Makin Seret, Aliran Gas Rusia ke Eropa Tinggal 20%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan energi Rusia, Gazprom, dikabarkan bakal menghentikan pengoperasian turbin Siemens lainnya. Akibatnya, pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 tidak akan melebihi 33 juta meter kubik per hari mulai 27 Juli, atau hanya sekitar 20% dari kapasitas pipa.
Mengutip harian bisnis Kommersant, RT.com pada Senin (25/7/2022) melaporkan bahwa Gazprom menyatakan keputusan untuk mematikan turbin tersebut dibuat berdasarkan kondisi teknis dan perbaikan yang tengah dilakukan.
Sementara itu, Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada alasan teknis untuk pengurangan pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1.
Menurut laporan sebelumnya oleh Kommersant, beberapa dari sembilan turbin di stasiun kompresor Portovaya membutuhkan perbaikan. Makalah itu mencatat bahwa Gazprom belum mengizinkan perbaikan lebih lanjut, dan satu turbin membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk diperbaiki. Perjanjian lisensi saat ini memungkinkan Siemens Energy menerima 5 turbin lagi untuk diperbaiki sebelum akhir tahun 2024.
Sebelumnya, turbin Siemens yang telah dikirim Gazprom ke Montreal, Kanada, untuk diperbaiki tidak dikembalikan tepat waktu karena sanksi Ottawa terhadap Moskow. Gazprom menyebut penundaan itu sebagai alasan pengurangan 60% aliran gas ke Jerman bulan lalu.
Kanada akhirnya mengirim suku cadang tersebut ke Jerman, yang hingga saat ini sedang menunggu pengiriman ke Rusia. Gazprom menyatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa dokumen yang diterimanya dari Kanada dan Siemens mengenai pengiriman turbin tidak menjernihkan pertanyaan terkait sanksi.
Pekan lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyarankan agar Berlin tidak lagi bergantung pada Moskow dalam hal pasokan gas dan mengatakan dia tidak yakin dengan pernyataan Rusia bahwa perbaikan turbin Siemens yang tertunda diperlukan untuk berfungsinya pipa gas Nord Stream 1 secara penuh.
Moskow menolak klaim tersebut. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa penurunan volume pasokan gas dari pipa Nord Stream 1 disebabkan oleh masalah teknis akibat sanksi Barat.
Nord Stream 1 adalah penghubung gas terbesar Rusia ke Eropa, dengan kapasitas 55 miliar meter kubik per tahun. Melansir Reuters, dengan adanya berita buruk tersebut, kontrak gas Belanda untuk bulan depan yang menjadi patokan Eropa, naik 9,2%.
Uni Eropa telah berulang kali menuduh Rusia menggunakan pemerasan energi, sementara Kremlin mengatakan gangguan itu disebabkan oleh masalah pemeliharaan dan efek sanksi Barat.
Politisi Eropa mengatakan bahwa Rusia dapat memangkas aliran gas pada musim dingin ini, yang akan mendorong Jerman ke dalam resesi dan menyebabkan melonjaknya harga bagi konsumen yang sudah bergulat dengan harga makanan dan energi yang lebih tinggi.
Mengutip harian bisnis Kommersant, RT.com pada Senin (25/7/2022) melaporkan bahwa Gazprom menyatakan keputusan untuk mematikan turbin tersebut dibuat berdasarkan kondisi teknis dan perbaikan yang tengah dilakukan.
Sementara itu, Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada alasan teknis untuk pengurangan pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1.
Menurut laporan sebelumnya oleh Kommersant, beberapa dari sembilan turbin di stasiun kompresor Portovaya membutuhkan perbaikan. Makalah itu mencatat bahwa Gazprom belum mengizinkan perbaikan lebih lanjut, dan satu turbin membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk diperbaiki. Perjanjian lisensi saat ini memungkinkan Siemens Energy menerima 5 turbin lagi untuk diperbaiki sebelum akhir tahun 2024.
Sebelumnya, turbin Siemens yang telah dikirim Gazprom ke Montreal, Kanada, untuk diperbaiki tidak dikembalikan tepat waktu karena sanksi Ottawa terhadap Moskow. Gazprom menyebut penundaan itu sebagai alasan pengurangan 60% aliran gas ke Jerman bulan lalu.
Kanada akhirnya mengirim suku cadang tersebut ke Jerman, yang hingga saat ini sedang menunggu pengiriman ke Rusia. Gazprom menyatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa dokumen yang diterimanya dari Kanada dan Siemens mengenai pengiriman turbin tidak menjernihkan pertanyaan terkait sanksi.
Pekan lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyarankan agar Berlin tidak lagi bergantung pada Moskow dalam hal pasokan gas dan mengatakan dia tidak yakin dengan pernyataan Rusia bahwa perbaikan turbin Siemens yang tertunda diperlukan untuk berfungsinya pipa gas Nord Stream 1 secara penuh.
Moskow menolak klaim tersebut. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa penurunan volume pasokan gas dari pipa Nord Stream 1 disebabkan oleh masalah teknis akibat sanksi Barat.
Nord Stream 1 adalah penghubung gas terbesar Rusia ke Eropa, dengan kapasitas 55 miliar meter kubik per tahun. Melansir Reuters, dengan adanya berita buruk tersebut, kontrak gas Belanda untuk bulan depan yang menjadi patokan Eropa, naik 9,2%.
Uni Eropa telah berulang kali menuduh Rusia menggunakan pemerasan energi, sementara Kremlin mengatakan gangguan itu disebabkan oleh masalah pemeliharaan dan efek sanksi Barat.
Politisi Eropa mengatakan bahwa Rusia dapat memangkas aliran gas pada musim dingin ini, yang akan mendorong Jerman ke dalam resesi dan menyebabkan melonjaknya harga bagi konsumen yang sudah bergulat dengan harga makanan dan energi yang lebih tinggi.
(fai)