Pilar Utama Transisi Energi, Sri Mulyani: Mengurangi Batu Bara di Sektor Tenaga Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada dua pilar utama dalam transisi energi , dimana salah satunya membatasi penggunaan batu bara . Diterangkan juga bahwa sektor penghijauan dan perubahan iklim menjadi prioritas Pemerintah.
Hal ini disampaikan dalam Acara Launching Ceremony of the 2022-2025 Islamic Development Bank (IsDB) Group Member Country Partnership Strategy for Indonesia. Indonesia telah mengumumkan National Determined Contribution (NDC) untuk mengurangi emisi karbondioksida (CO2) yaitu sebesar 29% dengan upaya sendiri atau sebesar 41% dengan dukungan internasional.
“Kami telah menerjemahkan NDC ini pada program perubahan iklim di dua bidang yang sangat penting, yaitu energi dan kehutanan,” ungkap Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Di bidang energi, Sri Mulyani yang pernah menjabat Direktur Bank Dunia itu menyatakan, Indonesia akan mendorong lebih banyak energi terbarukan serta mengontrol penggunaan batu bara untuk dapat mengurangi emisi CO2 dari penggunaannya.
Hal ini tercermin dengan mekanisme transisi energi yang telah disampaikan Indonesia pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) ke-3 di Bali lalu.
“Indonesia mengumumkan mekanisme transisi energi yang terdiri dari dua pilar yang sangat penting yaitu mengurangi batu bara pada sektor tenaga listrik dan meningkatkan lebih banyak penggunaan energi terbarukan,” jelas Sri Mulyani.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani mendorong IsDB ikut terlibat dalam upaya penanganan iklim ini. Seperti halnya yang disampaikan oleh Presiden IsDB, Mohammad Al Jasser bahwa IsDB memiliki komitmen terhadap perubahan iklim dan pembiayaan hijau.
“Saya mendorong IsDB untuk bekerja sama tidak hanya dengan kementerian, namun juga dengan institusi multilateral lainnya yang juga terlibat dengan kami secara sangat aktif, produktif, serta konstruktif. Ini akan menjadi salah satu area yang berpeluang besar untuk menghasilkan dampak pembangunan yang baik bagi Indonesia,” pungkas Sri Mulyani.
Hal ini disampaikan dalam Acara Launching Ceremony of the 2022-2025 Islamic Development Bank (IsDB) Group Member Country Partnership Strategy for Indonesia. Indonesia telah mengumumkan National Determined Contribution (NDC) untuk mengurangi emisi karbondioksida (CO2) yaitu sebesar 29% dengan upaya sendiri atau sebesar 41% dengan dukungan internasional.
“Kami telah menerjemahkan NDC ini pada program perubahan iklim di dua bidang yang sangat penting, yaitu energi dan kehutanan,” ungkap Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Di bidang energi, Sri Mulyani yang pernah menjabat Direktur Bank Dunia itu menyatakan, Indonesia akan mendorong lebih banyak energi terbarukan serta mengontrol penggunaan batu bara untuk dapat mengurangi emisi CO2 dari penggunaannya.
Hal ini tercermin dengan mekanisme transisi energi yang telah disampaikan Indonesia pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) ke-3 di Bali lalu.
“Indonesia mengumumkan mekanisme transisi energi yang terdiri dari dua pilar yang sangat penting yaitu mengurangi batu bara pada sektor tenaga listrik dan meningkatkan lebih banyak penggunaan energi terbarukan,” jelas Sri Mulyani.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani mendorong IsDB ikut terlibat dalam upaya penanganan iklim ini. Seperti halnya yang disampaikan oleh Presiden IsDB, Mohammad Al Jasser bahwa IsDB memiliki komitmen terhadap perubahan iklim dan pembiayaan hijau.
“Saya mendorong IsDB untuk bekerja sama tidak hanya dengan kementerian, namun juga dengan institusi multilateral lainnya yang juga terlibat dengan kami secara sangat aktif, produktif, serta konstruktif. Ini akan menjadi salah satu area yang berpeluang besar untuk menghasilkan dampak pembangunan yang baik bagi Indonesia,” pungkas Sri Mulyani.
(akr)