Bekal Digital Jadi Peluang Hadapi Bonus Demografi

Selasa, 19 Juli 2022 - 15:35 WIB
loading...
Bekal Digital Jadi Peluang...
Bekal digital penting menghadapi pasar kerja di masa depan yang lebih fleksible. FOTO/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Pemuda Indonesia akan menghadapi tantangan besar bonus demografi tahun 2030. Kalangan pemuda dengan pendidikan dan keterampilan rendah akan bertemu penduduk muda lain dengan kualifikasi tinggi di pasar kerja yang menyusut karena dampak pandemi.

Besarnya populasi pemuda perlu dibarengi dengan kualitas pendidikan dan keterampilan. Hal itu menjadi bahasan hangat dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 Summit di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/7).

Menurut Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Guy Ryder mengatakan besarnya populasi berusia produktif dapat bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia turut menekankan pentingnya meningkatkan akses pelatihan berkelanjutan dalam menghadapi pasar kerja.

"Ketika kita melihat bonus demografi tidak selalu menjadi beban khususnya negara berkembang. Kita perlu memastikan bahwa anak muda memiliki akses ke pekerjaan yang layak agar bisa menangkap peluang bonus demografi," kata dia.



Menurut dia tantangan bonus demografi justru menjadi peluang berkolaborasi mendesain perlindungan sosial dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.

Hal senada dikatakan Co-Chair T20 Taskforce Inequality, Human Capital, and Well-Being Vivi Alatas. Perlindungan sosial, kata dia, menjadi penting untuk membantu generasi muda mencegah, memitigasi, dan tangguh menghadapi tantangan bonus demografi.

"Bentuknya bukan hanya jaring keamanan atau safety net, tetapi juga trampolin keamanan, artinya, mereka bisa bounce back dan mencapai potensi maksimal mereka," jelasnya.

Bekal Digital

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menegaskan dalam menhadapi tantangan bosnus demografi perlu memberikan bekal kemampuan digitalisasi bagi generasi muda baik telekomunikasi maupun IT. Tidak hanya itu, bekal wirausaha juga penting berorientasi terhadap pembangunan berkelanjutan.

"Kita harus bisa mengembangkan keterampilan ini supaya mereka bisa mengambil kesempatan. Fokus indonesia tidak hanya mengembangkan tenaga kerja di masa depan, tetapi juga para entrepreneur masa depan," kata dia.

Menteri Negara Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Singapura Alvin Tan mengatakan hal yang sama. Masa depan dunia kerja sudah sangat berubah. Ia beranggapan dunia kerja saat ini jauh lebih fleksibel seiring adanya pandemi Covid-19.



Sekarang orang bisa bekerja dari mana saja sehingga kesempatan kerja menjadi lebih tersebar. "Pemuda dituntut lebih luwes dan bisa memahami konteks budaya serta bisa memastikan bisa berbicara berbagai bahasa dan berhubungan jenis organisasi baik di sisi pemerintah, swasta maupun sosial," jelasnya.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2172 seconds (0.1#10.140)