Setahun 'Kini Kuliner' Hadir di Tanjung Bunga, UMKM Semringah Kecipratan Cuan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pandemi Covid-19 yang melanda selama lebih dari dua tahun terakhir tidak menjadi penghambat bagi PT Gowa Makassar Tourism Development, Tbk ( GMTD ) untuk terus berinovasi dan menebar manfaat positif.
Hal itu salah satunya tercermin dari inisiatif GMTD yang menghadirkan 'Kini Kuliner' di Tanjung Bunga pada tahun 2021 lalu. Tujuannya untuk menfasilitasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menjajakan produk.
Setahun sejak hadirnya Kini Kuliner di Tanjung Bunga, puluhan pelaku UMKM berhasil mendulang cuan. Satu diantaranya adalah Debby Tandi Limbong, pemilik tenant Bakso Kak Boy Kachak di Kini Kuliner.
Debby, sapaan akrabnya, mengaku hadir di Kini Kuliner sejak September 2021 lalu. Alasannya, prospek dinilai cukup menjanjikan. Kini Kuliner menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang ingin berburu kuliner di kawasan Tanjung Bunga.
Lokasinya sangat strategis, sehingga mudah dijangkau. Keamanan dan kebersihan juga terjamin yang membuat pengunjung nyaman. Lalu dilengkapi pula dengan fasilitas musala dan toilet.
"Saya sudah hampir setahun, lumayan menjanjikan, omzet sekitar Rp300 ribu sampai Rp400 ribu per hari. Weekend paling ramai, bisa tembus Rp500 ribu sampai Rp600 ribu per hari," kata Debby, Kamis (4/8/2022).
Meski demikian, dia juga tidak memungkiri bahwa ada hari-hari tertentu di mana pengunjung cukup sepi. Penjualan pun anjlok. Utamanya saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. "Namanya juga jualan, kadang ramai kadang sepi," sambungnya.
Namun Debby tetap bersyukur, karena usahanya di Kini Kuliner menjadi salah satu sumber pendapatan yang menyokong ekonomi keluarga.
"Kami para tenant sangat terbantu dengan adanya Kini Kuliner menghadapi pandemi, karena waktu juga sangat fleksibel. Antusias warga juga bagus, karena tidak perlu jauh-jauh keluar Tanjung Bunga untuk makan, belum lagi harga di sini terjangkau," ungkapnya.
Public Relations GMTD, Nataziah mengungkapkan, total hampir 40 UMKM yang mengisi tenant di Kini Kuliner dengan kapasitas pengunjung bisa sampai 500 orang.
"Kini Kuliner merupakan tempat wisata kuliner di Tanjung Bunga. Awalnya GMTD ingin memfasilitasi UMKM di kawasan Tanjung Bunga. Dengan konsep berkelanjutan, Kini Kuliner menjadi contoh inisiatif GMTD membawa dampak baik bagi komunitas," jelas Nataziah.
Sebagai salah satu kota mandiri di Kota Makassar, lanjut dia, Tanjung Bunga yang memiliki luas potensial kurang lebih 1.000 hektar memang difokuskan untuk pengembangan kawasan perumahan, komersial dan pariwisata, termasuk perumahan, kavling dan kawasan rekreasi.
"Sebagai kota mandiri , Tanjung Bunga secara tidak langsung menjadi kawasan ramai sehingga ekonomi juga hidup. Banyak lapangan pekerjaan. Dari mulai UMKM hingga usaha skala besar. Ada hotel, mall dll," urai Nataziah.
GMTD juga bertekad untuk menjadikan kawasan Tanjung Bunga sebagai model hunian yang nyaman, aman, layak, sehat dengan berbagai fasilitas yang memudahkan warganya serta memanfaatkan teknologi.
Tanjung Bunga yang saat ini sudah merupakan kota mandiri, diharapkan dapat menjadi model percontohan untuk sebuah kota masa depan. Hal itu menjadi visi utama GMTD.
