PLN UID Jakarta Raya Dukung Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - PLN UID Jakarta Raya konsisten mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Ibu Kota. Selain menyukseskan transisi ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, hal itu juga diharapkan dapat menekan pencemaran udara.
Hal itu diungkapkan General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan pada webinar daring bertajuk "Peran dan Dukungan PLN dalam Membangun Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik" di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
"Pembangunan ekosistem kendaraan listrik akan mengurangi penggunaan energi fosil dengan beralih ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Upaya itu antara lain dilakukan PLN UID Jakarta Raya melalui program Jakarta Smart Electric," jelas Doddy.
Untuk itu, kata Doddy, PLN terus berperan aktif membangun ekosistem kendaraan bermotor listrik, dengan menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). "Di Jakarta saat ini sudah ada SPKLU di 22 lokasi dengan 30 charger. SPLU ada 1.800 lokasi pengisian motor listrik. PLN juga memberikan sejumlah insentif dan siap bermitra untuk pembangunan SPKLU," ujarnya.
Berdasarkan data PLN, lanjut dia, saat ini terdapat 16.473 motor listrik dan 2.106 mobil listrik, 249 unit kendaraan roda tiga elektrik, 57 unit bus listrik dan 9 unit mobil barang elektrik. Dengan semakin berkembangnya jumlah kendaraan listrik, kata dia, dibutuhkan sekitar 60.000 SPKLU pada tahun 2030.
Jumlah itu menurutnya demi mendukung target kendaraan listrik di Indonesia, khususnya kendaraan listrik roda empat yang pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 600.000 unit. "Kita menganut mazhab 1 banding 10. Jadi 1 SPKLU bisa melayani 10 kendaraan listrik, jadi targetnya adalah 60.000 unit SPKLU bisa dibangun pada tahun 2030," paparnya.
Terkait dengan itu, Doddy menegaskan bahwa PLN tidak bisa berjalan sendirian. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini perlu dukungan semua pihak. Karena itu, tegas dia, PLN membuka kerja sama dengan mitra yang tertarik untuk mengembangkan usaha SPKLU di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Perancangan, Standarisasi Teknik dan Bus Listrik TransJakarta Candra Rakhmat mengatakan bahwa ke depan pihaknya akan semakin banyak mengoperasikan bus listrik. Saat ini, bus listrik yang dioperasikan TransJakarta sebanyak 30 unit. "Tahun ini ditargetkan 100 bus listrik akan beroperasi," imbuhnya.
Semakin meningkatnya penggunaan kendaraanlistrik juga diungkapkan oleh Direktur PT Sepeda Untuk Indonesia Iki Sari Dewi. Saat ini pihaknya mengoperasikan total 8.500 kendaraan listrik, terdiri dari mobil dan motor. "Elektrik menjadi prioritas kita. Karena itu kita bekerja sama dengan PLN, Pertamina dan stakeholder terkait untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik ini," tuturnya.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, membangun infrastruktur SPKLU adalah langkah penting untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Karena itu, kata dia, peran PLN dalam hal ini memang dibutuhkan. "Pengembangan SPKLU di awal harus menjadi bisnis hilir PLN. Persis seperti SPBU oleh Pertamina sebelum diliberalisasi," tuturnya.
Agus juga berharap pemerintah terus mendukung pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri dengan menyiapkan regulasi yang diperlukan, seperti standar keselamatan kendaraan listrik, juga dengan memberikan insentif agar harga kendaraan listrik dapat ditekan sehingga makin terjangkau oleh masyarakat.
Hal itu diungkapkan General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan pada webinar daring bertajuk "Peran dan Dukungan PLN dalam Membangun Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik" di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
"Pembangunan ekosistem kendaraan listrik akan mengurangi penggunaan energi fosil dengan beralih ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Upaya itu antara lain dilakukan PLN UID Jakarta Raya melalui program Jakarta Smart Electric," jelas Doddy.
Untuk itu, kata Doddy, PLN terus berperan aktif membangun ekosistem kendaraan bermotor listrik, dengan menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). "Di Jakarta saat ini sudah ada SPKLU di 22 lokasi dengan 30 charger. SPLU ada 1.800 lokasi pengisian motor listrik. PLN juga memberikan sejumlah insentif dan siap bermitra untuk pembangunan SPKLU," ujarnya.
Berdasarkan data PLN, lanjut dia, saat ini terdapat 16.473 motor listrik dan 2.106 mobil listrik, 249 unit kendaraan roda tiga elektrik, 57 unit bus listrik dan 9 unit mobil barang elektrik. Dengan semakin berkembangnya jumlah kendaraan listrik, kata dia, dibutuhkan sekitar 60.000 SPKLU pada tahun 2030.
Jumlah itu menurutnya demi mendukung target kendaraan listrik di Indonesia, khususnya kendaraan listrik roda empat yang pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 600.000 unit. "Kita menganut mazhab 1 banding 10. Jadi 1 SPKLU bisa melayani 10 kendaraan listrik, jadi targetnya adalah 60.000 unit SPKLU bisa dibangun pada tahun 2030," paparnya.
Terkait dengan itu, Doddy menegaskan bahwa PLN tidak bisa berjalan sendirian. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini perlu dukungan semua pihak. Karena itu, tegas dia, PLN membuka kerja sama dengan mitra yang tertarik untuk mengembangkan usaha SPKLU di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Perancangan, Standarisasi Teknik dan Bus Listrik TransJakarta Candra Rakhmat mengatakan bahwa ke depan pihaknya akan semakin banyak mengoperasikan bus listrik. Saat ini, bus listrik yang dioperasikan TransJakarta sebanyak 30 unit. "Tahun ini ditargetkan 100 bus listrik akan beroperasi," imbuhnya.
Semakin meningkatnya penggunaan kendaraanlistrik juga diungkapkan oleh Direktur PT Sepeda Untuk Indonesia Iki Sari Dewi. Saat ini pihaknya mengoperasikan total 8.500 kendaraan listrik, terdiri dari mobil dan motor. "Elektrik menjadi prioritas kita. Karena itu kita bekerja sama dengan PLN, Pertamina dan stakeholder terkait untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik ini," tuturnya.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, membangun infrastruktur SPKLU adalah langkah penting untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Karena itu, kata dia, peran PLN dalam hal ini memang dibutuhkan. "Pengembangan SPKLU di awal harus menjadi bisnis hilir PLN. Persis seperti SPBU oleh Pertamina sebelum diliberalisasi," tuturnya.
Agus juga berharap pemerintah terus mendukung pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri dengan menyiapkan regulasi yang diperlukan, seperti standar keselamatan kendaraan listrik, juga dengan memberikan insentif agar harga kendaraan listrik dapat ditekan sehingga makin terjangkau oleh masyarakat.
(fai)