Langkah Erick Benahi BUMN Dinilai Sudah Sesuai Kebutuhan Bisnis

Senin, 29 Juni 2020 - 14:23 WIB
loading...
Langkah Erick Benahi...
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan restrukturisasi dan menempatkan seseorang di perusahaan BUMN dengan argumentasi kapabilitas, profesionalitas, mendukung bisnis di masa depan dinilai wajar. Apalagi BUMN sebagai perusahaan negara memiliki target bisnis sekaligus juga diwajibkan bisa mencapai target dari pemegang saham dalam hal ini pemerintah.

pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai, kalau pun Erick menggunakan pendekatan political appointee alias penunjukan secara politis terhadap seseorang untuk duduk di BUMN, itu juga merupakan hal biasa. Alasannya, karena itu juga dimaksudkan guna menjaga arah perusahaan-perusahaan milik negara tersebut.

"Political appointee sepanjang yang bersangkutan profesional dan mampu mengelola BUMN dengan efektif saya kira wajar saja. Beberapa contoh yang sukses model Robby Djohan atau Iganisius Jonan sudah memberikan bukti tersebut," ujar Toto Pranoto kepada media.

Sekadar catatan, Ignasius Jonan sebelumnya ditunjuk sebagai Dirut PT KAI (Persero) pada tahun 2013. Adapun almarhum Robby Djohan tercatat membesarkan Bank Niaga, lalu menyelamatkan Garuda Indonesia dari kebangkrutan, juga mengantarkan merger besar beberapa bank BUMN menjadi Bank Mandiri.

Perombakan yang terjadi di tubuh BUMN saat ini dinilai sudah sesuai dan objektif dalam arti merujuk pada peraturan yang berlaku. Terlebih, dalam seleksi pemilihan itu sudah melalui kompetisi.

"Seleksi dari awal sudah dilakukan dengan objektif, memperhatikan kompetensi dan track record kandidat, serta memiliki integritas yang kuat untuk meng-handle isu governance yang kompleks di perusahaan plat merah," kata Toto.

(Baca Juga: Muda Usia Harus Matang Kerja)

Ia mencontohkan, penempatan talent muda di salah satu perusahaan BUMN dengan posisi strategis hal wajar saja jika dimaksudkan untuk bisa memberikan inovasi baru di tubuh BUMN.Asalkan ia punya inovasi kuat serta paham arah bisnis BUMN di masa depan. Misal yang ditempatkan di Telkom, harus paham tentang bisnis telko di masa depan.

Sehingga, lanjut Toto, investasi besar Telkom di backbone jaringan harus diimbangi dengan pendapatan besar. Contohnya, di jasa over the top (OTT) yang selama ini hanya dinikmati raksasa seperti Google atau Facebook dan sejenisnya. "Itulah tugas yang diharapkan bisa dipenuhi oleh talent muda tersebut," jelas Toto.

Toto menambahkan, saat ini mendesak untuk terus memperbaiki kinerja BUMN. Apalagi ada tantangan lain dimana tingkat profitabilitas rata-rata BUMN masih rendah yakni rata-rata di bawah 5%. Demikian juga angka return of asset rendah, maka ke depan BUMN harus concern meningkatkan kemampuan laba dan menggerakkan aset agar produktif.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1906 seconds (0.1#10.140)