Perusahaan Tambang China yang Investasi di Indonesia, Ini Daftarnya
loading...
A
A
A
Mengutip laporan SKK Migas, PetroChina melalui PetroChina International Jabung Ltd merupakan operator Blok Jabung, Jambi. PetroChina telah resmi mendapatkan perpanjangan kontrak sebagai operator WK Jabung selama 20 tahun untuk periode 2023-2043.
PetroChina mengoperasikan WK Jabung sejak 2002. Perlu diketahui selama kurun waktu 2002 - 2020, PetroChina telah menyalurkan investasi sebesar USD 5,71 miliar atau sekitar Rp 81,5 triliun dan lebih dari USD 20 juta atau Rp 285 miliar untuk program-program pemberdayaan masyarakat.
3. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)
IMIP adalah perusahaan patungan antara Tsangshan Steel Holding asal China dan perusahaan lokal PT Bintang Delapan Mineral. Mengutip laporan Kementerian ESDM, IMIP telah membangun smelter feronikel pertama melalui PT Sulawesi Mining Investment di Bahodopi, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 300.000 ton per tahun.
Smelter kedua dibangun PT Indonesia Guang Ching untuk memproduksi 600.000 ton feronikel per tahun. Pada 2021, PT Indonesia Morowali Industrial Park menguasai 50 persen produksi hilir nikel, INCO berkurang 22 persen, ANTM hanya 7 persen, dan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) mengontrol 11 persen. IMIP mengoperasikan industri nikel seluas 2.000 hektare dilengkapi dengan pelabuhan laut, bandara, dan pembangkit listrik dengan kapasitas 2 gigawatt (GW). Investasi awal industri nikel ini mencapai USD 1,5 miliar.
Pada Januari 2020, sekitar 43.000 orang bekerja di kawasan industri termasuk sekitar 5.000 mempekerjakan buruh dari China. Produk dari kawasan industri menghasilkan terutama metalurgi untuk mengembangkan pabrik baterai kendaraan listrik.
PetroChina mengoperasikan WK Jabung sejak 2002. Perlu diketahui selama kurun waktu 2002 - 2020, PetroChina telah menyalurkan investasi sebesar USD 5,71 miliar atau sekitar Rp 81,5 triliun dan lebih dari USD 20 juta atau Rp 285 miliar untuk program-program pemberdayaan masyarakat.
3. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)
IMIP adalah perusahaan patungan antara Tsangshan Steel Holding asal China dan perusahaan lokal PT Bintang Delapan Mineral. Mengutip laporan Kementerian ESDM, IMIP telah membangun smelter feronikel pertama melalui PT Sulawesi Mining Investment di Bahodopi, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 300.000 ton per tahun.
Smelter kedua dibangun PT Indonesia Guang Ching untuk memproduksi 600.000 ton feronikel per tahun. Pada 2021, PT Indonesia Morowali Industrial Park menguasai 50 persen produksi hilir nikel, INCO berkurang 22 persen, ANTM hanya 7 persen, dan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) mengontrol 11 persen. IMIP mengoperasikan industri nikel seluas 2.000 hektare dilengkapi dengan pelabuhan laut, bandara, dan pembangkit listrik dengan kapasitas 2 gigawatt (GW). Investasi awal industri nikel ini mencapai USD 1,5 miliar.
Pada Januari 2020, sekitar 43.000 orang bekerja di kawasan industri termasuk sekitar 5.000 mempekerjakan buruh dari China. Produk dari kawasan industri menghasilkan terutama metalurgi untuk mengembangkan pabrik baterai kendaraan listrik.
(nng)