Hidupkan Ekonomi Hijau, 21 BUMN Kompak Tanam 1 Juta Pohon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 21 Perusahaan BUMN menggodok gerakan tanam 1 juta pohon di Cipelah, Ciwidey, Jawa Barat. Gerakan ini diimplementasikan dalam bentuk pemberian bibit kopi sebanyak 213.756 pohon.
Program yang dinamai Bakti BUMN ini diikuti oleh sejumlah perusahaan pelat merah. Antara lain PT Surveyor Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Pegadaian (Persero), PT Pelindo (Persero), Airnav Indonesia, PT Telkom Indonesia Tbk, PT Pupuk Indonesia (Persero).
Lalu, PT Wijaya Karya (Persero), Jamkrindo, PT Jasa Raharja (Persero), Perum Bulog, Nindya Karya, PT Garuda Indonesia Tbk. Askrindo, Perum Perhutani, PT Kimia Farma Tbk, PT Biofarma (Persero), Sucofindo, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), Perumnas, dan PT Indofarma.
Deputi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata menyebut, program Bakti BUMN merupakan sinergitas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN.
Sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir, lanjut Tedi, program Bakti BUMN harus dilaksanakan secara terintegrasi, terarah dan akuntabel. Dengan kolaborasi antar BUMN, diharapkan program ini dapat menjangkau lebih luas dan terintegrasi. "Program Bakti BUMN itu dampaknya harus terasa dan sustain," ungkap Tedi, Jumat (5/8/2022).
Dia mencatat, BUMN memiliki komitmen bersama untuk menanam 1 juta pohon sebagai bentuk kepedulian BUMN terhadap lingkungan, sejalan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Senada, Direktur Utama Surveyor Indonesia M Haris Witjaksono mengatakan, bantuan yang diberikan berupa bibit kopi ini merupakan dukungan BUMN terhadap program tanam 1 juta pohon sekaligus upaya untuk menjaga kualitas dan produktivitas kopi di Indonesia.
“Penanaman kopi ini bebas deforestasi atau degradasi hutan. Budidaya kopi telah dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata Kelola yang baik,” ungkap dia.
Surveyor Indonesia sebagai inisiator kolaborasi mengalokasikan 22.222 bibit yang disebar ke enam kelompok tani yaitu Wana Mandiri dan KT Rancabali di Kecamatan Rancabali, Giri Tani di Kecamatan Pacet, Layangsari dan Cilaja GM di Kecamatan Cilengkrang, serta kelompok Mekar Tani di Kecamatan Cimenyan dengan total pemanfaatan lahan 29 hektar dan pemberdayaan 329 petani.
Surveyor Indonesia juga berinovasi dengan layanan Traceability Coffee sebagai jawaban dari tantangan regulasi ekspor produk komoditas hutan untuk dapat masuk ke pasar Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.
Dengan layanan Traceability Coffee, konsumen dapat melakukan pelacakan secara mobile untuk memastikan produk kopinya tidak berasal dari wilayah atau kebun yang memiliki asosiasi dengan penggundulan hutan ilegal maupun pembalakan liar.
Program ini juga merupakan komitmen Surveyor Indonesia sebagai agent of development pemerintah dalam mendukung pencapaian
Sustainable Development Goals (SDGs), secara khusus yaitu SDGs nomor 1 tentang Penghapusan Kemiskinan melalui penanaman tanaman komoditi produktif, SDGs nomor 2 tentang Penghapusan Kelaparan melalui dukungan wisata pada wilayah tanam yang juga berdampak langsung pada SDGs no. 3 tentang Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak.
Program ini juga mengampanyekan pencapaian SDGs nomor 13 tentang Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana, dan SDGs nomor 16 tentang Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kokoh melalui kontribusi pada upaya-upaya kepatuhan pada regulasi melalui keterlacakan komoditas hutan yang dapat diekspor serta pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Program yang dinamai Bakti BUMN ini diikuti oleh sejumlah perusahaan pelat merah. Antara lain PT Surveyor Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Pegadaian (Persero), PT Pelindo (Persero), Airnav Indonesia, PT Telkom Indonesia Tbk, PT Pupuk Indonesia (Persero).
Lalu, PT Wijaya Karya (Persero), Jamkrindo, PT Jasa Raharja (Persero), Perum Bulog, Nindya Karya, PT Garuda Indonesia Tbk. Askrindo, Perum Perhutani, PT Kimia Farma Tbk, PT Biofarma (Persero), Sucofindo, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), Perumnas, dan PT Indofarma.
Deputi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata menyebut, program Bakti BUMN merupakan sinergitas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN.
Sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir, lanjut Tedi, program Bakti BUMN harus dilaksanakan secara terintegrasi, terarah dan akuntabel. Dengan kolaborasi antar BUMN, diharapkan program ini dapat menjangkau lebih luas dan terintegrasi. "Program Bakti BUMN itu dampaknya harus terasa dan sustain," ungkap Tedi, Jumat (5/8/2022).
Dia mencatat, BUMN memiliki komitmen bersama untuk menanam 1 juta pohon sebagai bentuk kepedulian BUMN terhadap lingkungan, sejalan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Senada, Direktur Utama Surveyor Indonesia M Haris Witjaksono mengatakan, bantuan yang diberikan berupa bibit kopi ini merupakan dukungan BUMN terhadap program tanam 1 juta pohon sekaligus upaya untuk menjaga kualitas dan produktivitas kopi di Indonesia.
“Penanaman kopi ini bebas deforestasi atau degradasi hutan. Budidaya kopi telah dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata Kelola yang baik,” ungkap dia.
Surveyor Indonesia sebagai inisiator kolaborasi mengalokasikan 22.222 bibit yang disebar ke enam kelompok tani yaitu Wana Mandiri dan KT Rancabali di Kecamatan Rancabali, Giri Tani di Kecamatan Pacet, Layangsari dan Cilaja GM di Kecamatan Cilengkrang, serta kelompok Mekar Tani di Kecamatan Cimenyan dengan total pemanfaatan lahan 29 hektar dan pemberdayaan 329 petani.
Surveyor Indonesia juga berinovasi dengan layanan Traceability Coffee sebagai jawaban dari tantangan regulasi ekspor produk komoditas hutan untuk dapat masuk ke pasar Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.
Dengan layanan Traceability Coffee, konsumen dapat melakukan pelacakan secara mobile untuk memastikan produk kopinya tidak berasal dari wilayah atau kebun yang memiliki asosiasi dengan penggundulan hutan ilegal maupun pembalakan liar.
Program ini juga merupakan komitmen Surveyor Indonesia sebagai agent of development pemerintah dalam mendukung pencapaian
Sustainable Development Goals (SDGs), secara khusus yaitu SDGs nomor 1 tentang Penghapusan Kemiskinan melalui penanaman tanaman komoditi produktif, SDGs nomor 2 tentang Penghapusan Kelaparan melalui dukungan wisata pada wilayah tanam yang juga berdampak langsung pada SDGs no. 3 tentang Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak.
Program ini juga mengampanyekan pencapaian SDGs nomor 13 tentang Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana, dan SDGs nomor 16 tentang Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kokoh melalui kontribusi pada upaya-upaya kepatuhan pada regulasi melalui keterlacakan komoditas hutan yang dapat diekspor serta pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
(ind)