Realisasi Investasi Kuartal II Rp302,2 T, Menteri Bahlil: Menyerap 320 Ribu Pekerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi pada kuartal II 2022 mencapai Rp302,2 triliun. Nilai tersebut naik 7,07% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi investasi pada kuartal II tahun ini naik 35,5%. Realisasi investasi pada kuartal tersebut, Bahlil mengungkapkan telah berhasil menyerap setidaknya 320.534 orang. Jumlah tersebut naik 2,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kalau kuartal II di bandingkan dengan kuartal pertama, itu lapangan pekerjaan naiknya sendikit, harus jujur ini saya," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantornya, Rabu (20/7/2022).
Menteri Bahlil menjelaskan, pada kuartal pertama dari realisasi investasi yang ada berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 319.013, sedangkan pada kuartal II hanya mengalami peningkatan sekitar 1.500 orang atau menjadi 320.543 orang.
Padahal realisasi investasi antar kedua kuartal tersebut hampir meningkatkan sekitar Rp20 triliun. Pada kuartal I tahun 2022 realisasi investasi Rp282,4 triliun, sedangkan pada kuartal II Rp302,2 triliun.
"Disini yang paling besar itu adalah investasi padat modal, mereka membeli mesin-mesin sementara mesin masuk lapangan pekerjaan kan tidak banyak," sambung Bahlil.
Korelasi antara Realisasi Investasi dan Penyerapan tenaga memang tidak selalu berjalan beriringan. Realisasi investasi yang tinggi belum tentu menciptakan banyak lapangan kerja.
Sebab saat ini ke depan sudah bakal banyak teknologi yang siap untuk menggantikan tenaga kerja manusia. Di satu sisi memang lebih efisien dalam hal produktivitas.
"Jadi ke depan kecepatan untuk produksi dan bagaimana ke depan kita juga menciptakan lapangan pekerjaan, ini yang dua duanya sedang kita sedang kejar," kata Bahlil.
Namun demikian menurut Bahlil, masuknya investasi tersebut juga bakal tetap membutuhkan lapangan pekerjaan, karena bagaimanapun tetap membutuhkan rantai pasokan.
"Tapi begitu dia jalan itu akan menciptakan lapangan pekerjaan lagi, karena membutuhkan rantai pasok, dan menimbulkan multiplier effect, pertumbuhan investasi kuartal II tidak berbanding lurus dengan harapan penciptaan lapangan pekerjaan," pungkasnya.
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi investasi pada kuartal II tahun ini naik 35,5%. Realisasi investasi pada kuartal tersebut, Bahlil mengungkapkan telah berhasil menyerap setidaknya 320.534 orang. Jumlah tersebut naik 2,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kalau kuartal II di bandingkan dengan kuartal pertama, itu lapangan pekerjaan naiknya sendikit, harus jujur ini saya," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantornya, Rabu (20/7/2022).
Menteri Bahlil menjelaskan, pada kuartal pertama dari realisasi investasi yang ada berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 319.013, sedangkan pada kuartal II hanya mengalami peningkatan sekitar 1.500 orang atau menjadi 320.543 orang.
Padahal realisasi investasi antar kedua kuartal tersebut hampir meningkatkan sekitar Rp20 triliun. Pada kuartal I tahun 2022 realisasi investasi Rp282,4 triliun, sedangkan pada kuartal II Rp302,2 triliun.
"Disini yang paling besar itu adalah investasi padat modal, mereka membeli mesin-mesin sementara mesin masuk lapangan pekerjaan kan tidak banyak," sambung Bahlil.
Korelasi antara Realisasi Investasi dan Penyerapan tenaga memang tidak selalu berjalan beriringan. Realisasi investasi yang tinggi belum tentu menciptakan banyak lapangan kerja.
Sebab saat ini ke depan sudah bakal banyak teknologi yang siap untuk menggantikan tenaga kerja manusia. Di satu sisi memang lebih efisien dalam hal produktivitas.
"Jadi ke depan kecepatan untuk produksi dan bagaimana ke depan kita juga menciptakan lapangan pekerjaan, ini yang dua duanya sedang kita sedang kejar," kata Bahlil.
Namun demikian menurut Bahlil, masuknya investasi tersebut juga bakal tetap membutuhkan lapangan pekerjaan, karena bagaimanapun tetap membutuhkan rantai pasokan.
"Tapi begitu dia jalan itu akan menciptakan lapangan pekerjaan lagi, karena membutuhkan rantai pasok, dan menimbulkan multiplier effect, pertumbuhan investasi kuartal II tidak berbanding lurus dengan harapan penciptaan lapangan pekerjaan," pungkasnya.
(akr)