Penipuan Online Marak, Bentengi Data Pribadi dari Risiko Peretasan

Minggu, 24 Juli 2022 - 21:21 WIB
loading...
Penipuan Online Marak, Bentengi Data Pribadi dari Risiko Peretasan
Informasi pribadi atau atribut digital seperti tanggal lahir dan NIK bisa diretas, dilanggar, disalin atau dicuri. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
JAKARTA - Teknologi digital menawarkan banyak manfaat dan kemudahan tapi juga membuka peluang sejuta kejahatan. Agar tidak menjadi korban kejahatan siber atau cyber crime, masyarakat harus bisa menjaga keamanan data pribadinya di internet.

Dalam webinar Makin Cakap Digital dengan topik “Tips dan Trik Terhindar dari Penipuan Online”, Jumat (15/7), relawan TIK Kalsel Mohammad Adi Bagus Tri P mengingatkan maraknya kejahatan siber.

Berdasarkan Loka Data, kejahatan siber di Indonesia telah mencapai 6.388 kasus sejak tahun 2019 hingga 22 Mei 2020. Kasus tertinggi adalah penipuan online, pornografi, akses ilegal, dan pencurian data.

“Ingat bahwa informasi pribadi atau atribut digital seperti tanggal lahir dan NIK bisa diretas, dilanggar, disalin atau dicuri,” ujarnya, dikutip Minggu (24/7/2022).



Jawara Internet Sehat 2022 Kalsel itu menyebutkan beberapa celah kebocoran digital di antaranya dari penggunaan jaringan wifi publik, upaya phishing, password yang lemah, pengaturan lokasi pada ponsel pintar, dan pengikut baru yang tidak dikenal di media sosial (medsos).

“Banyak kemudahan dan manfaat yang disediakan dunia digital tapi kita harus berhati-hati bahwa satu kemudahan seribu manfaat ini membuka peluang sejuta kejahatan tanpa kita sadari. Jadi, ayo kenali dunia digital dan jaga privasi kamu,” tuturnya dalam webinar yang ditujukan untuk komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya.

Relawan TIK Bandar Lampung Aliy Hafiz menambahkan, dalam bermedsos terdapat fitur keamanan yang bisa diatur untuk mencegah atau meminimalisasi risiko kejahatan siber. Misalnya dengan setelan privasi, setelan lokasi, dan rutin mengganti password.

“Pastikan keamanan dari gawai dan media digital yang kamu punya termasuk medsos dan aplikasi perpesanan dengan menggunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (two factor authentication),” saran Jawara Internet Sehat 2022.



Tips lainnya, sambung Aliy, selalu waspada akan tautan yang tak dikenal dan jangan membuka file atau tautan tidak dikenal yang dikirimkan lewat email, medsos atau aplikasi chatting. Selain itu, jangan meng-install aplikasi sembarangan, selalu pastikan dari sumber terpercaya.

Sementara itu, A Nur Aisyah Rusnali selaku Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Bone menekankan pentingnya memahami netiket sebagai upaya membentengi diri dari tindakan negatif di platform digital.

“Masyarakat juga harus berhati-hati karena semua yang dibagikan di medsos akan menjadi data abadi yang bisa diakses dan dikonsumsi oleh siapapun,” tandasnya.

Lebih lanjut, Nur membeberkan beberapa jenis penipuan online di medsos seperti link hadiah atau diskon, trading online, selfie dengan identitas pribadi, transfer dana, pengambilalihan akun, dan penipuan lewat pamer kekayaan di medsos.

“Ini sudah banyak makan korban. Seseorang yang di medsos terlihat ‘wow’, ternyata dia memanfaatkan itu untuk menipu orang lain. Jadi, hati-hati dan jangan mudah percaya dengan orang hanya sekadar melihat medsosnya,” tukasnya.



Webinar Makin Cakap Digital merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2100 seconds (0.1#10.140)