Potensi penguatan IHSG dibayangi profit taking

Selasa, 22 April 2014 - 08:33 WIB
Potensi penguatan IHSG dibayangi profit taking
Potensi penguatan IHSG dibayangi profit taking
A A A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada rentang support 4.860-4.872 dan resisten 4.913-4.918.

IHSG membentuk pola spinning di atas middle bollinger band (MBB). MACD masih bergerak landai dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R mulai berbalik arah turun.

Dari pola tersebut tercermin laju IHSG sempat berada di kisaran target support 4.879-4.888 dan resisten 4.910-4.917, sehingga memperlihatkan pertarungan antara volume beli dan jual.

"Jika pelaku pasar masih memiliki keinginan untuk profit taking maka akan membuat IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya," kata Reza, Selasa (22/4/2014).

Menilik lajunya pada perdagangan kemarin, IHSG tampaknya tidak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau. Padahal banyak pelaku pasar yang berharap IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikannya bertepatan dengan perayaan Hari Kartini.

"Seperti yang kami tulis sebelumnya, dengan terbentuknya doji star di atas middle bollinger band dan terbatasnya pergerakan IHSG membuat rawan pembalikan arah jika sentimen yang ada kurang mendukung," kata Reza

Di sisi lain, secara kebetulan, pelemahan ini seiring dengan datangnya Walikota Surabaya ke BEI dalam rangka Kartini Session dengan tamu dan undangan BEI.

"Tetapi, kami lebih melihat pelemahan yang terjadi lebih dikarenakan berkurangnya volume beli karena IHSG sudah mengalami kenaikan dalam beberapa hari, kembali melemahnya nilai tukar rupiah dan imbas dari variatif cenderung melemahnya laju bursa saham Asia," tegas Reza.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.915,20 di awal sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.887,78 jelang preclosing dan berakhir di level 4.892,29. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Dari luar negeri, meski Jepang mengalami kenaikan defisit neraca perdagangan karena tingginya impor tidak membuat Nikkei dan Topix melemah karena diimbangi dengan respon positif pelaku pasar atas melemahnya nila tukar yen.

Di sisi lain, laju bursa saham Tiongkok justru mengalami pelemahan setelah terjadinya aksi jual pada saham-saham kesehatan dan teknologi seiring adanya donwgrade valuasi pada beberapa sahamnya dan adanya kekhawatiran berlangsungnya IPO beberapa emiten secara bersamaan akan membuat outflow dana-dana yang ada di pasar modal negara Tirai Bambu tersebut.

Laju bursa saham Eropa masih dalam zona hijau, namun terjadi dalam kisaran tipis. Pelaku pasar masih mencermati situasi di Ukraina dimana mengkhawatirkan Rusia tidak mematuhi pertemuan Jenewa dengan mengerahkan pasukannya. Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati ekspektasi rilis kinerja kuartal I/2014 dari para emiten.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5090 seconds (0.1#10.140)