Cetak Laba Terbaik Sepanjang Sejarah, Menteri BUMN Apresiasi BNI
loading...
A
A
A
Lebih lanjut, net interest margin yang stabil di kisaran 4,7% ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I-2022 ini dapat mencapai Rp7,6 triliun atau naik 11,0% (YoY). Laba bersih pun tercapai karena fungsi intermediasi yang terus menguat. Kredit pada semester pertama tahun ini tercatat Rp620,42 triliun, naik semakin positif dengan pertumbuhan 8,9% (YoY).
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI optimis mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal II-2022. Kredit di segmen korporasi menurutnya masih menjadi motor akselerasi kredit BNI. Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan kredit Rp74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal II-2021 yang sebesar Rp59,3 triliun.
"Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi," jelasnya.
Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7% (YoY) menjadi Rp205,3 triliun; segmen large commercial yang tumbuh 31,2% (YoY) menjadi Rp48,5 triliun; segmen small juga tumbuh 10,2% (yoy) dengan nilai kredit Rp100,2 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 7,7% (YoY) menjadi Rp512,3 triliun.
"Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan," katanya.
BNI berharap tren kinerja ekonomi pada semester II-2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7% hingga 10% pada tahun ini.
"Dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, dan transformasi yang kami lakukan sudah mulai menunjukkan hasil, maka kami pun berharap laba tahun ini mampu menembus rekor laba tertinggi sepanjang sejarah BNI," sebutnya.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI optimis mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal II-2022. Kredit di segmen korporasi menurutnya masih menjadi motor akselerasi kredit BNI. Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan kredit Rp74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal II-2021 yang sebesar Rp59,3 triliun.
"Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi," jelasnya.
Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7% (YoY) menjadi Rp205,3 triliun; segmen large commercial yang tumbuh 31,2% (YoY) menjadi Rp48,5 triliun; segmen small juga tumbuh 10,2% (yoy) dengan nilai kredit Rp100,2 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 7,7% (YoY) menjadi Rp512,3 triliun.
"Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan," katanya.
BNI berharap tren kinerja ekonomi pada semester II-2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7% hingga 10% pada tahun ini.
"Dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, dan transformasi yang kami lakukan sudah mulai menunjukkan hasil, maka kami pun berharap laba tahun ini mampu menembus rekor laba tertinggi sepanjang sejarah BNI," sebutnya.
(fai)