"GMTD tidak hanya sekadar membangun sebuah kawasan dengan produk itu saja, tetapi melihat dari sisi keberlanjutan yang dapat bermanfaat pada lingkungan dan kelangsungan kehidupan atau dari aspek ESG (environmental, social dan government)," pungkas Nataziah.
Hal itu salah satunya tercermin dari inisiatif GMTD yang menghadirkan 'Kini Kuliner' di Tanjung Bunga pada tahun 2021 lalu. Tujuannya untuk menfasilitasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menjajakan produk.
Setahun sejak hadirnya Kini Kuliner di Tanjung Bunga, puluhan pelaku UMKM berhasil mendulang cuan. Satu diantaranya adalah Debby Tandi Limbong, pemilik tenant Bakso Kak Boy Kachak di Kini Kuliner.
Debby, sapaan akrabnya, mengaku hadir di Kini Kuliner sejak September 2021 lalu. Alasannya, prospek dinilai cukup menjanjikan. Kini Kuliner menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang ingin berburu kuliner di kawasan Tanjung Bunga.
Lokasinya sangat strategis, sehingga mudah dijangkau. Keamanan dan kebersihan juga terjamin yang membuat pengunjung nyaman. Lalu dilengkapi pula dengan fasilitas musala dan toilet.
"Saya sudah hampir setahun, lumayan menjanjikan, omzet sekitar Rp300 ribu sampai Rp400 ribu per hari. Weekend paling ramai, bisa tembus Rp500 ribu sampai Rp600 ribu per hari," kata Debby, Kamis (4/8/2022).
Meski demikian, dia juga tidak memungkiri bahwa ada hari-hari tertentu di mana pengunjung cukup sepi. Penjualan pun anjlok. Utamanya saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. "Namanya juga jualan, kadang ramai kadang sepi," sambungnya.
Namun Debby tetap bersyukur, karena usahanya di Kini Kuliner menjadi salah satu sumber pendapatan yang menyokong ekonomi keluarga.
"Kami para tenant sangat terbantu dengan adanya Kini Kuliner menghadapi pandemi, karena waktu juga sangat fleksibel. Antusias warga juga bagus, karena tidak perlu jauh-jauh keluar Tanjung Bunga untuk makan, belum lagi harga di sini terjangkau," ungkapnya.
Public Relations GMTD, Nataziah mengungkapkan, total hampir 40 UMKM yang mengisi tenant di Kini Kuliner dengan kapasitas pengunjung bisa sampai 500 orang.
"Kini Kuliner merupakan tempat wisata kuliner di Tanjung Bunga. Awalnya GMTD ingin memfasilitasi UMKM di kawasan Tanjung Bunga. Dengan konsep berkelanjutan, Kini Kuliner menjadi contoh inisiatif GMTD membawa dampak baik bagi komunitas," jelas Nataziah.
Sebagai salah satu kota mandiri di Kota Makassar, lanjut dia, Tanjung Bunga yang memiliki luas potensial kurang lebih 1.000 hektar memang difokuskan untuk pengembangan kawasan perumahan, komersial dan pariwisata, termasuk perumahan, kavling dan kawasan rekreasi.
"Sebagai kota mandiri , Tanjung Bunga secara tidak langsung menjadi kawasan ramai sehingga ekonomi juga hidup. Banyak lapangan pekerjaan. Dari mulai UMKM hingga usaha skala besar. Ada hotel, mall dll," urai Nataziah.
GMTD juga bertekad untuk menjadikan kawasan Tanjung Bunga sebagai model hunian yang nyaman, aman, layak, sehat dengan berbagai fasilitas yang memudahkan warganya serta memanfaatkan teknologi.
Tanjung Bunga yang saat ini sudah merupakan kota mandiri, diharapkan dapat menjadi model percontohan untuk sebuah kota masa depan. Hal itu menjadi visi utama GMTD.
"GMTD tidak hanya sekadar membangun sebuah kawasan dengan produk itu saja, tetapi melihat dari sisi keberlanjutan yang dapat bermanfaat pada lingkungan dan kelangsungan kehidupan atau dari aspek ESG (environmental, social dan government)," pungkas Nataziah.
(agn)