 juta). Begitu juga dengan ekspor komoditas lada hitam ditumbuk yang mengalami peningkatan secara yoy di kuartal I 2022 sebesar 103,78% yoy atau mencapai USD1,36 juta (dari USD0,67 juta pada Januari-Maret 2021), melanjutkan kenaikan pada kuartal I tahun 2021 yang tumbuh 38,74% yoy.

“Permintaan yang meningkat untuk produk rempah termasuk lada hitam disebabkan oleh mulai pulihnya ekonomi dunia seiring meredanya pandemi Covid-19. Selain itu, daya saing lada hitam Indonesia yang terbilang baik di pasar global menjadi competitive advantage bagi Indonesia dalam melakukan ekspor serta didukung pula oleh utilisasi produk lada hitam pada industri makanan dan minuman,” kata Kepala Divisi Indonesia Eximbank (IEB) Institute LPEI Rini Satriani, Selasa (12/7/2022).

Lada hitam merupakan salah satu komoditi dari sektor perkebunan yang memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai komoditi ekspor, lada hitam memiliki andil dalam menghasilkan devisa negara, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menyediakan kesempatan kerja bagi para petaninya.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI pun turut serta dalam mendukung peningkatan ekspor lada hitam melalui serangkaian program jasa konsultasi, di antaranya dengan diresmikannya Program Desa Devisa Lada Hitam.



Berdasarkan data sebaran eksportir lada hitam Indonesia tahun 2020, Provinsi Lampung merupakan kontributor ekspor lada hitam terbesar di Indonesia dengan estimasi 58,33% dari total nilai ekspor lada hitam Indonesia. Oleh karena itu LPEI melihat potensi Provinsi Lampung merupakan wilayah yang potensial bagi peningkatan kapasitas eksportir melalui program Desa Devisa Klaster Lada Hitam yang saat ini tengah dilaksanakan bersama Kementerian Perindustrian RI.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2083 seconds (0.1#10.140)