Sandiaga Uno: Program Pemulihan Ekonomi Berjalan Sangat Pelan

Senin, 29 Juni 2020 - 13:57 WIB
loading...
Sandiaga Uno: Program Pemulihan Ekonomi Berjalan Sangat Pelan
Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti pelannya realisasi program pemulihan ekonomi nasional, saat UMKM menjadi sektor yang paling berdampak akibat pandemi Covid-19. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti pelannya realisasi program pemulihan ekonomi nasional, saat UMKM menjadi sektor yang paling berdampak akibat pandemi Covid-19. Dalam paparannya, Sandiaga menegaskan bahwa kondisi perekonomian di era pandemic Covid-19 saat ini sangat memukul pelaku UKM.

“Birokrasi pemerintah membuat program pemulihan ekonomi nasional ini berjalan sangat pelan. Dan saya lihat ada banyak ruang perbaikan. Kita lihat Presiden Jokowi pagi ini juga menyampaikan kekecewaannya bahwa kementerian teknis masih sekedar doing business as usual dan tidak sigap dalam mengeksekusi program itu,” ujar Sandiaga di Jakarta, Senin (29/6/2020).

( )

Hal ini disampaikan saat Webinar Series bertema “Emerging Business Opportunities post Covid-19: A Golden Age For Entrepreneurs?” yang digelar oleh Indonesia Economic Forum bersama ZACD, Synthesis, Orbit Future Academy dan Chairos. Dalam webninar itu, Sandiaga Salahuddin Uno sebagai salah satu entrepreneur tersohor di Indonesia menjadi pembicara utama serta lainnya Regional Director ZACD Group Marcus Lee.

Di tengah perlambatan pertumbuhan PDB Indonesia menjadi 2,9% di kuartal I lalu, terendah dalam 20 tahun terakhir dan terkontraksi menjadi minus 3% di kuartal kedua, saat pemerintah memberlakukan PSBB penuh. Kondisi itu sangat berdampak pada dua komponen utama perekonomian Indonesia, rumah tangga dan usaha kecil dan menengah (UKM).

( )

Ia menyebutkan, kondisi ini berbeda dengan krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008 dimana UKM dan rumah tangga masih tetap mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional, krisis ekonomi tahun ini meluluh lantakkan UKM sejak tahap-tahap awal pandemi, dimana pertumbuhan penjualan hampir tidak terjadi atau 0%.

"Mengingat UKM menjadi sektor penyumbang tenaga kerja terbesar, sekitar 98%, banyak pekerja terpaksa terkena PHK. Dari semula sekitar 2 juta, 5 juta, saat ini ditaksir mencapai 10-50 juta pekerja di-PHK, termasuk sektor informal," ucapnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1483 seconds (0.1#10.140)