Wantannas Dorong Optimalisasi Penyerapan Beras dan Kedelai di Yogyakarta
loading...
A
A
A
Bantuan Deputi Lingkungan Strategi Regional Wantannas Marsekal Pertama TNI Sugeng Wiwoho menambahkan, kunjungan di DIY kali ini juga dimaksudkan untuk mengangkat potensi komoditi kedelai yang tak dimiliki daerah lain. Potensi kedelai itu, kata Sugeng, ada di Kabupaten Bantul.
Wantannas, menurutnya, mendorong peningkatan penyerapan komoditi ini di SRG. "Keunggulan kedelai di sini Bantul, adalah bisa mengekspor dan merangkul akademisi untuk memajukan kedelai," ujar Sugeng.
Fokus peningkatan potensi kedelai di Bantul ini sendiri dilaksanakan menimbang kebutuhan komoditi ini yang sekitar 80 persennya masih diperoleh secara impor. "Ya 80 persen ini masih impor, yang lainnya hanya untuk kecap. Nah, yang untuk dikonsumsi ini. Masyarakat belum menyadari, bahwa tiap hari kita makan tahu tempe, tapi kita belum bisa menanam sendiri," urainya.
Produksi kedelai di Bantul, rencananya didongkrak bersama penghasil lain seperti, Grobogan dan daerah lain di luar pulau Jawa sehingga kebutuhan konsumsi Tanah Air bisa terpenuhi. Di satu sisi, Wantannas juga akan melakukan sosialisasi pemanfaatan SRG kepada pemerintah daerah hingga tingkat petani dan nelayan. Termasuk, melalui koordinasi bersama Kementerian Perdagangan. "Ada 123 SRG yang sudah tersebar di Indonesi. Tapi, yang jalan itu sekitar 40 persen," pungkasnya.
Wantannas, menurutnya, mendorong peningkatan penyerapan komoditi ini di SRG. "Keunggulan kedelai di sini Bantul, adalah bisa mengekspor dan merangkul akademisi untuk memajukan kedelai," ujar Sugeng.
Fokus peningkatan potensi kedelai di Bantul ini sendiri dilaksanakan menimbang kebutuhan komoditi ini yang sekitar 80 persennya masih diperoleh secara impor. "Ya 80 persen ini masih impor, yang lainnya hanya untuk kecap. Nah, yang untuk dikonsumsi ini. Masyarakat belum menyadari, bahwa tiap hari kita makan tahu tempe, tapi kita belum bisa menanam sendiri," urainya.
Produksi kedelai di Bantul, rencananya didongkrak bersama penghasil lain seperti, Grobogan dan daerah lain di luar pulau Jawa sehingga kebutuhan konsumsi Tanah Air bisa terpenuhi. Di satu sisi, Wantannas juga akan melakukan sosialisasi pemanfaatan SRG kepada pemerintah daerah hingga tingkat petani dan nelayan. Termasuk, melalui koordinasi bersama Kementerian Perdagangan. "Ada 123 SRG yang sudah tersebar di Indonesi. Tapi, yang jalan itu sekitar 40 persen," pungkasnya.
(nng)