Menelusuri Jejak Jiaozi, Uang Kertas Pertama di Dunia

Selasa, 09 Agustus 2022 - 06:57 WIB
loading...
Menelusuri Jejak Jiaozi, Uang Kertas Pertama di Dunia
Sebelum uang hadir, manusia menggunakan sistem barter untuk mendapatkan suatu barang. Tapi tahukah kamu? bahwa uang kertas pertama di dunia yang diketahui disebut dengan Jiaozi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sebelum uang hadir, manusia menggunakan sistem barter untuk mendapatkan suatu barang. Tapi tahukah kamu? bahwa uang kertas pertama di dunia yang diketahui disebut dengan “Jiaozi”.

Ditemukan di daratan China pada tahun 997 Masehi. Dikutip dari Guiness World Records, mencatat bahwa cikal bakal uang kertas ini adalah “uang terbang”.



Uang terbang digunakan oleh pedagang kaya dan pejabat pemerintah pada masa Dinasti Tang China (618-907 M). Uang terbang ini adalah dokumen yang setara dengan wesel bank pada masa kini.

Uang terbang memungkinkan seseorang menyetor uang dengan pejabat setempat dengan imbalan kwitansi kertas. Kwitansi kertas itu digunakan untuk menebus dengan jumlah uang yang sama di tempat lain.

Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.



Para pejabat dan pedagang di masa itu mulai meninggalkan koin-koin yang berat kepada seorang agen yang dapat dipercaya. Agen tersebut akan mencatat berapa banyak uang yang disimpan oleh pedagang di selembar kertas.

Kertas semacam surat promes yang bernama Jiaozi ini bisa digunakan untuk transaksi perdagangan seperti membeli barang. Kemudian penjual yang menerima surat promes tersebut bisa pergi ke agen dan menebus catatan untuk ditukar dengan koin.

Keberadaan uang terbang pada waktu itu sangat berarti sebab mampu menyederhanakan transaksi. Namun, surat promes yang diproduksi secara pribadi ini masih belum menjadi mata uang yang sebenarnya.

Dikutip dari laman Bank Indonesia (BI) diterangkan bahwa mata uang kertas pertama yang diketahui seperti yang kita pahami hari ini diciptakan di China selama Dinasti Song (960-1279 M) pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong (997-1010 M). Uang kertas ini dapat ditukar dengan uang berbasis koin dan dapat ditukar antarindividu.

Mata uang kertas ini awalnya populer tetapi menjadi terganggu oleh masalah inflasi setelah beberapa dekade. Setelah beberapa dekade terganggu akibat inflasi, Jiaozi kemudian digantikan oleh catatan yang disebut “Huizi”, yang dicetak oleh Dinasti Song (960-1279 M) melalui percetakannya sendiri.

Setiap catatan berukuran kira-kira selembar kertas A4 dan dicetak dari lempengan tembaga. Dalam cetakan tersebut juga disertai dengan ancaman untuk pemalsu di bawahnya. Catatan yang dicetak itu dihiasi dengan denominasi tulisan tangan dan perangko keaslian tinta merah.

Seiring dengan penggunaan uang kertas, China juga mengalami krisis keuangan yang cukup parah. Produksi kertas telah tumbuh sampai nilainya jatuh kemudian mendorong inflasi melambung.

Akibatnya, China menghilangkan uang kertas secara menyeluruh pada 1455 setelah lebih dari 500 tahun menggunakan uang tersebut. Bahkan tidak menggunakannya lagi selama beberapa ratus tahun sesudahnya. Sementara itu, praktik penggunaan uang kertas baru mulai populer di Eropa pada abad ke-17.

Mengutip dari Investopedia, pencetakan uang kertas pada masa lalu sering digunakan sebagai deposan dan peminjam untuk dibawa menggantikan koin logam. Uang kertas ini dapat dibawa ke bank kapan saja dan ditukarkan dengan nilai nominalnya.

Tidak hanya itu, uang kertas tersebut bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa. Saat itu uang kertas dikeluarkan oleh bank dan lembaga swasta. Namun saat ini bank sentral negara yang sekarang bertanggung jawab untuk menerbitkan mata uang.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2594 seconds (0.1#10.140)